Permainan

5 1 0
                                    

Pada jam pelajaran kosong, Juni mulai berpura-pura menjadi Superhero, dengan menggunakan taplak meja berwarna cokelat yang ia ambil dari kursi guru. Ia mengikat taplak itu di leher sebagai jubah kebenarannya.

Juni kemudian bermain dan berimajinasi memiliki kekuatan super, yang disebabkan karena sengatan radioaktif dari stop kontak yang berada di balik pintu. Ia lalu membayangkan dirinya terbang dengan menaiki meja, kemudian mengadu badan dengan peluru kapur yang dilempari William, setelah itu ia mengusik Dante yang ia beri peran sebagai penjahat.

Namun Dante tak menggubris, karena ia sedang sibuk berusaha menghubungi ibunya yang tak kunjung mau mengangkat telepon darinya.

Tapi tak lama si ibu pun mau mengangkat telepon.

"Mom..."

"Stop calling, Mych!" bentak si Ibu dari sebrang telepon. Sepertinya si ibu mau mengangkat telepon hanya untuk mengatakan bahwa dirinya sangat terganggu.

"I just miss Agie, mom," ujar Dante memelas. Si Ibu pun langsung memutuskan sambungan.

Namun Dante tak menyerah dan kembali menelepon ibunya.

"I said stop!" bentak si ibu lagi, begitu geram dan mematikan sambungan teleponnya lagi.

"Huwahahaha... huwahahaha... jangan macam-macam kau penjahat," ujar Juni masih berusaha mengganggu Dante untuk ikut bermain.

Dante yang merasa gabut karena rindu pada adiknya, akhirnya mau meladeni Juni.

"Panggil gue Raja Iblis," pinta Dante.

"Oh kau Raja Iblis? Lucifer?" tanya Juni sembari berpose keren.

"Ya," sahut Dante mengangguk.

"Lucifer sang Raja Iblis. Penghulu setan?" tanya Juni menegaskan.

"Benar," sahut Dante mengiyakan.

"Tuannya Neraka, Pangeran kegelapan?" tanya Juni lagi.

"Ya, itu gelar-gelar iblis gue," ucap Dante mengikuti dialog Juni.

Juni kemudian melanjutkan.
"Dan bapaknya para koruptor?"

"Jaga mulut lo!" seru Dante tak terima.
Ia lalu mengambil penggaris besi berbentuk segitiga miliknya, menodongkannya pada Juni dan berpura-pura itu adalah sebuah pistol, kemudian menarik pelatuknya.

"Oh tidaaaaak... senapan laseeer..." pekik Juni. Ia lalu tumbang secara slow motion dan beberapa kali melirik ke belakang untuk mencari tempat jatuh yang aman.

William dengan spontan meraih Juni dan menangkapnya untuk mendengarkan pesan-pesan terakhirnya.

"Sahabatku, Squilliam Tentacles---"

"Fancyson. Squilliam Fancyson," koreksi William.

"Tugasku menjaga dunia sudah berakhir. Waktunya aku pensiun. Kumohon lanjutkan perjuanganku melawan Raja Belibis it----'

"Iblis," koreksi Dante. Ia merasa tak suka perannya tiba-tiba diganti atau diplesetkan.

"Iya, musnahkan Raja Iblis itu. Beri dia Taufik dan Hidayah agar ia taubat. Kamu pasti bisa kawanku," ucap Juni dan  seketika mati.

Setelah berduka sebentar, William pun meninggalkan Juni, membiarkan kawannya itu tergeletak di lantai begitu saja, lalu berhadapan dengan Dante untuk melanjutkan permainan.

"Takdir seolah-olah ingin kita berhadapan," ujar William, nampak serius melakoni perannya.
Ia lalu menunduk, seakan merasakan sesuatu, sebuah energi, di dalam dirinya.

Dan... setelah mengumpulkan chakra yang cukup, ia pun mengarahkan kedua tangannya ke arah Dante seakan sedang mendorong angin.
"Ka-Me-Ha-Me-Haaaaaaaa..."

Namun Dante berhasil menghindari jurus itu dengan cermin yang ia pinjam dari Valen, teman sebangkunya.

Kamehameha milik William pun mengenai William sendiri.

Pemuda penggemar budaya Jepang itu pun seketika terkalahkan.
Ia lalu menaruh tangannya memegangi dada dan berpura-pura sedang batuk darah.
"Lo sungguh Savage Gaming," ujarnya dan menumbangkan diri menimpa Juni.

"Eh berat kampret," keluh Juni, langsung bangun.

"Diem dulu Jun. Yang profesinonal matinya," ujar William, tanpa membuka matanya.

"Iya, tapi jatohnya jangan nimpa gue, Nutr1jell," gerutu Juni.

"Diem," ucap William sembari menyumpal Juni dengan gumpalan kertas yang ia temukan di bawah meja.

Sedangkan Dante justru tengah berpose angkuh penuh kemenangan, membuat teman-teman sekelasnya menatap kagum.

"Oh, dude," gumam Hans yang memperhatikan mereka di luar pintu. Ia sempat terpikir ulang untuk mencari rekan baru.

Bersambung...

Devil's Squad (School Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang