Peringatan

3 1 0
                                    

Sepulang sekolah Gagas berniat pergi ke warnet bersama Andy.
Mereka berboncengan melewati sebuah kebun bambu. Itu adalah jalan pintas yang tercepat untuk bisa sampai ke warnet langganan mereka.

Saat memasuki pemakaman umum yang kebetulan berada di sana, dari kejauhan Gagas melihat seorang pria tua menggenggam gagang sapu. Sepertinya pria tua itu sedang membersihkan makam dengan menyapu daun-daun kering yang berjatuhan.

Namun, Gagas sedikit merasakan perasaan aneh saat melihat pria tua itu, yang saat ini sedang melihat ke arahnya juga.
Pria itu terus diam mematung. Hanya bola matanya yang bergerak-gerak, mengikuti pergerakan motor yang sedang ditumpangi Gagas.

Bahkan setelah mereka keluar dari area pemakaman, Gagas merasa pria tua itu masih menatapnya.

Tapi, saat Gagas menengok ke belakang untuk memastikan, pria tua itu sudah tak terlihat lagi dari pandangan.

***

10 menit kemudian, Gagas dan Andy sampai di depan sebuah gedung tua dengan tanda yang tertulis 'Warnet Megaxus sudah pindah ke lantai 5.'

Andy meminta Gagas untuk masuk lebih dulu sementara ia memarkirkan motornya.
Gagas menurut dan berjalan ke pintu masuk, kemudian melewati lorong kecil untuk menuju lift.

Gagas lalu menekan tombol lift dan ketika pintunya terbuka, ia melangkah masuk.
Setelah itu ia menekan tombol lantai 5 dimana warnet berada. Pintu pun tertutup dan perlahan mulai naik.

Tak lama berselang, lift berhenti dan pintunya terbuka. Gagas hendak melangkah keluar, namun ia mengurungkan niatnya karena menyadari ada sesuatu yang salah.

Di depan pintu lift ada kolidor yang sangat gelap.
Dari cahaya lampu yang keluar dari lift, Gagas bisa melihat perabotan yang ditutupi kain dan patung-patung manekin.

Gagas lalu memeriksa tombolnya kembali. Tapi anehnya tak ada tombol yang menyala. Tak ada yang bisa menunjukkan di lantai mana ia berada.

Pada detik itu, Gagas melihat sesuatu bergerak dengan cepat dari ujung kolidor, bersembunyi ke titik tergelap.
Gagas tak yakin apa itu. Tapi itu terlihat seperti seorang bocah laki-laki yang tak mengenakan busana dan tak punya rambut.

Dan setelah itu ia melihat sosok lain yang bergerak perlahan menuju lift. Sosok bertubuh kurus dan jangkung dengan rambut yang acak-acakan.

Dengan panik Gagas pun menekan tombol untuk menutup pintu lift.
Tiba-tiba lampu di dalam lift berkedip dan padam.

Dalam kegelapan itu Gagas mendengar suara berat menyeramkan yang tak terdengar seperti suara manusia, yang mengatakan, "JANGAN IKUT CAMPUR!"

Gagas gemetar, ia begitu ketakutan hingga tak sanggup untuk berteriak.

Tepat saat Gagas akan kehilangan kesadaran, suara hangat datang menenangkannya. Suara manis yang terdengar seperti milik seorang gadis kecil.
Ia berkata, "kakak itu tangguh. Kakak lebih kuat dari mereka. Aku tau kakak mampu. Kalau kakak berhasil, aku bakalan kasih permen Yup1."

Setelah mendengar suara itu, Gagas berdiri tegak dan menggumamkan sebuah do'a sembari menyatukan kedua tangan.

Tak lama, lampu di dalam lift pun kembali berkedip dan kembali menyala. Pintunya kemudian tertutup dan mulai naik kembali.

Ketika pintu terbuka kali ini, ia benar-benar berada di sebuah warnet. Gagas pun bernapas lega dan melangkah keluar.

Namun, sebelum ia masuk ke dalam warnet tersebut, ia sempat menengok ke belakang lagi, ke arah lift yang pintunya masih belum tertutup.

Di sana terdapat seorang gadis kecil menggemaskan yang begitu ia kenali.
Bibir gadis itu nampak bergerak, mencoba mengatakan sesuatu tanpa bersuara.

Gagas mengangguk memahami, setelah itu pintu lift pun tertutup.

Gagas lalu mengambil ponsel di saku, mengklik aplikasi obrolan dan membuka sebuah grup chat.

Gagas lalu mengambil ponsel di saku, mengklik aplikasi obrolan dan membuka sebuah grup chat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Devil's Squad (School Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang