Surya kini sudah berada di dekat pintu kamar mandi. Di sana, dia bisa melihat Ayu yang terus menuangkan air ke dalam ember. Ya, perempuan itu kalau sudah bekerja seakan tidak peduli dengan sekitarnya. Fokusnya satu: pekerjaan itu harus segera selesai agar dia bisa mengerjakan hal lain.
"Airnya jangan dibuang, buat siram bunga di depan." Tiba-tiba Surya sudah melongok ke kamar mandi, membuat Ayu kaget bukan kepalang. Dia tidak menyangka kalau pria itu akan mengikutinya.
"Ya ampun, saya kira siapa." Ayu segera menggeleng. "Pak, bantuin napa? Ini airnya pada bludak, nih," ujar Ayu sedikit kesal. Dia sudah kerepotan dengan menciduk air terus menerus ke ember.
"Iya, gue bantuin." Surya masuk dengan menyingsingkan lengan seragamnya. Dia membawa beberapa ember lain dan ikut mengisinya bersama Ayu.
Tidak ada ucapan apa pun yang keluar dari bibir keduanya. Aneh, biasanya mereka akan saling menyalahkan atau berdebat tentang hal-hal yang tidak perlu. Yang menemani mereka selain ember hanya gemericik air dari keran juga suara tuangan air dari gayung yang cukup kuat. Jujur saja, keduanya merasa keadaan ini amat canggung. Namun, mereka terus mengisi air ke dalam ember seakan tidak menganggap kecanggungan yang terjadi di antara keduanya benar-benar ada.
"Kayaknya udahan, Pak. Capek saya." Ayu mengelap dahinya. Dia tidak sadar kalau baru saja berhasil memecahkan kecanggungan itu. "Aduh, pagi-pagi udah nguras air."
Mendengar ucapan itu, Surya tersenyum geli. "Nanti gue beliin minum, deh. Semangat makanya."
Entah sudah berapa banyak Ayu kaget hari ini, dan dia makin ketakutan sebab Surya yang tadi amat jengkel padanya justru mendadak baik. Ada apa ini?
"Pak Surya ketempelan jin penunggu sini, ya?" Perlahan, Ayu bertanya.
Ditanya seperti itu membuat Surya membelalakkan mata. "Kenapa, dah, lu?"
"Lah, Bapak yang kenapa. Tadi jengkel sama saya, sekarang tiba-tiba baik sama saya. Kan aneh." Ayu bergidik ngeri.
Langsung saja Surya kembali ke mode pabrik: mode jengkel. "Apaan, sih? Emang salah kalau gue beliin lu minum? Jangan kegeeran juga, gue niatnya beliin lu Teh Sisri, bukan thai tea boba ."
"Bahahaha! Teh Sisri. Enak, tuh, yang gula batu."
"Enakan yang melati."
"Gula batu!"
"Melati! Ini kita ribut mulu, urusan tandon air bisa sampe sore, nih!"
Ayu tidak lagi merasa takut, yang ada dia kembali terkekeh. Dan sudah sifat asli Surya untuk ikut tertawa pula. Setelah memastikan keran tidak lagi mengeluarkan air, Surya segera keluar menuju belakang kantor. Tentunya Ayu mengekori.
KAMU SEDANG MEMBACA
There's Something About You
FanficSejatinya, tidak ada yang menarik di Kantor Lapor Pak. Hanya saja, Surya, si pemilik rompi hijau neon, memandang lain pada Ayu, seseorang dengan kemeja merah jambu yang sehari-hari tidak lepas dari sapu dan pengki. Pandangan itu lantas membuat suatu...