Malam ini begitu menenangkan bagi gadis bernama Cherry. Rebahan di kasur besar nam empuk, maskeran, menonton drakor di layar laptop, ac nyala dengan aroma lavender, dan tak lupa lampu yang dimatikan hingga menjadi remang dengan dihiasi gemerlap lampu tumbrl.
Dan, oh! Tak lupa beberapa cemilan di sekitar tubuhnya.
"Enaknya jadi anak sultan." Cetus nya sambil memeluk boneka itik gemuk.
Kedua matanya refleks melirik ponselnya yang terus saja berkedip-kedip dan bergetar sedari tadi.
Dengan malas ia meraih ponsel berlogo apel groak itu. Ternyata Lai yang menelpon. Ada 30 panggilan tak terjawab dan juga beratus-atus pesan.
"Nih anak buaya gabut banget spam gue." Matanya melirik jam, ternyata sudah jam satu malam.
Cherry pun balik menelfon Lai, dengan cepat sambungan diangkat. "Ha--"
ANJING LO MATI APA GIMANA? GUE TELFON SMS GAK LO BALES HAH!
Cherry langsung menjauhkan ponselnya, "Sial! Bisa budek gue denger suara lo! Mulut lo emang gak ada akhlak ya? Main bac--"
CHERRY! GUE GAK TAU HARUS APA! SEKARANG LO SUSUL GUE KESINI. ANJING SI GEA BIKIN RIBUT-- GEA UDAH! LO BISA BUNUH DIA! TOLONG WOI LERAI. LERAI BEGO LO ASU!
Cherry melongo, kenapa disana ribut-ribut sekali? Apalagi Lai sudah berteriak kasar. "Halo? Lo dimana si? Gea kenapa?"
GUE SHARELOCK LO CEPETAN KESINI, CHER! BANTUIN GUE... PLEASE!
"Kemana? Gila lo? Ini udah jam satu malam." Tolak Cherry langsung.
CHERRY PLEASE GAK ADA WAKTU! KALAU LO MAU LIAT KITA BERDUA MASIH BERNAPAS BESOK LO DATENG KE SINI. KALAU GAK...
Tutttt tuttttt
"Sialan! Halo... halo... Lai jangan bercanda, ya! Lo dimana bangsat!" Umpat Cherry saat sambungan terputus.
Sedetik kemudian dia melihat notif pesan dari Lai yang mengirimnya sebuah lokasi.
Tanpa pikir panjang Cherry melepas maskernya dan membuangnya sembarangan. Dia buru-buru meraih hoodie hitamnya lalu berlari keluar.
"Bego!" Cherry kembali masuk kamar, mengambil kunci motor vespanya. Setelahnya ia langsung keluar kamar dengan mengendap-endap. Takut ketahuan Yuan, bisa diamuk dia keluar pagi buta begini.
Selamat... aman...
Cherry berhasil mengeluarkan motornya, tapi sayang satpam rumah tak mau diajak kompromi.
Akhirnya, setelah perdebatan yang sangat alot kini Cherry bisa keluar. Dia melajukan motornya dengan sangat-sangat kencang sambil sesekali melihat ponselnya yang menunjukkan dimana posisi Lai berada.
"Sial. Untung gue gak buta maps." Umpatnya setelah nyasar beberapa kali akhirnya ia sampai juga di tempat. "Club?" Kegatnya sambil menutup mulutnya.
"Masuk gak ya?" Cemasnya sambil menggigit kukunya. "Gue gak pernah masuk lagi. Tapi..." ucapan Lai seketika terngiang di otaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTAGONIST
Fantasy17+ Gadis itu bernama Rachel, semua orang sangat memuji otaknya yang sangat cerdas dan parasnya yang cantik dengan senyuman yang seindah sunflower. Hingga suatu kejadian merubah segalanya, Rachel di lecehkan, diperkosa, disiksa, dan dia hamil.... R...