Kisah Pilu

5 1 0
                                    

Gadis itu duduk sembari menatap lukisan dari sosok yang mengerikan dengan perban dan jahitan di wajahnya.

Setelah beberapa saat ia pun menyadari, bahwa apa yang dilihatnya adalah cermin.

Ia pun dengan marahnya melempar cermin itu jatuh, lalu menangisi kondisinya dengan memendam wajah di atas bantal.

Dia adalah Derana. Gadis 16 tahun yang seharusnya duduk di kelas 2 bangku SMA seperti saudari-saudarinya, yaitu Sandara dan Nadira, atau lebih dikenal Dara dan Dira.

Tentu, jika saja hal ini tak menimpanya, hidupnya mungkin akan tetap normal seperti kedua saudari kembarnya itu.

Derana sebenarnya tidak lahir seperti ini, ia tidak lahir dengan kecacatan.

Dia dulu adalah gadis yang cantik, dengan hidung mancung, bentuk mata yang indah, kulitnya berwarna cerah dan berambut ikal panjang yang senantiasa menambahkan pesonanya.

Namun wujud fisiknya sekarang telah berubah. Ia hampir kehilangan separuh hidungnya yang kini selalu tertutup perban. Bentuk matanya pun tak lagi sama, bahkan ia tak bisa membuka satu matanya yang sudah tertutup selamanya. Kulitnya nampak pucat dengan banyaknya bekas luka dan jahitan, dan akan terus bertambah ketika ia kembali melakukan operasi. Rambutnya pun nampak selalu berantakan, karena ia biarkan untuk menutupi sebagian wajahnya yang sama sekali tak ingin ia lihat lagi.

Orang-orang bertanya-tanya, mengapa dia bisa menjadi seperti itu?
Mengapa Derana, si gadis cantik yang mempesona... sekarang telah berganti menjadi Derana si gadis mengerikan yang suram?

Satu tahun yang lalu, saat Derana masih menjadi murid ajaran baru, ketika itu ia sedang mengenakan seragamnya dan berada di kursi tua yang berada di sebuah taman yang sedikit sepi.

Sementara menunggu sang ayah menjemput, ia melihat seorang anak perempuan bergaun merah muda tak jauh dari tempatnya. Wajahnya sangat imut, pipinya chubby, postur tubuhnya mungil dan ia tampak manis dengan pita rambut yang diikat lucu menghiasi kepalanya. Diperkirakan anak itu mungkin berusia sekitar 1 atau 2 tahun di bawahnya dan ia sepertinya adalah warga negara Jepang.

Kala itu, si anak sedang bermain ayunan sendiri, nampak sedang menunggu seseorang juga.
Matanya terlihat selalu menatap ke sebrang, ke arah seorang mahasiswa yang tengah membeli camilan.
Derana berpikir bahwa mungkin itu adalah kakaknya, karena parasnya yang cukup mirip.

Tak lama berselang, sebuah mobil van hitam terparkir di depan mereka.
Beberapa pria berwajah sangar dan keji pun tergesa keluar dari pintunya.

Mereka lalu menghampiri anak yang sedang bermain ayunan itu, mengapitnya dari dua sisi dan memaksanya masuk ke dalam mobil.

Derana sempat membeku melihat itu. Meski anak itu berteriak meminta tolong padanya, Derana sama sekali tidak tau harus berbuat apa. Ia tidak siap dengan situasi seperti itu.

Namun, Derana tak bisa berpaling. Karena iba, ia pun mengejar mobil itu sembari berteriak meminta tolong.
Tapi, sialnya, tiba-tiba saja sebuah mini bus menghantam tubuhnya, untuk menghindari sebuah kecelakaan beruntun yang mendadak terjadi, karena ulah pembalap liar yang diketahui masih seorang pelajar.

Dan, bahkan di situasinya saat itu, Derana masih memikirkan anak perempuan itu.

***

"Mum-my... bayon oyen maw!" celoteh Agie, minta dibelikan balon pada sosok yang sebenarnya bukanlah ibunya.

Sosok itu dengan geram memperlihatkan kukunya yang panjang dan hitam seperti cakar, menggenggam wajah kecil Agie seperti menggenggam roti dan dia mengatakan, "balon? Aku belikan. Tapi sebagai gantinya aku ingin melahap jiwamu."

Devil's Squad (School Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang