Latihan

3 1 0
                                    

"Terus ngapain ini an🐕ing? Jauh-jauh ke sini malah billing-nya abis," keluh Juni pada Andy. Namun Andy hanya bisa nyengir sambil menggaruk-garuk kepala, tanpa menjawab sama sekali. Juni lalu mengalihkan pandangan pada Gagas yang mengangkat bahu padanya.

"Ya udah mau ngapain lagi Jun, ya pulang," ucap William suram, sembari memijat-mijat keningnya.

"Terus latihannya gimana?" cetus Andy yang kemudian dibalas tatapan kesal oleh William.

Andy kemudian mendelik pada Gagas, mencoba melemparkan kesalahan. "Elo sih Gas, bukannya tambah billing dulu sebelum jemput mereka. Jadi penuh kan gak kebagian tempat lagi kita."

"Gue kan gak bisa liat masa depan," dengus Gagas, agak kesal disalahkan.

"Yodah, kita tunggu aja sampe ada yang kosong lagi," ujar Juni sembari menatap ke sekeliling, mencari tempat untuk duduk.

Dante yang sejak tadi matanya hanya tertuju pada ponsel kini bicara. "Ah, sepetinya gue harus pulang lebih awal. Gue masih ada keperluan lain," ucapnya seraya mengambil Agie dari gendongan Valen.

"Keperluan apa Dan?" tanya Gagas.

"Mengantar Agie ke Posyandu," jawab Dante.

"Emang sore Posyandu buka? Terus bukannya adanya sebulan sekali?" tanya Juni, mengernyit.

"Entah, gue hanya mencari alasan agar bisa cepat pulang dan bermain kejar-kejaran dengan Agie," jawab Dante sembari mencubiti pipi menggemaskan adik kecilnya dengan pelan.

"Kalo Posyandu sekarang sepi, gimana kalo latihan band di sana aja?" usul Gagas.

"Alat-alatnya gimana?" sambar Andy. "Stik drum aja Dante gak bawa."

"Pinjem aja ke RW setempat. Kita kasih rokok sebungkus pasti dipinjemin," balas Gagas.

"Masang sound system-nya emang kalian ada yang bisa?" tanya Andy lagi.

"Gue ngerti sound dikit," timpal Gagas.

"Lo paling ngertinya sound the sheep," ejek Andy sinis.

"Udah gak usah ribut @su. Tinggal cari rental studio yang lain kalo kaga mau nunggu," semprot Juni, emosi.

"Loh iya, kok gue gak kepikiran?" ucap Andy menyadari kebodohannya sendiri.

"Otak lo malah dibuang sih, kaga heran gue," komentar Juni sembari berkacak pinggang.

"Kalo bukan temen udah gue injek batang leher lo!" seru Andy dengan ekspresi tersinggung.

***

Hujan mengguyur deras di luar, Andy dan kawan-kawan bersyukur mereka sudah sampai di tempat tujuan.

"Oke, udah siap semua?" tanya Andy sembari menoleh ke belakang, ke arah teman-temannya yang sudah berada di posisi mereka masing-masing.

"Iya," jawab William. Sedangkan yang lain hanya membalas dengan anggukan.

"Oke," ucap Andy dan kembali menatap ke depan seraya memegangi stand mic.

Lalu hening.

"Nah loh?" Juni terheran. "Lo kenapa malah diem set@n? Bukannya nyanyi!" tegurnya meradang.

"Mau nyanyi lagu apaan? Kita belum mutusin lagunya," jelas Andy.

"Lo kalo gak bisa nyanyi, udah gue aja yang nyanyi," ucap Juni, kemudian ia mulai memetik gitarnya sembari menyanyikan lagu opening animasi populer yaitu Bima Sakti.
"Biiiiimmm~
Bim kejepit~ Rumah jahe~ Sate goreng~ Tik tak pahit~ Chota Bim, Chota Bim, Chota Bim, Chota Bim, diing, diing, diing, odading, odading--" 

Devil's Squad (School Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang