Didalam kamarnya, gadis itu tak bisa menyembunyikan senyumnya. Bahkan sudah berguling-gulung sendiri sangkin senangnya.
Tadi, Cherry membuntuti Berry dari belakang. Ia mengingip aksi galak Berry yang mengusir hama menjijikkan dari rumah mereka.
Wajahnya bahkan sudah memerah menahan tawa saat melihat makeup dua anak monyet, Saskia dan Yola yang luntur. Membuat wajah mereka tampak seperti badut. Ah, bahkan badut lampu merah saja lebih baik makeupnya dari mereka.
Cherry mendengus saat Darla masih menangis sesenggukan. Tapi hebat, Berry meladeni drama murahan itu dengan baik.
Tiba-tiba ada lampu menyala di dalam otaknya. Dengan tersenyum misterius Cherry berlari kecil menuju teras depan rumahnya.
"Hehehe." Gelaknya horor sambil menatap deretan motor mahal itu. Buru-buru Cherry melepas jepitan rambutnya lalu menekannya pada lubang angin motor.
Tak tanggung-tanggung, gadis yang katanya sedang sakit itu sudah mengempeskan dua puluh motor besar seorang diri.
Kasih tepuk tangan untuk Cherry pemirsa.
"Bewh.. rasain! Hihihi." Cherry mengelap keringatnya sambil terkekik geli, "Dan ini bonusnya buat anak dakjal kayak kalian!" Dengan santainya Cherry menendang motor di sampingnya hingga menimpa motor disebelahnya berujung semua motor yang kini terkapar di tanah.
Cherry tertawa jahat. Matanya melotot mendengar suara derap kaki dari belakang. Gadis itu buru-buru bersembunyi.
Dia menutup mulutnya agar tak terbahak melihat ekspresi terkejut mereka. Dia secepat kilat menunduk saat mata mereka menatap sekitar.
"Waduh... kalau gue ketahuan bakal di geprek apa di jadiin peyek, ya?" Gumamnya resah saat melihat wajah mereka memerah marah.
"Tapi bodo amat, sih! Cherry di lawan makan tuh karma." Lanjutnya, kembali mengintip.
Sekitar sepuluh menitan akhirnya rumahnya kembali hening. Kumpulan remaja gabut dan ngabers seperti mereka sudah terhempas pergi.
Cherry langsung berdiri, merenggangkan otot-ototnya. "Dasar remaja jompo. Aihhh!" Cherry melangkah keluar dari tempat persembunyiannya dengan santai.
Bahkan sesekali melompat kecil seperti anak kecil.
Tanpa dia sadari masih ada tersisa satu orang disana yang sudah mengetahui aksi jahil gadis itu. Senyumnya tak bisa dia tahan untuk terbit saat melihat gadis itu yang bertingkah menggemaskan.
"Dasar!" Dengus Gala lalu melangkah pergi setelah melihat Cherry yang memasuki rumah.
****
Saat ini Cherry sedang ingin berkeliling sekolah, menikmati hidup yang sering gabut. Dengan sengaja datang lebih awal hari ini.
Dengan sekotak susu pisang ditangan dia mulai berjalan menyusuri lorong yang masih sepi, hanya beberapa murid yang berlalu lalang.
Rambutnya yang di ikat satu bergoyang saat ia berlari kecil.
Kening Cherry mengkerut dengan langkah kaki yang mulai melambat saat mendengar suara petikan gitar.
Cherry berhenti, mengintip. Melihat ada satu siswa didalam kelas sedang bermain gitar dan menyanyi.
Suaranya merdu dengan petikan gitar yang seimbang.
Cherry tak sadar telah terhipnotis, bahkan dia sudah lama berada disana. Menyandar pada dinding dambil ikut menikmati lagu yang pemuda itu bawakan.
Kaki kanan yang terbalut sneakers putih itu ikut bergerak mengikuti lagu.
Senyum tipis terbit dari bibir Cherry saat mendengar lagu Love Your Self dari pacarnya-- ah, maksudnya Justin Bieber terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTAGONIST
Fantasía17+ Gadis itu bernama Rachel, semua orang sangat memuji otaknya yang sangat cerdas dan parasnya yang cantik dengan senyuman yang seindah sunflower. Hingga suatu kejadian merubah segalanya, Rachel di lecehkan, diperkosa, disiksa, dan dia hamil.... R...