Hostel

8 2 6
                                    

Valen menghabiskan hampir sepanjang pagi dengan menemani Virgo yang sekarat dan tak sadarkan diri di rumah sakit.

Menjelang siang Virgo pada akhirnya siuman.

Ketika membuka kedua mata, hal pertama yang Virgo lihat adalah Valen yang sedang terduduk lesu di sampingnya sembari menatap dinding kosong.

Perlahan sembari menahan rasa sakit di sekujur tubuh, Virgo mengambil posisi duduk di tempat tidurnya.

Valen kemudian beralih menatap Virgo.

"Terima kasih," ucap Virgo dengan wajah yang terhias plester dan perban.

Namun Valen tak merespon. Ia masih mengamati Virgo dengan diam.

"Apa?" Sebelah alis Virgo terangkat ke atas. Ia tak mengerti maksud tatapan Valen kepadanya.

Valen masih diam seakan menunggu sesuatu dan matanya masih tak lepas dari Virgo.

Keheningan yang canggung memenuhi udara. Virgo yang salah tingkah karena terus ditatap oleh Valen pun mencoba mengalihkan diri dengan mengambil buku pelajaran yang ia bawa dalam tasnya.

Hampir 1 jam berlalu dan Valen hanya seperti itu. Menatap Virgo tanpa mengatakan satu kata apapun.

Sesekali Virgo mencuri pandang dari ujung buku yang ia baca, memastikan Valen tidak lagi menatapnya.

Namun, Valen seperti tak bosan melakukan hal yang sama diwaktu yang lama. Ia seakan sedang menonton acara televisi dan Virgo sebagai layarnya.

"Apa lo punya sesuatu yang menarik untuk diceritakan?" Setelah cukup lama berteman dengan keheningan, Valen akhirnya mengeluarkan suara yang terdengar lembut namun tegas di setiap katanya. "Tentang yang terjadi pada lo semalam?" Ia kemudian bersandar sembari menyilangkan lengan.

Virgo mendengus pelan.
"Aku tidak merasa ingin menceritakan apapun padamu atau pada siapapun," ucapnya dengan ekspresi letih di wajahnya yang angkuh. Dia tidak berencana menjelaskan kejadian memalukan yang dialaminya semalam.

"Gak masalah." Valen menyeringai kecil. "Gue udah tau apa yang terjadi. Tentang tindakan gak manusiawi yang dilakukan Dante terhadap lo dan 40 anak buah sewaan lo. Gue tadi bertanya hanya untuk basa-basi," ucapnya dan memamerkan senyum menyebalkan yang ia pelajari saat mengamati Hans.

Virgo kembali mendengus. Ia terlalu lelah dan pusing untuk menanggapi Valen, jadi dia memutuskan untuk kembali berbaring dengan memutar tubuh dan tidur membelakangi gadis yang ia anggap tidak normal itu.

"Yang membunuh adik lo bukan Dante," cetus Valen tiba-tiba.

Retina Virgo membesar sesaat kala mendengar itu. Namun, ia kembali memejamkan mata, berpura-pura tak mendengar.

"Dante hanya korban dari keadaan," ucap Valen lagi, seakan tak menyerah meski telah diabaikan.

Virgo melonjak dari tempat tidur dengan cepat untuk kembali duduk menatap Valen. Aura kebencian pemuda itu seakan telah menyembuhkan semua rasa sakit ditubuh atletisnya sendiri.
"Korban?"

"Ya."

Jawaban datar Valen kembali memicu amarah Virgo.
Kebencian terhadap Dante tampak jelas di kedalaman mata abu gelapnya.
"Dia membuatku begini dan kamu bilang dia korban?"

"Makhluk itu terikat dengan Dante, tapi dia melakukan semua hal sendiri tanpa pengaruh Dante. Dan makhluk itu tertarik pada adik lo," ungkap Valen dengan nada cepat.

Virgo mengerutkan dahi.
"Makhluk?"

Valen menjawab dengan mengangguk pelan.

"Makhluk apa?" Tanya Virgo belum memahami.

Devil's Squad (School Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang