54

20.9K 1.5K 280
                                    

Cherry menghembuskan napas jengkel setelah keluar dari ruang guru. "Menyebalkan!" Dia melangkah pergi dari sana.

Lusa dia akan berangkat ke Jepang untuk olimpiade fisika, seharusnya satu minggu lagi, tetapi karena ada kesalahan teknis membuatnya harus pergi besok selama satu minggu.

"Gapapa... tenang, semuanya akan baik-baik saja. Ini juga demi masa depan yang cerah, secerah wajah Lucas." Memikirkan wajah tampan kekasihnya membuat Cherry bersemu dengan hati berbunga-bunga.

Gadis itu terus melangkah hingga ke kelas. "Lagi apa?" Tanyanya riang, mood mya sedang baik hari ini. Karena tadi pagi Lucas memberikannya sebuah buket bunga matahari. Ah, manisnya!!!

Lai menoleh malas, matanya mengantuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lai menoleh malas, matanya mengantuk. "Lagi goreng buaya!" Gumamnya nyolot.

Gea tertawa, gadis itu sedang mengepang rambut Lai. "Ngepang anak cupang gue."

"Punya masalah lo sama gue? Ngegas amat lo, Lai." Sewot Cherry, memakan roti yang disodorkan Jena. "Makasih."

"Hm."

"Lagian udah tahu kita ngapain masih aja nanya."

"Heh! Babi, gue cuma basa basi ya emang gak boleh? Gue sambit juga lo!"

Laiba menjulurkan lidahnya mengejek, dan Cherry hanya mendelik sebagai balasan. Kini dia sedang fokus membuka kulit kuaci bersama Jena.

"Btw, gue tadi ketemu mantan lo." Celetuk Cherry, masih sibuk mengupasi kuaci.

Gea mendengus, tangannya telah selesai mengepang. Dia kini ikut membuka kuaci. "Jangan di bahas, gue lagi broken heart."

"Pasti tambah burik? Atau tambah ganteng? Soalnya cowok kalau habis putus tuh ketampananya keluar!" Goda Lai menggebu-gebu.

"LAI!" Bentak Gea dengan wajah suram, "Rasain nih!" Gadis itu melempari wajah imut Laiba dengan kulit kuaci.

"Ihhh! Bangsat, bau jigong thanos!"

"Anak setan!" Umpat Cherry tersinggung.

Lai malah terbahak, dengan santainya dia mengambil biji kuaci yang sudah Cherry dan Gea kumpulkan. Memakannya dengan tenang.

Cherry menatpnya tak percaya, dia menggeplak kepala Laiba keras. Lai teriak tak terima, tapi Cherry acuh. Gadis itu bersedekap dada. "Btw, lusa gue mau ke Jepang." Gumamnya lirih.

Ketiga sahabatnya langsung menatapnya, terkejut.

"Cie liburan!"

"Prasaan libur sekolah masih lama. Kok lo gak ajak-ajak sih? Parah!"

"Sampai kapan?" Tanya Jena, Cherry menatap gadis tinggi disebelahnya itu. "Satu minggu. Ada olimpiade fisika, gue jadi perwakilan sekolah."

Otak Lai dan Gea seketika nge blank. Keduanya saling tatap, "Sekolah gak salah milih Cherry? Fisika loh ini."

ANTAGONIST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang