37

23.1K 2.1K 106
                                    

Sepertinya ini adalah hari tersial bagi seorang bernama Bella. Baru pertama kali dalam sejarah hidupnya hidupnya semenderita ini.

Padahal besok adalah semi final menjadi Puteri di sekolahnya, tapi untuk berjalan normal aja rasanya susah.

Bella berjalan terpingang-pincang keluar dari toilet. Wajahnya yang sembab dan merah nampak begitu memelas.

"Widih... ada si pincang, guys!" Teriak Lai menggebu-gebu. Menatap Bella seperti menatap topeng monyet.

"Woah, bukannya dia calon Puteri kita ya? Kok kakinya jelek gitu? Bentol-bentol kayak kaki babi? Iughtt."

"Jahahahahah! Bengek, sat! Liat aja wajahnya udah kayak tai ayam."

Kedua tangan Bella terkepal erat. Matanya yang berkaca-kaca menatap benci kakak kelasnya itu.

Dengan bibir bergetar Bella membentak, "Ini ulah kalian kan?!"

"Kalau ya kenapa? Gak suka?" Goda Lai, menarik turun kan kedua alisnya.

"Jahat!"

"Dih, jahat teriak jahat." Sarkas Cherry dengan raut jijik. "Ngaca dulu deh bitch, siapa suruh cari gara-gara sama kita! Lonthe."

"Mak-- maksud kalian? Gue gak paham! Jangan menghakimi ya!"

"Playing victim sekali."

"Perlu kita kasih pelajaran nih, Cherr!"

"Guys.... keluarlah. Kita buat dia paham status nya disini! Karena bumi sudah terlalu banyak memuat manusia tak tau diri seperti wanita ini." Teriak Cherry dengan senyum yang merekah.

Tiba-tiba ada lima siswi tukang onar datang dengan wajah menyeramkan mereka. Tak sabar membully Bella. Mereka adalah anak buah Cherry.

Cherry menjentikkan jarinya, dan mereka langsung mencengkram kedua lengan Bella dan menariknya mengikuti langkah Cherry dkk.

"Ka-- kalian?? A-- LEPAS! Lepasinnnn! Lepasin gue bangsat!" Ronta Bella ketakutan. Sekuat tenaga ia memberontak namun semuanya sia-sia. Bahkan semakin dia berontak, semakin kuat pula cengkraman pada lengannya.

"Arghhht!" Teriaknya saat rambutnya dijambak dengan keras dengan sengaja.

"Makannya jadi cewek tuh tau diri, anying! Muka kaya tahu busuk aja belagu! Rasain nih!" Jambakan itu semakin menjadi-jadi, dan Bella yang sudah tak ada tenaga hanya bisa pasrah dan menangis.

Brughtt!

Bella terhempas kasar di tengah lapangan. Semua orang langsung mendekati lapangan dan heboh sehebo-hebohnya. Ada kilatan tertarik pada mereka karena sudah lama tak mendapat tontonan gratis seperti ini.

"Attantion, pleaseee!" Ujar Cherry dengan sebuah toa di tangannya. Dan keadaan langsung hening.

"Thankyou! Nah, bisa kalian lihat ini tuh cewek paling sepaling munafik dan jalang nya sekolahan. Nah, begini lah bentukannya, bisa dilihat bibit unggul pelacur ya, guys!" Ucapan Cherry yang menohok seperti mempromosikan barang tak ayal membuat tawa mengejek menguar.

Mereka mencemooh Bella yang bergetar hebat di bawah sana. Dengan kepala menunduk, tak seperti biasanya yang terangkat tinggi penuh kesombongan.

"Nah, perlu diketahui bahwa salah satu calon Puteri sekolahan ini adalah anak pungut yang gak tahu diri lho... Sudah bikin sahabat gue masuk RS dan koma. Dan dengan tak tau dirinya ga-- ops, wanita ini su--"

"KAK CHERRY!" Teriakan dari ujung lapangan membuat perkataan Cherry terpotong.

Darla nampak berlari tergesa-gesa dengan wajah panik. Membelah kerumunan, wajahnya shock melihat temannya yang begitu mengenaskan dibawah sana.

"Be-- bella?"

"Darla.... tolong hiks. Sakit!"

Darla langsung menatap Cherry tajam, dengan wajah yang memerah dan mata berkaca-kaca.

Cherry mendengus, hadeh.... drama lagi.

"Kak Cherry kenapa teg--"

"Ya, anak pungut? Nah, ini dia orang juga anak pungut lho, guys! Perlu diketahui jika Darla itu anak yang tak jelas asal-usulnya yang masuk ke keluarga Sultan gue!" Cherry tersenyum miring, "Beginilah modelannya. Dua anak pungut yang tak tau diri, menganggap dirinya tuan Puteri padahal mereka itu SAMPAH!"

Woooooahhh!

Semua orang berseru heboh dan semakin memaki kedua gadis pungut itu.

"Kak Cherry hentikan! Kenapa kakak tega sekali berkata seperti itu! Aku bukan anak pungut! Aku adik kakak! Hiks," Darla terisak dramatis yang membuat mereka yang berpihak pada Darla seketika simpati.

Lai mendengus, "Anying goblok. Anying murahan."

"Nah, lanjut. Bisa dilihat dua anak pungut ini lagi mulai drama dengan air mata buayanya. Silahkan... dilihat dengan jelas dua wanita ini su--"

Plakk!

Hening~

Mereka menahan napas saat tangan kecil Darla menampar Cherry dengan kerasnya hingga wajah cantik itu tertoleh.

"Cukup! Kakak keterlaluan!"

Brakkkkkk! Srepppp!

Cherry menghantamkan toa ditangannya pada kepala Darla. Dan langsung mencekik gadis itu. "Beraninya lo...."

Darla bergetar ketakutan. Kepalanya pening dan pasti berdarah karena kerasnya hantaman Cherry yang tak main-main.

"Nyali lo besar juga nyentuh gue, bitch?" Geraman tajam itu terdengar begitu menakutkan. Bahkan Jena sudah menjaga jarak dari Cherry. Begitupun Lai, dan diikuti semua orang.

Darla seperti cacing kepanasan di tangan Cherry. Apalagi Cherry semakin mengeratkan cekikannya hingga nyawa Darla berasa diujung tanduk.

Melihat wajah busuk itu kehabisan napas, Cherry langsung menghempaskan tangannya hingga Darla terjatuh di samping Bella yang sudah mau pingsan.

Keduanya sangat menyedihkan.

"Sekali lagi lo nyentuh gue, mati lo!" Ancam Cherry tak main-main.

"Arghhhht! Teriaka kesakitan Darla terdengar nyaring saat dengan sengaja Cherry menginjak tangan Darla yang sudah berhasil menyentuh pipi mulusnya. Menginjaknya sekuat tenaga, menekan dan menggesek-gesekkan sepatu tebalnya pada tangan kecil Darla hingga bergesekan begitu keras pada kasarnya tanah.

Kedua mata tajamnya menatap Lai, "Now!"

Lai mengangguk cepat dengan senyum mengembang sangat lebar, "Kasih jarak semuanya!" Teriaknya, dan saat semuanya sudah kasih jarak. Lai bersiul keras, kemudian....


Byurrrrrr~

🦖

Gimana-gimana? Lanjut?

ANTAGONIST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang