Benang Peristiwa

5 1 0
                                    

William dulu memiliki seorang pelindung.
Pelindung dari alam Jin.
Ia cantik dan anggun, memakai pakaian khas keraton dan aksesoris jaman dahulu.

Tapi William telah memberikan pelindungnya pada adik sepupunya yang lebih layak dilindungi.

Entah mengapa sekarang ia merindukan sosok pelindungnya itu. Berharap beliau dapat melindunginya lagi, meski hanya untuk hari ini.

Di luar, hujan masih turun. Riuh angin menumbangkan pepohonan.
Di sudut ruang kosong dalam gedung Panti tua, William duduk sembari memeluk Nara dalam dekapan. Saling berbagi kehangatan.

Nampak anak-anak kecil juga berada di sana. Duduk berkumpul menatap datar ke arah William, dengan bunga hitam yang belum terlepas dalam pegangan.

Nara yang merasakan ketakutan William berbisik. "Mereka gak jahat kak."

"Kakak tau. Tapi mereka nyeremin," sahut William sembari mengeratkan pelukan.

"Padahal aku udah minta mereka gak kasih wujud akhir mereka, wujud saat mereka dibantai," ujar Nara cemberut.

"Mereka..." sepintas William ingat siapa anak-anak di hadapannya itu. Perlahan iapun ingat tentang seseorang yang namanya tak sengaja pernah Valen sebut. "Anak-anak ini, anak-anak yang dia bantai?"

Nara mengangguk.

William terdiam sesaat, mencoba memulihkan memorinya lebih banyak lagi. Dia masih berusaha keras mengingat semua hal mengenai dia.
Siapa dia? Darimana asalnya? Dan apa saja yang sudah ia lakukan pada anak-anak itu dan juga Nara?

Inilah mulanya.

Hari itu, hari dimana orang tua Dante tak sengaja terlibat dalam kecelakaan mobil beruntun.
Ada sebuah truk yang tergelincir, dan yah... seperti itulah.
Kecelakaan itu tidak fatal bagi orang tua Dante, namun sangat tragis bagi pengendara lain yang berbenturan langsung dengan kendaraan besar itu.

Terutama mobil yang ditumpangi seorang gadis kecil bersama kedua orang tuanya.
Tim medis telah berusaha semampunya, namun kedua orang tua gadis kecil itu tetap meninggal di tempat.

Si gadis kecil yang saat itu masih duduk di sekolah dasar, melihat sendiri organ-organ tubuh orang tuanya yang berserakan di jalan dan dalam tangisnya ia berpikir bahwa lebih baik memang mereka mati.

Dan saat itulah gadis kecil itu bertemu dengan orang tua Dante.
Ia lalu diadopsi dan diberikan nama yang hampir mirip dengan Dante, yaitu Denta.

Dante saat itu sangat senang. Karena pada akhirnya ia mendapat seorang adik perempuan yang selalu dia inginkan.
Ia yang mudah marah, terlebih pada adik laki-lakinya Daniel, perlahan berubah menjadi penyabar berkat kedatangan Denta.

Meski ia tau, Denta hanya berakting menjadi adiknya, karena Denta memiliki perasaan lain padanya...
Dante tak peduli dan tetap menyayanginya sebagai seorang adik.

Ia pun selalu memberikan semua yang Denta inginkan, juga merawat dan menghabiskan hampir seluruh waktunya untuk adik perempuannya itu.
Selalu memastikan apakah dia baik-baik saja. Apa yang dia lakukan saat Dante tak ada. Dan tak membiarkan Denta sedih ataupun sakit.

Karena dia yang menginginkan adik perempuan, karena itulah dia begitu menjaga Denta, adik perempuannya.

Suatu ketika, Dante memperkenalkan Denta pada William.
Dante terus menyombongkan adik perempuannya itu pada William dan setelah itu,  setiap kali William mengajak Dante bermain, Dante akan berkata bahwa ia sibuk. Sibuk dengan adik perempuannya.

Sebagai anak semata wayang, tentu William menjadi iri.

William yang saat itu baru berumur 10 tahun pun bersumpah pada Dante, bahwa ia juga bisa mendapat seorang adik perempuan.

Adik yang lebih cantik, lebih menggemaskan dan 100 kali akan lebih baik dari adik yang Dante miliki.

Dan William berhasil mendapatkannya.

Saat itu ia sedang bermain layang-layang sendirian di lapangan.
Benang layang-layangnya tiba-tiba terputus dan William mengejarnya.

Ia mengejar sangat jauh hingga berakhir di depan sebuah rumah bergaya Jepang.

Layang-layangnya terjatuh di dalam halaman rumah itu.

William ragu untuk mengambilnya, tapi ia tak rela untuk pulang begitu saja, karena sudah sejauh ini mengejar.

Seorang gadis cilik lalu keluar dari balik pagar, menghampiri William dengan menggenggam layangan di tangan.

Dengan senyum yang begitu menggemaskan, ia menyerahkan layangan itu pada William.

William kecil yang terpikat dengan wajah lucu dan pipi bulat si gadis cilik pun tiba-tiba meminta pada si gadis cilik untuk menjadi adiknya.

Gadis cilik yang belum memahami banyak hal itu, hanya tersenyum dan setuju.

Lalu setiap hari, William akan pergi ke rumah gadis cilik itu untuk bermain bersama.

Hingga suatu hari, William memutuskan untuk memperkenalkan adik barunya pada Dante untuk membalas kesombongan kawannya itu.

Itu adalah keputusan yang selalu William sesali sampai saat ini.
Karena... dalam benaknya, jika saja William tak memperkenalkan si gadis cilik, yaitu Nara pada Dante, mungkin saja Nara masih akan hidup di dunia ini dan tetap menjadi Nara yang ia kenali sampai saat ini.

Tapi jika dipikir lagi, William merasa masalahnya bukan berada di sana.

Semua rentetan peristiwa mengerikan ini bukan karena ia memperkenalkan Nara pada Dante.

Melainkan karena sebuah pita berwarna pink.

Bersambung...

Devil's Squad (School Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang