Cherry mengusap telapak tangannya, sedikit menyesal karena menampar Naron terlalu kencang. Tangannya masih terasa panas. Cherry sendiri juga tak menyangka dia .
Gadis itu tersenyum miring, bangga.
"Heh, senyum-senyum. Nih, mie ayam sama, donat kacang, sama es coconutnya." Lai datang, duduk di depan Cherry.
Ketiganya makan dengan lahap hingga sebuah tangan merah merampas es kelapa Cherry hingga tandas.
Cherry melotot, "Es kelapa gue!" Pekiknya tak terima. Dia belum meminumnya dan kini tanpa dosa Gea datang lalu meminumnya hingga tandas.
"Hoek." Gadis itu bersendawa keras, nyengir lebar. Kedua tangannya yang memerah terbakar matahari meraih tisu lalu mengusapkannya pada wajah dan lehernya yang basah oleh keringat.
"Bagi lah, Cher. Lo gak kasian sama gue habis di pepes? Sialan emang tuh ketos. Gue juga di suruh gunting rumput liar pake gunting kuku lagi. Kurang ajar emang!" Adu nya menggebu-gebu, menggebrak meja lalu merampas minuman Jena.
Jena yang menjadi sasaran menatap datar Gea. Dan Lai langsung mengamankan milkshakenya, memeluknya dengan mata memeringatkan.
Gea mendengus, menunjuk Lai dengan malas. "Lo pelit, kuburannya pasti sempit!"
GEA
"Mulut lo!" Sewot Lai.
Cherry mengusap keningnya pusing, "Beli minum, Ge. Gue juga haus."
Geo menoleh, menyodorkan telapak tangannya dengan senyum manis.
"Si babi, katanya anak kolongmerat tapi beli es gak mampu, cih."
Gea memandang Lai sebal, "Apaan? Bokap gue cuma tukang gali doang!"
Ketiga gadis cantik itu menatap Gea datar, Gea nyengir lebar. "Ampun bos," Mengangkat jari telunjuk dan tengahnya. "Ya ya gue beli sendiri. Lo semua pelit!" Lantas dengan gontai gadis bantet itu pergi membeli minuman.
"Cuma tukang gali katanya? Kalau galiannya emas, permata, dan batu bara ya beda lah, bego! Duit ngalir terus. Dasar sok merendah." Gerutu Lai yang di angguki kedua sahabatnya.
Cherry melirik Jena yang duduk di depannya, bersebelahan dengan Lai. Gadis itu tersenyum licik, kali ini dia akan memakan mie ayam dengan level pedas. Dengan cepat namun pasti Cherry mengambil tujuh sendok sambel lalu menungkan saos pedas.
Ini baru nikmat dunia. Can! Batinnya senang.
Cherry melotot, tak menyangka bakal sepedas ini tapi sangat nikmat. Keringat membanjiri wajah cantiknya yang memerah.
Matanya menatap area kantin, "Gea mana? Lama banget! Huhhh." Keluhnya kepedasan. Mie ayamnya hampir habis tapi gadis itu tak kunjung datang.
"Macet kali." Sahut Lai asal.
Cherry nyengir saat Jena menatapnya tajam. "Maaf, Jen. Ngidam soalnya." Nyengir Cherry sambil mengusap peluh nya.
Cherry terbatuk keras, karma kayaknya. Lai malah tertawa melihat Cherry tersiksa. Kedua minuman sahabatnya sudah habis dan sialnya Gea belum juga datanggggg astaga! Tuh anak beli ke neraka kali ya?
"Uhuk-uhuk!" Cherry semakin terbatuk, megap-megap. Wajahnya sangat menyedihkan.
Tiba-tiba Cherry merasa ada tangan besar yang menepuk punggungnya beberapa kali lalu mengusapnya lembut.
Cherry sontak mendongak, matanya langsung bersitubruk dengan mata datar Gala. Pemuda itu masih mengusap punggung Cherry, lalu sebelah tangannya mengusap dahi Cherry yang basah. Sangat lembut.
Cherry membeku dan batuknya sudah mereda. Entah mengapa pikirannya malah kosong saat ini dengan mata yang terkunci rapat pada mata hitam Gala.
Dirga datang membawa air mineral dingin, Gala mengambilnya. Membuka tutupnya lalu menaruh di depan Cherry. Kemudian tanpa kata Gala melangkah pergi.
Mata Cherry masih terpaku pada sosok tampan itu. Batinnya berteriak memanggil nama Gala, tak mau di tinggal.
Namun, Cherry tersenyum miring. Matanya tiba-tiba memanas tanpa sebab dan sialan hatinya berdenyut sakit.
Gala melangkah menuju Darla, merangkulnya lalu pergi keluar kantin.
Cherry menepuk dadanga keras, matanya menatap Gala dan Darla dengan kebencian. Bisa-bisanya cowok itu mempermainkannya seperti ini, huh? Tiba-tiba datang membawa harapan lalu pergi bersama gadis lain?
GALA BERENGSEK!!!!!
Pipi Cherry basah, dia bangkit lalu membanting minuman pemberian Gala. Dengan napas memburu gadis itu melangkah pergi meninggalkan kantin. Beberapa pasang menatapnya kasian, mengejek, dan lain-lain. Tetapi Cherry tak perduli.
Kakinya melangkah lebar, mengabaikan panggilan Lai di belakangnya. Kini yang harus Cherry urus adalah bagaimana menghapus perasaan asli Cherry kepada cowok berengsek itu!
Cherry... kenapa lo pergi tanpa membawa perasaan menyebalkan ini, huh?! Sakit!
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTAGONIST
Fantasy17+ Gadis itu bernama Rachel, semua orang sangat memuji otaknya yang sangat cerdas dan parasnya yang cantik dengan senyuman yang seindah sunflower. Hingga suatu kejadian merubah segalanya, Rachel di lecehkan, diperkosa, disiksa, dan dia hamil.... R...