15

38.1K 3.5K 19
                                    

Saat membuka matanya, yang pertama kali Cherry lihat adalah wajah polos Arga. Pemuda itu tampak tampan meskipun mulutnya terbuka cukup lebar.

Cherry meneliti wajah babyface Arga yang tidak terhalang kaca mata. Sangat teduh dan lembut. Meskipun pemuda itu mempunyai gangguan mental, tetapi tak bisa di tampik jika hati Arga itu tulus.

Meskipun sering marah dan suka memukul oh tak lupa berteriak menyebalkan. Ingatan Cherry lama terlintas, saat Cherry sering sekali mengusili Arga hingga pemuda itu menangis.

Cherry bangkit, pergi menuju kamar mandi guna membasuh wajahnya agar segar. Setelah itu duduk di kursi balkon kamar Arga yang langsung disuguhi pemandangan taman rumahnya.

"Kak Cherry?" Panggil suara serak dari arah belakang. Cherry menoleh, menatap Arga yang berjalan mendekat dengan mengucek kedua matanya. Dengan muka bantal dan rambut yang berantakan.

Di bawa pulang boleh gak ya?

"Kak Cherry ngapain disini?" Tanyanya, duduk di samping Cherry dan dengan santainya merebahkan kepalanya pada pundak gadis itu.

"Kayang."

Arga menoleh bingung, "Kayang itu apa? Bukannya lagi duduk ya?"

Cherry menarik rambut Arga gemas, "Udah tahu pake nanya lagi."

Arga nyengir lebar, memperlihatkan gigi-giginya yang kecil dan rapi.

"Arga, mulai sekarang panggil gue Cherry aja ya jangan pake embel-embel kakak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Arga, mulai sekarang panggil gue Cherry aja ya jangan pake embel-embel kakak. Ye berasa tua tau."

"Gapapa? Dulu Kak Cherry langsung marah-marah sampi gorok kepala boneka dino Arga karena ga sopan manggil kak Cherry cuma pakai nama langsung."

Cherry terbengong, "Masa sih?"

Arga mengangguk lambat, "Arga gak mau liat kak Cherry ngamuk lagi deh. Takut. Nanti malah leher Arga yang di gorok. GAK MAUUU!"

"Iya-iya buset, jangan teriak, ah!"

"Maaf ka-- cherry. Ayo makan! Arga laperrr!"

"Makanannya enak-enak ga, Ga?"

"Tentu saja! Ayokkk kita makan!" Arga menarik tangan Cherry menuju ruang makan.

Melihat rambut Arga yang berantakan membuat tangan Cherry gatal untuk tak mengusapnya.

Tanpa kata Cherry langsung mengulurkan tangannya yang bebas, merapikan rambut Arga yang sangat lembut.

"Kenapa Cherry?"

"Gapapa. Lebih rapi biar ganteng." Mendengar itu wajah Arga langsung memerah.

"MAMAAAAA!" Arga berteriak sambil berlari meninggalkan Cherry di belakangnya.

Cherry sendiri melongo, dia langsung menyusul Arga yang kini memeluk Dera, mamanya.

Cherry tersenyum geli saat Arga menatapnya malu-malu.

ANTAGONIST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang