Di Hotel (2)

8 1 0
                                    

Malam yang menyesakkan dan udara yang dingin di sebuah kolidor sepi. Di depan jendela terbuka, Rey terduduk sendiri menggenggam bunga berwarna kuning dengan seutas tali di pangkuannya.

Ia menatap ponsel, menonton video tutorial bagaimana cara menyimpul tali untuk gantung diri yang baik dan benar, dengan air mata yang sudah memenuhi wajahnya.

"Sraaakkk... sreeekkk... sraaakkk... sreeek... khi... khi... khi..." suara cekikikan bayi disertai suara gemerisik menarik fokusnya.

Seketika ia merasa merinding.
Karena di tengah malam, ia mendengar suara bayi, itu tentu saja sudah pasti hantu.

Tapi, karena dia adalah pria dan ia merasa pria seharusnya tak takut hal-hal seperti itu, ia pun mengumpulkan keberanian untuk mencari asal suara itu.

Ia lalu beranjak bangkit dan melacak suara itu dalam keheningan.

"Sraaakkk... sreeekkk... sraaakkk... sreeek... khi... khi... khi..."

Suara itu semakin dekat, menggema di antara dinding dingin dan ruang yang sepi, mengarah ke lorong sebelah kanan.

Rey perlahan mengintip di balik dinding dan mendapati sosok bayi yang sedang merangkak di tengah kolidor, dengan plastik popok yang tersangkut di kaki kirinya.

"Paw-paw!" seru bayi itu saat menyadari kehadiran Rey.

Rey berhenti mengintip dan menunjukkan diri seluruhnya pada bayi itu.

"Where's your mom?" tanya Rey, namun ia masih ragu untuk menghampiri bayi itu, karena bisa jadi itu sungguhan hantu.

Bayi itu mengarahkan telunjuknya ke arah belakang Rey.

Rey spontan menoleh ke belakang, namun dimatanya tak ada siapapun di sana.
Ia kemudian menghadapkan diri pada si bayi lagi, namun bayi itu sudah tak ada di tempatnya.

"Angan, angan," ujar si bayi yang sudah berdiri sembari berpegangan pada kaki Rey dan mencoba menarik seutas tali yang digenggam Rey.

Rey langsung terkejut dan tersungkur ke belakang karena ulah bayi itu yang entah sejak kapan sudah berada di dekatnya.

"Paw-paw, angan! Icca-icca iat! Angan, angan!" celoteh si bayi, mengarahkan jari seperti sedang mengomel.

"Wh-what's?" Rey terperangah mendengar ucapan kurang jelas si bayi.

Ia lalu ingat kembali, bahwa Paw-paw adalah nama panggilannya yang diberikan oleh kekasihnya dan Icca-icca adalah panggilan darinya untuk kekasihnya. Tapi itu sudah jarang mereka gunakan karena Hans selalu meledek mereka. Jadi, seharusnya tak ada yang tau panggilan itu lagi.

Rey kemudian menatap bayi di depannya dengan intens dan bertanya, "who are you?"

"Ag-gie," ujar si bayi memperkenalkan diri sembari memasukkan jari ke mulut.

"Tidak, maksudku---"

"Aku berada di depanmu, aku di sini."

Rey spontan menoleh ke segala arah dengan wajah terkejut.

Ia yakin, ia baru saja mendengar sesuatu.

Suara pelan yang beriringan dengan hembusan angin dan hawa dingin.

Tapi tak ada seorang pun di sana, kecuali dirinya dan bayi di hadapan--

"Babay," ucap si bayi berpamitan sembari membawa serta tali rampasannya. Ia sudah merangkak pergi sejak tadi.

"Hey, wait," ujar Rey kemudian berjalan menyusul untuk bertanya mengenai sesuatu yang masih mengusik pikirannya.

Bersambung...

Devil's Squad (School Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang