"Masih sakit kepala lo, Cherr?" Tanya Gea khawatir karena wajah Cherry tampak pucat apalagi gadis itu tak memakai makeup. Ya, mereka sadar jika semenjak gadis itu bangun dari koma tampak berbeda.
Cherry mengangkat ibu jarinya, "Aman."
Lai mendongak dari ponsel, menatap Cherry. "Lo kalau sakit mending di kelas aja. Nanti biar makanan lo di anterin sama mbok Gea. Awsh! Sakit bego!" Ringis Lai karena mendapat toyoran dari Gea.
"Mbok mbok, tante bukan mbok!" Gerutunya menbuat Lai ngakak.
Cherry menyugar rambutnya sambil meremasnya pelan, meringis karena merasa meriang.
Melihat Cherry yang memeluk tubuhnya sendiri membuat Gea nerinisiatif mengambil jaketnya yang berada di loker. "Bentar," pamitnya singkat lalu pergi dari kantin.
"Kemana tuh anak?" Beo Lai, "Aduh, kebelet pup! Gea anterin gue..." rengeknya dengan mata melotot.
"Ogah, njir! Lo bau."
"Please please anterin gue. Gue gak mau sendirian gak berani! Mau ngajak Cherry tapi kasian dia keliatan lemes."
"Gak!"
Lai mencoba sabar walau tangannya sudah gemas ingin menjambak rambut Gea sampai botak!
"OEMJI! Sumpah anterin gue nanti gue beliin apapun yan lo mau!" Desak Lai memelas.
Mata Gea menyipit, "Cius? Ndak boong?"
"Arght! Ciussssss! Buruan, babi!" Tanpa aba-aba Lai lansung menyeret Gea bahkan hampir saja membuat Gea terjungkal.
"Cherry bentar ya, tunggu situ!" Teriak Gea sebelum menghilang.
Cherry hanya mengangguk pasrah, memakan kembali nasi gorengnya yang masih banyak. Pandangan mata gadis itu kosong, entahlah seperti banyak beban yang ia pikul.
Saat sedang melamun tiba-tiba ada air es yang mengguyur tubuhnya.
Cherry shock, dengan tubuh yang mulai menggigil ia mendongak. Menatap pelaku dengan tajam.
"Happy birthday mak lampir!" Ucap serempak semua geng Dragonnight.
Belum sempat Cherry membalas, seember tepung menyelimuti tubuhnya disusul sepuluh butir telur dan oh tak lupa sebuah kecap dan juga--
Byurrr!
Ternyata jus buah naga.
Mata Cherry spontan kembali menutup saat beberapa telur kembali tertuju kepadanya.
Telinga Cherry berdengung mendengar suara caci maki dan tawa menghina mereka yang tertuju padanya.
Kedua tangan Cherry mengepal erat, dengan tatapan marah dan benci ia menatap mereka. "Maksud lo apa, hah?"
"Heh, ini hukuman karena lo berani nyelakain Darla!"
"Sampai buat dia pingsan!"
"Dasar sampah!"
Gigi Cherry bergemelutuk, matanya menyalang menatap gadis yang bersembunyi di balik tubuh Gala. "DARLA DARLA DARLA! Apa sih yang kalian liat dari cewek munafik kaya dia?!" Bentaknya, mengusap wajahnya yang terasa aneh karena telur, tepung, air es dan jus naga menjadi satu. Bayangkan gimana jika kalian berada di posisi Cherry.
Sekuat tenaga Cherry menahan sesak dalam hatinya. Seumur hidupnya, selama hidupnya dia tak pernah di perlakukan seperti ini. Dan kini, semua geng bangsat ini memperlakukannya seperti hewan.
"Jelas, dia baik lembut perhatian gak kaya lo mak lampir tukang bully!"
Cherry menoleh, "Munafik maksud lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTAGONIST
Fantasy17+ Gadis itu bernama Rachel, semua orang sangat memuji otaknya yang sangat cerdas dan parasnya yang cantik dengan senyuman yang seindah sunflower. Hingga suatu kejadian merubah segalanya, Rachel di lecehkan, diperkosa, disiksa, dan dia hamil.... R...