Catatan: Timeline cerita ini adalah beberapa hari setelah episode LP di tanggal 27 April 2022 (waktu Ayu dibegal).
***
"Jadi, sore ini kita bukber di ... "
Hesti langsung menghentikan pengumumannya. Perempuan dengan rambut sepunggung itu memperhatikan teman-temannya yang menunggu dengan begitu antusias. Bisa dibilang, suasana ruangan tengah kantor amat tegang. Tentu saja, setelah beberapa hari berpuasa, baru kali ini pemimpin mereka berbaik hati mentraktir semua pegawai di restoran. Oh, sebenarnya mereka pernah memiliki rencana untuk berbuka bersama, hanya saja ada sesuatu sehingga tidak jadi dilaksanakan (1).
"Hayo, di mana tebak!" Mendengar ucapan Hesti barusan, semuanya langsung menghembuskan napas dengan jengkel.
"Make tebak-tebakan segala. Ngomong cepetan, Ti!" Wendi sepertinya sudah tidak sabar lagi. Di sisinya, Kiky tersenyum kecil sembari mengelus lembut lengan pria itu. Terdengar beberapa kali dia mengucapkan, "Sabar, Sayang."
"Tuh, sabar. Ini kejutan buat kita semua." Kini gantian Hesti yang tertawa kecil karena reaksi teman-temannya. "Kita bakalan bukber di restoran! Seru, kan?"
"Beneran ini? Kita bisa makan sepuasnya, Yang?" Andhika tampak berbinar seketika.
"Ya, dari kas kita juga sebenarnya, hehe. Tapi Komandan ada nambah-nambahin, kok," jelas Hesti pada kekasihnya.
Langsung saja semuanya kegirangan mendengar informasi tersebut. Beberapa mulai mengira-ngira akan memesan menu berbuka apa. Beberapa bertanya kembali ke Hesti, apakah mereka diperbolehkan pulang terlebih dahulu supaya bisa memakai pakaian yang lebih baik. Sisanya, yang kebanyakan polwan, mulai memilih filter mana yang pas untuk nanti berfoto-foto di lokasi. Bagi mereka, mempercantik feed Instagram sudah jelas wajib hukumnya.
Ya, semuanya larut dalam kesenangan, kecuali pria dengan rompi hijau neon yang duduk di sudut sembari ekor matanya memperhatikan situasi tersebut. Sebagai teman baik, Wendy dan Andhika menyadari itu. Sepertinya, ada hal yang tidak mengenakkan terjadi padanya.
Setelahnya, mereka membubarkan diri dan kembali berkutat dengan tugas masing-masing. Surya masih di sana, dengan matanya yang kosong memandang sapu dan pengki. Tidak biasanya peralatan itu teronggok begitu saja di sudut loker. Ya, sudah tiga hari Ayu cuti akibat beberapa hari lalu dia mengalami pembegalan di jalan. Kondisinya tidak begitu parah, tetapi dia masih trauma untuk berangkat kerja. Meskipun Surya sudah berulang kali memintanya untuk berangkat bersama, nyatanya perempuan itu masih tidak berani. Wajar, memang kejadian itu sangat mendadak dan sama sekali tidak pernah diharapkan untuk terjadi.
"Sur, lu ikut bukber nanti sore?" Wendi bertanya dengan hati-hati. Dan kini, Hesti, Andhika, dan Kiky juga ikut mendampingi.
"Enggak kayaknya. Gue merasa bersalah kalo gue makan enak dan seneng-seneng sama temen-temen gue, tapi Ayu enggak bisa menikmatinya juga," jawab Surya.
Keempat temannya lantas saling berpandangan. Mereka seakan setuju dengan pendapat Surya, dan rasanya tidak menyenangkan bila mereka berbuka bersama tanpa si kemeja merah jambu yang kocak itu. Toh, selama ini mereka tidak pernah terpisahkan.
"Eh, bukan berarti gue nyuruh kalian buat enggak buka bersama, lho." Surya langsung menyadari ucapannya yang salah diterima. "Itu gue doang aja yang ngerasa begitu. Kalian udah didata juga, kan, sama Hesti tadi? Ya sudah, kalian bukber aja. Mumpung Komandan baik hati ini."
"Terus, lu gimana? Masa kita tinggal, Sur?" tanya Andhika.
"Gampang gue, mah. Masalah buka puasa tinggal pesen aja beres. Lu pada lupa apa, kalo gue ini orang kaya?" Surya langsung terkekeh setelah mengucapkannya.
Benar saja, mereka langsung mengernyitkan dahi dan melenggang pergi. Surya sengaja menyombongkan diri supaya teman-temannya tidak begitu mengkhawatirkannya.
***
1. Berdasarkan LP tanggal 14 April 2022.

KAMU SEDANG MEMBACA
There's Something About You
FanfictionSejatinya, tidak ada yang menarik di Kantor Lapor Pak. Hanya saja, Surya, si pemilik rompi hijau neon, memandang lain pada Ayu, seseorang dengan kemeja merah jambu yang sehari-hari tidak lepas dari sapu dan pengki. Pandangan itu lantas membuat suatu...