Andhika tiba-tiba datang dan terkejut saat tahu tandon air itu sedang dibersihkan. Tentunya dia tidak melihat Ayu di dalam sana, hanya ada Surya yang melongok ke dalam tandon dengan tersenyum tiada henti. Rupanya, temannya itu sedang mengamati seseorang di dalam sana, dan insting intelijen Andhika bisa menebak siapa gerangan yang mampu membuat Surya seperti itu.
"Lagi bersihin tandon?" Andhika sudah mendekat, membuat Ayu dan Surya terkejut. Ayu bahkan segera bangkit, tetapi kepalanya terbentur sisi tandon yang cukup keras.
"Aduh," keluhnya sambil perlahan berdiri. "Eh, selamat pagi, Pak Dhika. Iya, air di kamar mandi kantor agak bau besi gitu. Makanya Komandan minta saya dan Pak Surya bersihkan tandon."
"Oh, oke-oke. Semangat, ya, kalian." Andhika melenggang pergi. Sebenarnya, dia hanya bersembunyi di salah satu sisi dinding yang tidak terlalu jauh dari posisi mereka. Tangannya begitu gatal ingin mengabadikan momen tersebut. Akal bulusnya pun berkata bahwa ini akan jadi foto bagus untuk dibahas di grup WA kantor tanpa Surya dan Ayu. Memang sedikit kriminal, tetapi itu juga tidak salah-salah amat.
"Kepala lu enggak apa-apa?" tanya Surya dengan nada khawatir.
"Enggak apa-apa. Paling agak benjol aja nanti, hahaha." Ayu tertawa sebelum kembali berjongkok dan menyelesaikan tugasnya. Untungnya tidak begitu banyak bagian yang kotor, sehingga pekerjaan itu segera selesai.
Ayu kembali berdiri. Kini masalah baru muncul: bagaimana caranya keluar dari sana?
"Udah siap? Gue gendong lagi, ya."
"Eng, oke." Tangan Ayu melingkar pada leher dan bahu Surya, memudahkan pria itu mengangkat pinggangnya. Kini, kakinya yang telanjang sudah menginjak paving block yang lebih kasar, tanda bahwa dirinya tidak lagi di dalam tandon.
"Seragam lu jadi kotor, Yu. Item kena lumut," ujar Surya.
Setelah kembali memakai sandal jepit, Ayu menarik bagian belakang kemeja merah jambunya agar makin terlihat. Benar saja, ada noda kehitaman yang lumayan banyak. Mungkin karena dia sedari tadi tidak berhenti mengitari tiap sisi dalam tandon supaya benar-benar bersih.
"Enggak apa-apa, deh." Ayu tidak ambil pusing dengan keadaannya. Satu-satunya yang diharapkannya adalah semoga noda itu mudah dihilangkan.
Keduanya mengangkat tandon ke tempatnya semula dan mengembalikan selang air ke tempatnya lagi. Senyum Ayu kemudian merekah, membuat perasaan Surya makin berkecamuk. "Terima kasih banyak, Pak, sudah mau saya repotin pagi-pagi begini."
"Sama-sama. Oh, iya, soal yang tadi, gue beneran bakal beliin lu minum, lho. Ditunggu pas lunch, ya?" ucap Surya.
"Ya ampun, Pak."
"Udah. Terus itu benjol di kepala lu, kalau makin parah, kabari gue. Biar gue gebuk si Dhika."
"Jangan kejem gitu, napa?" Ayu berujar sembari menggeleng-geleng.
Keduanya kembali ke kantor, dengan semua orang yang sudah datang dan duduk di meja kerja masing-masing dengan mengulum senyum. Ya, sudah jelas Andhika biang keladinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
There's Something About You
FanfictionSejatinya, tidak ada yang menarik di Kantor Lapor Pak. Hanya saja, Surya, si pemilik rompi hijau neon, memandang lain pada Ayu, seseorang dengan kemeja merah jambu yang sehari-hari tidak lepas dari sapu dan pengki. Pandangan itu lantas membuat suatu...