Gadis Dari Masa Lalu

6 1 0
                                    

"Akan kuberitahukan sebuah kisah yang belum pernah kuceritakan pada siapapun, Naru.

Aku bertemu dengan seorang gadis kecil yang tersenyum dengan cara paling menggemaskan, kemudian kami berpisah.

Aku ingat, semuanya seperti permainan anak kecil, seperti di dalam dongeng yang sedih.
Ia terbang bersama awan, dan mendarat di lembah para peri.
Menetap dalam kastil, menunggu untuk tangannya digenggam lagi.

Namun, kurasa ia terjebak dan tersesat di dunia mimpi, yang tak akan pernah bisa menjadi nyata.

Manakala saatnya telah tiba, ia akan berkeliaran, terbang menembus langit malam, untuk melihat orang yang ia cintai tengah tertidur.
Ia lalu memberi ciuman dan menunjukkan bahwa, cinta adalah bentuk sebuah mimpi yang indah, setelah itu ia kembali terbang menjauh."

Kisah yang diceritakan teman kampusnya itu terus terulang dibenak Naru.

Pria dengan wajah oriental itu pun bangkit dari sofa nyamannya.

Ia kemudian berjalan dan berhenti di sebuah pintu berwarna putih.

Tangannya hinggap di ganggang pintu cukup lama, setelah itu ia baru membukanya.

Terlihat sebuah ranjang yang tertata rapih di dalamnya.
Namun, boneka dan mainan nampak sudah bertumpuk debu.
Menandakan kamar tidur yang mirip seperti kastil merah muda itu sudah lama tidak ditempati.

Lampunya telah mati. Tirainya pun selalu tertutup.

Sudah tak pernah ada cahaya lagi.

Juga, sudah tak terdengar tawa lagi.

Dan tak akan pernah ada suara rengekan yang menggema mengisi hari.

Karena pemiliknya... sudah lama mati.

"Nara... temanku Takuo bilang, kita akan segera kedatangan tamu," ujar Naru, kemudian buru-buru menutup pintunya kembali.

Gadis kecil yang sedang duduk di meja belajarnya itu tersenyum.
Ia lalu menghampiri cermin untuk merapihkan penampilannya.

Namun... tak ada apapun di sana.
Ia tidak bisa melihat bayangannya.

Ia baru ingat bahwa dirinya sudah berbeda semesta.

Sangat membingungkan memang, mengapa dirinya yang sudah bereinkarnasi justru masih bergentayangan di dunia.

Dunia memang penuh dengan misteri dengan ribuan semesta yang meliputi.

Dirimu yang berada di dimensi lain, mungkin juga sudah mati.

***

"Keyabau, keyabau, keyabau mam yumput. Mooo~" celoteh Agie menatap kagum pada banteng yang sedang menyantap makan siangnya.

Setelah ia diculik saat ayahnya sedang mengisi bensin di Rest Area, ia dibawa oleh segerombolan genk motor ke markas mereka, yang bertempat di sebuah kebun binatang umum.

Meski mereka adalah genk motor, mereka bukanlah pengangguran. Mereka bekerja di sana, sebagai pemandu, pawang, petugas kebersihan dan pengurus para hewan.

"Papah, Jajah, Yaya, Imau, meong-meong," celoteh Agie lagi, terdengar seperti sedang bernyanyi.

"Gak diduga anak seimut kamu punya kakak sekejam itu," ujar pemuda berambut coklat bernama Satya. Ia kemudian berbagi permen sugus miliknya kepada bayi kecil di sampingnya.

"Uka, ukain," pinta Agie.
Satya pun membukakan bungkusnya dan langsung menyuapi ke dalam mulut mungil Agie.

"Athih," ucap bayi menggemaskan itu, berterima kasih.

"Jika kamu lebih besar, mungkin aku akan menikahimu," ujar Satya, terpikat dengan keimutan Agie.

Agie menggeleng, seperti menolak, "Ag-gie, ya-yang Af-vli."

"Kamu sudah punya ayang?" tanya Satya.

Agie mengangguk. "Hu-um, Ag-gie, Af-vli."

Satya sedikit tergelitik dengan pengakuan bayi yang masih memakai popok itu. Namun, sebisa mungkin ia tak tertawa karena ia takut bayi itu akan menangis jika ia melakukannya.
"Oke, kudo'akan kakakmu merestui," ujarnya seraya memakaikan rompi dengan ratusan kabel berwarna-warni kepada tubuh kecil Agie.

Bersambung...

Devil's Squad (School Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang