11.

39.5K 3.2K 125
                                    

Menarik napas dalam-dalam, gadis itu bergimam lirih. "Gue pikir udah mati, ternyata... kayaknya Tuhan emang benci banget sama gue sampai-sampai gue mau pulang ke alam sana aja gaboleh."

Cherry menatap sekitar, sadar jika dirinya berada di rumah sakit. Tapi, siapa yang membawanya kesini? Tak mungkin Yuan, kan?

"Nona udah sadar? Alhamdulillah." Seruan disusul suara tangis itu membuat Cherry menoleh. Terlihat bi Rum yang berjalan masuk dengan cepat. "No-- nona ada yang sakit? Per-- perlu sesuatu, hiks?"

Cherry menggeleng, "Berapa hari?"

Bi Rum mengusap air matanya yang tak kunjung berhenti, "Tu--tujuh hari, nona, hiks!"

Sesuai prediksi.

"Bibi kenapa nangis terus? Saya kan udah sadar." Jawab Cherry kalem, agak kasian juga melihat wanita paruh baya itu sesenggukkan.

"Saya.. saya seneng nona sudah sadar. Ta-- tapi saya juga sedih liat nona penuh luka. Saya gagal menjaga anda. Saya takut nyonya sedih di sana, hiks!" Bi Rum semakin kejer, membuat Cherry panik.

"Bi Rum tenang aja, saya udah baikkan." Cherry menjeda, "Bi, Cherry mau makan. Tapi nasi padang."

Bi Rum hendak menolak, tetapi melihat wajah menyedihkan Cherry membuatnya tak tega. Bi Rum pun bergegas keluar mencari nasi padang.

Sebenarnya itu cuma alibi Cherry, dia hanya ingin sendirian saat ini. Cherry melepas infusnya lalu melangkah menuju toilet.

Cukup mewah, kayaknya ini ruangan VIP deh.

Cherry melepas baju pasien dan melihat luka-luka nya. Ada perban yang melilit tubuhnya, dan  juga masih ada bekas luka yang sudah mengering maupun belum alias masih basah.

Cherry mendekatkan wajahnya pada cermin besar, meraba wajah itu. Bibirnya terkekeh sinis melihat kondisi wajahnya.

"Its oke, bakal gue bales pasti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Its oke, bakal gue bales pasti. Tunggu aja tanggal mainnya."

Cherry mencepol asal rambutnya lalu mencuci wajahnya dan gosok gigi. Setelah lebih fresh, Cherry kembali menuju brankan.

Tak lama Bi Rum datang dengan sebungkus nasi padang. "Bi Rum gak makan juga?" Tanyanya basa basi.

"Engga, nona aja. Bibi sudah makan."

Cherry hanya mengangguk lalu makan sambil nonton tv yang menyiarkan kartun busa kuning.

"Yang bawa Cherry ke sini siapa?" Tanyanya tanpa menatap Bi Rum.

Bi Rum sempat terdiam cukup lama, sebelum akhirnya menjawab, "Saya sama mas Jono, non."

"Kok bisa bibi masuk kamar saya?"

Bi Rum menunduk takut, "Ma-- maaf, nona. Saya khawatir dengan keadaan nona apalagi pintu nona tertutup dua hari. Karena saya panik saya panggil tuan tapi tuan...." Bi Rum takut melanjutkan ucapanya.

ANTAGONIST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang