Kenakalan Remaja

7 2 5
                                    

Cahaya pagi membangunkan Valen dari tidur lelap. Angin pun berbisik lembut di telinga membuat sebuah harmony yang menenangkan jiwa.

Diliriknya tubuh telanjang seorang pemuda di sebelahnya.
"Ini pasti cinta," gumamnya.
"300% gue yakin itu." Tatapannya menunjukan semua hal bahwa dia sangat menyukai Andy.

Teringat malam kemarin, ketika kisah yang Andy ceritakan selesai, Andy menatap mata Valen dan matanya berkaca-kaca.

Andy lalu mendudukkan diri seraya bersandar. Menghela napas kasar dengan raut wajah gusar.

Valen kemudian ikut mendudukkan diri, berhadapan dengan Andy. "It's okey, itu udah berlalu," ucapnya seraya mengelus punggung tangan Andy dengan gerakan lambat.

Sentuhan ringan itu membuat pertahanan Andy luluh lantak. Laki-laki yang baru berusia 16 tahun itu pun menanggalkan kausnya dan langsung memeluk Valen dengan gairah.

Valen tidak terkejut dengan tindakan Andy tersebut, ia justru terkejut karena mendapati sebuah bekas luka yang belum hilang dengan sempurna di belakang punggung Andy.

Valen lalu mendorong Andy sedikit menjauh darinya ketika Andy sedang asik mencium bagian leher jenjang gadis remaja tersebut yang meninggalkan jejak kemerahan.

Ekspresi tuduhan nampak jelas di wajah pucat Valen ketika telah melihat simbol pentagram yang terukir samar di kulit bersih Andy.
Valen yakin Andy telah menyerahkan diri pada iblis.

"Iya, Val. Gue tau lo kecewa, tapi gue udah terlanjur lakuin hal yang udah lo duga." Andy menundukkan pandangan.
"Mungkin alasan gue lakuin ini gak kedengeran hebat." Suaranya terdengar sedih.
"Gue cuma ingin tragedi itu gak pernah terjadi lagi," ungkapnya tercekat.

Valen menggeleng pelan. "Gue gak akan membenci lo karena hal ini."

Andy mengangkat pandangan, senyum tipis terbit di wajah rupawannya ketika Valen mengatakan itu.

"Tapi yang harus lo tau, Ndy. Ketika lo bersekutu dengan iblis, yang menunggu lo di masa depan hanyalah kehancuran," ucap Valen dengan wajah serius.

"Gue tau, Val," sahut Andy tanpa menyesal sedikitpun. Karena ia pikir, ia hanya merelakan satu hal dari dirinya. Ia merelakan keturunannya. Ia tak akan pernah menjadi seorang ayah.

Ketika Andy masih jatuh dalam lamunan, Valen tanpa peringatan mendorong Andy berbaring, ia pun tanpa ijin duduk di atas Andy, mengambil kedua tangan pemuda berwajah manis itu dan membawanya ke atas kepala.

Tubuh Andy beku, dia merasa seperti patung batu. Ia seolah pasrah ketika Valen menunduk dan mulai mencium bibir menawannya. Mereka berdua pun menghabiskan malam dengan melakukan permainan yang seharusnya belum saatnya mereka lakukan di usia mereka.

Bersambung...

Devil's Squad (School Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang