Perjalanan Iblis ke Bumi

3 1 0
                                    

Dante dan Hansel, dua pemuda itu tengah duduk di ruang tunggu di sebuah rumah sakit jiwa.
Hansel nampak gugup, sedangkan Dante terlihat mengantuk sembari memangku kucing yang baru ia pungut.

Tak lama berselang, seorang perawat dengan ekspresi yang tidak bisa diterjemahkan menghampiri mereka berdua, memberitahu bahwa Jimmy, pasien yang mereka berdua cari sempat menghilang dan meski sudah ditemukan, ia ditemukan dengan keadaan mengenaskan. Mati di dalam Almari tua yang terkunci.

Petugas yang pertama kali mengetahui hal itu memberikan kesaksian. Sebelum menemukan jenazah Jimmy, ia melihat Almari tua yang berada di dapur ambruk meniban lantai. Kemudian setelah didirikan kembali ke posisi semula, nampak engsel pintunya telah rusak dan ia melihat ada tangan pucat yang menjuntai dari celah yang terbuka.

Petugas itu lalu memanggil petugas lain untuk membantu membongkar Almari itu, dan setelah berhasil membongkarnya, mereka menemukan pemandangan yang begitu mengerikan dari tubuh kaku dengan wajah yang mirip dengan ikan mati, yang diketahui adalah sosok Jimmy yang tengah mereka cari-cari.

Mendengar kabar itu Hans merasa kecewa. Ia bahkan tak sempat melihat mayat Jimmy, kawannya itu, karena telah dibawa pergi oleh Ambulans ke rumah sakit biasa untuk di autopsi, agar bisa diketahui apa penyebab sebenarnya dari kematian pasien remaja itu.

Hans lalu mengajak Dante untuk pulang, mamun Dante enggan. Ia tak ingin kedatangan mereka yang sudah jauh-jauh kemari terasa sia-sia, ia lalu meminta salah satu perawat untuk mengijinkan mereka berdua melihat kamar Jimmy.

Karena siapa tau saja, ia bisa mendapat petunjuk. Sebab ia merasa, kematian Jimmy yang tiba-tiba itu terasa begitu janggal.
Mungkin saja ada seseorang yang ingin membungkam Jimmy untuk menyembunyikan kebenaran yang masih tertutup rapat. Itu pikirnya.

Sang perawat pun mengijinkan dan mengantar kedua pelajar itu ke sebuah kamar berukuran 4x4 yang menjadi tempat dimana Jimmy menghabiskan separuh waktunya.

Si perawat yang sudah disogok itu lalu mengatakan kepada mereka bahwa mereka hanya diperbolehkan berada di sana selama 30 menit saja. Tidak lebih. Karena Polisi akan segera datang untuk mengamankan lokasi.
Dante dan Hans pun mengangguk mengerti dan masuk setelah si perawat pergi.

Ketika telah berada di dalam, Dante dengan santainya menggeledah barang-barang milik Jimmy yang tersimpan rapih di dalam lemari yang tak terkunci.

Jika dilihat-lihat, setiap barang yang berada di sana berwarna hijau. Dari baju, celana, kaus kaki, jaket, kemeja, sepatu dan aksesoris pria, semuanya hijau. Bisa disimpulkan bawah pemilik kamar itu menyukai warna hijau.

"Lo mau cari apa di sana?" tanya Hans, memperhatikan Dante yang sedang bertindak seperti Detektif yang tengah menyelidiki sebuah kasus.

"Teman lo itu..." Dante memberikan jeda sebelum mengatakan pemikirannya.

"Teman gue kenapa?" tanya Hans.

"Apa dia mengikuti pesugihan k#lor ijo?" terka Dante.

Hans mengernyit. "Hah?"

Dante lalu melemparkan celana dalam berwarna hijau yang ia temukan pada Hans, hingga mengenai bahunya.
Hans yang merasa jijik pun melemparkan benda itu kembali kepada Dante, namun Dante berhasil menghindar.

Lalu dengan marah Hans berjalan mendekati Dante dan mencengkram jas blazer juniornya itu sembari memberi ancaman. "Jika lo lakukan itu lagi, gue akan beri lo pelajaran!"

Dante menyeringai usil. "Tentukan harinya."

"Hah?" Hans mengernyit.

"Tentukan hari dimana lo beri gue pelajaran," lanjut Dante. "Untuk informasi, gue gak bisa hari minggu. Gue ada janji dengan Zoey di hari itu," sambungnya.

"Lo---"

"Ka-kalian..." sela seorang wanita yang entah sejak kapan sudah berdiri di muka pintu. Tatapannya nampak suram, memicing pada Hans.
Ia sepertinya adalah salah satu dari pasien rumah sakit jiwa ini.
Itu terlihat dari penampilannya yang memakai outfit piyama yang sama dengan pasien lain.

Wanita itu lalu menghampiri Hans sembari menjulurkan selembar foto untuk dilihat.
Setelah Hans menerimanya, ia berjalan mundur dengan kaki pincang.

Dan sebelum ia benar-benar pergi, mulutnya sempat berucap sembari menatap lekat mata hitam milik Dante. "Welcome Prince of &@®×π€$$." Pengucapannya sedikit tidak jelas karena lidahnya yang besar. Namun kalimat yang ia ucapkan sebenarnya adalah sambutan untuk Sang Pangeran Kegelapan.

Hans tak begitu memahami situasi itu. Ia telah menatap selembar foto yang diberikan wanita sakit jiwa tadi, yang tercetak seorang gadis dengan seragam SMP tengah tersenyum sembari menggenggam gulali. Namun pemuda dengan gangguan kepribadian Megalomania itu sama sekali tak mengenali siapa gadis kecil dalam foto itu.

Dante lalu merebut selembar foto yang dipegang Hans tanpa permisi. Dan matanya langsung terfokus pada sebuah pita yang melingkar di atas kepala gadis di foto itu.

Pita berwarna pink itu sangat mirip dengan hiasan rambut yang pernah ia beli untuk hadiah ulang tahun seseorang yang Dante tak mengingatnya.

Entah mengapa Dante merasa bahwa foto yang digenggamnya sekarang adalah sebuah  petunjuk yang akan menuntunnya pada sesuatu.

Bersambung...

Devil's Squad (School Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang