"Bu Ayu, ngerasa enggak kalau air di kamar mandi agak bau besi gitu?"
Pertanyaan dari Hesti itu membuat Ayu langsung mengernyitkan dahi. "Saya ngerasanya biasa aja. Ngepel juga masih pakai air dari situ."
"Ya, kan, Ibu langsung taro cairan pembersih lantai. Wajar enggak kecium."
"Hmm, coba nanti saya cek, deh." Ayu membalas. Setelah mengepel beberapa langkah, pemilik surai cokelat keemasan itu berhenti. "Kalau ada masalah begituan, saya kudu lapor ke siapa, ya, Bu Hesti?"
"Ke Komandan juga bisa." Hesti menjawab dengan ragu. Dia tahu betul bahwa bosnya itu amat kikir, ditambah lagi tidak kompeten dengan masalah-masalah seperti ini.
"Oh, oke." Ayu tahu gelagat Hesti yang seperti itu. Seakan juga menyadari bahwa mereka berpikiran serupa.
"Moga ada jalan keluarnya, ya? Dan juga, mudah-mudahan enggak harus sampai Pusat ikut turun tangan. Bisa dimarahin kita sama Komandan."
Ayu mengangguk. Kantor cabang ini sudah beberapa kali ditegur pihak Pusat. Kemarin-kemarin masalah anggaran makan siang yang harus dihemat, lalu perbaikan AC yang harusnya masih bisa ditangani kas kantor (sebenarnya, orang-orang malas mengisi kas kantor yang kelewat mahal itu karena tahu Pak Komandan juga jarang mengisi).
Tidak berselang lama, setelah selesai mengepel, Ayu langsung menuju kamar mandi untuk memastikan air di bak benar-benar berbau besi atau tidak. Rupanya tidak hanya air di bak saja yang berbau. Saat Ayu memutar keran, air yang keluar dari sana juga berbau besi. Ada yang tidak beres.
Perempuan itu keluar dan mencari Komandan. Kebetulan pria paruh baya itu sedang tertawa-tawa melihat ponselnya. Mungkin nonton Larva, pikirnya.
"Pak Komandan, boleh saya masuk?" tanya Ayu dari luar pintu ruangan. Setelah disahut "Boleh" oleh pimpinannya itu, dia masuk dan mulai melapor.
"Pak, air di kamar mandi agak bau besi. Setelah saya cek dari kerannya, kayaknya ini dari tandon air."
"Wah, bahaya ini. Wah, bahaya ini." Pria berkemeja putih itu bangkit dari kursi dan berjalan mondar-mandir di depan Ayu seraya komat-kamit dengan kalimat sama, "Wah, bahaya ini."
"Pak!"
"Eh!" Komandan Andre kaget. "Oh, iya, masalah itu. Waduh, gimana, ya? Saya bingung juga. Kamu ada kenalan yang biasa urus tandon air?"
"Enggak ada, Pak." Dalam hati, Ayu berkata, "Kalau ada juga sudah saya mintain tolong."
"Duh, gimana ini?" Setelah mengucapkannya, Komandan Andre lantas keluar dari ruangannya, dengan Ayu yang juga mengekori. Pria itu lalu menepuk bahu Surya yang sedang menekuri dokumen di tangannya. Sial bagi Surya, karena dialah satu-satunya orang yang baru tiba di ruang kerja itu.
"Saryuuu!" sapa Komandan Andre nyaring. Surya jadi agak kaget, buru-buru pria itu menaruh dengan rapi dokumen tadi di atas meja.
"Surya, Komandan," koreksinya sambil tersenyum getir. Celaka sudah, pasti ada sesuatu yang tidak baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
There's Something About You
FanfictionSejatinya, tidak ada yang menarik di Kantor Lapor Pak. Hanya saja, Surya, si pemilik rompi hijau neon, memandang lain pada Ayu, seseorang dengan kemeja merah jambu yang sehari-hari tidak lepas dari sapu dan pengki. Pandangan itu lantas membuat suatu...