Klien

4 1 0
                                    

Daniel kembali tak masuk sekolah dan tetap berada di rumah sakit karena sakit perut parah yang ia alami.

Ketika ia baru kembali dari toilet, ia menyadari adik bayinya tak ada. Ia pun mulai mencari-cari di sekitaran ruangan.

Telinga Daniel tiba-tiba menangkap suara.
Suara nyaring yang sangat lucu itu berasal dari dalam lemari kecil di samping ranjang.

"Kuthing paya bebi, kuthing paya bebi."

Merasa itu adalah suara adiknya, ia pun membuka laci tersebut. Dan benar saja, Agie sedang bermain di sana dengan bonekanya.

"Ya ampun Agie! Aku cari-cari daritadi ternyata kamu di situ," ucap Daniel. Ia kesal sekaligus khawatir. "Lagi ngapain kamu?" tanyanya.

"Dudut mam," ujar Agie, memperlihatkan boneka beruangnya yang seluruh bagian moncongnya basah oleh kuah P0pm!3.

Daniel menghela napas, lalu mengeluarkan adiknya dari dalam sana. "Boneka gak bisa makan P0pm!3, Agie."

"Bitha!" seru Agie.

"Gak bisa! Ini siapa lagi yang nyeduhin," gerutu Daniel.

Agie dengan wajah tanpa dosa, kembali bersenandung sembari memegangi kepala dengan kedua tangan. "Kuthing paya bebi, kuthing paya bebi."

"Bukan kucing, tapi pusing. Pusing pala Barbie," koreksi Daniel seraya membersihkan kekacauan yang di buat adiknya dalam laci tersebut.

"Uh-oh," sahut Agie. Ia pun berniat bersenandung lagi. "Puth---"

"Eh, eh, eh, kucing aja kucing," ucap Daniel, meralat dengan panik.

Agie merengut, "puth--"

"Kucing! Kucing!" seru Daniel, menyela.

Sementara Daniel masih berusaha agar adik kecilnya tak mengucapkan kata terlarang, seorang pria anonim dengan ciri-ciri, berkulit pucat seperti kurang makan, wajahnya nampak seperti hasil operasi plastik karena dagunya begitu lancip dan gaya rambut harajukunya yang lebih seperti jamet T1k T0k, sedang mentertawakan dari luar ruangan.

"Author si#lan, baru muncul gue udah di hina!" protesnya.

*Dia tersinggung pemirsa. Tapi author bodo amat.

"Gue mau kenalin diri gue sendiri!" serunya, merajuk. "Gue Jack. Panggil aja gue begitu. Meski bukan nama asli, tapi nama itu mencerminkan seberapa tampanannya gue," terangnya, meski tak ada yang bertanya.

"Gue di sini ada urusan. Tapi karena kebetulan kenalan gue ada di sini, jadi gue mampir sebentar," ucapnya lagi. "Gue yang beri Agie, si bayi kenalan gue, cemilan bubuk kopi kemarin dan gue juga yang seduh P0pm1e untuk boneka Dudutnya barusan," lanjutnya.

Jack, pria anonim yang memperkenalkan dirinya sendiri barusan, adalah seorang 'Medium'. Julukan lebih akrabnya Paranormal atau Dukun C#bul.

"Gak perlu pake c#bul!" protesnya lagi.

*Lu bikin narasi sendiri gih. (Author ngambek di protes mulu, huh!)

Oke! Gue terima tantangan ini! Narasi akan gue ambil alih kali ini.
Jadi, gue kemari untuk pekerjaan. Ada seseorang yang ingin berkonsultasi dengan gue. Dia ada di kamar sebelah.
Langsung saja gue menuju ke sana, mengetuk pintu kamarnya dan masuk ketika dia sudah mempersilahkan.

"Hai, saya Jack," ujar gue memperkenalkan diri pada perempuan yang menjadi klien gue kali ini. Langsung saja gue duduk di kursi kosong dekat jendela yang tertutup, meski belum perempuan itu suruh duduk.

Klien gue mengangguk dengan ekspresi ketakutan. "Jack, kamu benar-benar bisa membantuku kan? Mengusir hantu-hantu itu?"

"Ya," jawab gue singkat sembari mengeluarkan peralatan.

Devil's Squad (School Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang