05.00
Waktu masih menunjukkan jika matahari belum sepenuhnya memunculkan diri. Namun gadis itu sudah siap dengan seragam sekolahnya.
Karena masih dingin, Chery melapisi kakinya dengan celana training ohlaraga, lalu memakai hoodie berwarna army.
"Perfect!" Ujarnya centil lalu melangkah keluar kamar.
"Setan!" Kagetnya saat fokus berjalan sambil memainkan ponselnya tiba-tiba ada yang menghalangi jalannya.
Cherry melotot, menatap Darla dengan angkuh. "Minggir!"
"Lo aja, jalan masih lebar tuh!" Balasnya songong, menaikkan dagunya dengan bibir menipis.
"Lo tuh cuma numpang disini kalau lo lupa." Sinis Cherry dengan bersedekap dada, menatap penampilan Darla yang masih mengenakan piama beruang.
Darla mengepalkan tangannya, "Jaga mulut lo! Kita itu saudara, kenapa lo selalu seenaknya sama gue?"
Cherry menggelengkan kepalanya, menatap Darla dengan pandangan tak percaya. "Sejak kapan? Jangan berharap terlalu tinggi, jatuhnya sakit lo, btw."
"Lo emang jahat! Egois! Antagonis lo!" Tekan Darla semakin mendekati Cherry. "Lo emang pantes dapat karma, karena sifat busuk lo itu emang udah keterlaluan! Dan untung aja gue bisa bawa Gala menjauh dari manusia kayak lo!"
Cherry menggertakkan giginya, dengan cepat tangan kanannya mencengkram rahang Darla hingga gadis itu meringis sakit.
"Tutup mulut busuk lo itu, berengsek!" Cherry semakin memajukan wajahnya, "Jangan anggap diri lo suci, kalau nyatanya lo udah jebol! Cih, menjijikkan!" Cherry menghempaskan tangannya hingga wajah Darla menoleh kesamping.
"Sampah emang cocoknya sama sampah!"
"Bilang aja lo cemburu! Lo juga jangan sok suci! Lo pasti juga ud--"
"Ya ya ya.. Gue gak perduli tuh, terserah lo mau beransumsi apa. Yang penting gue gak semunafik lo, Darla. Gue jadi kasihan." Cherry menatap mata Darla lurus. "Lo mungkin lagi di atas awan karena gue diem aja selama ini, tapi lo tau sendiri kalau manusia juga punya batasnya sendiri. Jangan sampai tangan cantik gue ini merobek mulut busuk lo itu, dan membongkar semua aib lo."
Menarik napas, Cherry kembali melanjutkan ucapannya. "Jangan karena satu cowok, lo bisa melepas semua yang lo punya dengan cuma-cuma." Setelah dirasa cukup, Cherry berlalu pergi.
Namun saat berada di samping Darla yang membeku, Cherry sempat melirik leher Darla.
"Duh.. sok bijak banget gue tadi. Yaelah, Cherry teguh nih bos. Senggol dong!" Monolongnya ngaco, berjalan menuju dapur.
"Udah matang, bi?"
Bi Kiki, pembantu yang berada di dapur menoleh dengan terkejut. "Eh... em, non Cherry? Tumben udah bangun non. Ada yang bisa saya bantu?"
"Makanannya udah matang? Itu bekal buat siapa?" Heran Cherry, sebelah tangannya meraih sebuah apel merah.
"Ini buat non Darla, sama buat pacarnya katanya." Balas Bi kiki gugup dan takut, takut kena amuk Cherry. Dia kan sukanya marah-marah kalau dirumah.
"Oh," cueknya, masih asik makan buah ditangannya. "Bi, tolong ambilin sepatu aku di kamar ya. Sekarang, buruan, gak pake lama!" Perintahnya datar, padahal saat ini gadis itu sudah mengenakan sepatu.
"Tapi non... ini bekalnya belum jadi. Nanti non Darla ma--"
"Disini yang gaji bi Kiki papa Cherry, bukan anak pungut itu! Cepetan pergi!" Sentak Cherry kesal. Bi Kiki yang ketakutan pun langsung berlari terbirit-birit menuju kamar Cherry.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTAGONIST
Fantasy17+ Gadis itu bernama Rachel, semua orang sangat memuji otaknya yang sangat cerdas dan parasnya yang cantik dengan senyuman yang seindah sunflower. Hingga suatu kejadian merubah segalanya, Rachel di lecehkan, diperkosa, disiksa, dan dia hamil.... R...