Chamomile and Honey

192 18 0
                                    

Catatan: ini sekuel dari 'Tentang Centaur'. Kalau sebelumnya lebih ke kegalauan Ayu karena Surya ke Amerika Serikat enggak bilang-bilang, di sekuel ini titik beratnya di permasalahan Surya. Enjoy!

***

Kepulangannya dari Amerika Serikat tidak membuat Surya menjadi lebih tenang. Setelah terburu-buru mengerjakan laporan yang ditinggalkannya selama liburan-dan berakhir keliru semuanya, polisi lalu lintas pemilik rompi hijau neon tersebut berusaha mengerjakan ulang laporan tersebut. Gilang jadi saksinya. Dia selalu melihat Surya yang sudah begadang selama empat hari di kantor, dan pria bertubuh gempal itu tadinya memintanya untuk pulang saja. Biar bagaimanapun, mata yang dipaksa untuk terus terjaga itu tidak akan sehat. Namun, Gilang tidak bisa berbuat banyak karena Surya amat kepala batu.

Bisa-bisa Pak Surya sakit tipes ini, begitu pikirnya dengan khawatir. Ditambah, pagi ini si petugas itu tidak meminta izin ke Komandan Andre untuk beristirahat sejenak. Surya masih berangkat ke kantor, dengan lingkaran hitam di bawah kantong matanya yang agak bengkak. Sebenarnya, semua orang di kantor mengetahui kondisi Surya, tetapi mereka tidak berani mengatakannya terang-terangan.

Semua, kecuali Ayu yang diam-diam mendekati jeruji Gilang. Perempuan yang kini rambutnya bergaya low space bun tersebut bertanya, "Lang, Pak Surya masih maksain diri kerja. Padahal udah empat hari melek di kantor ini. Apa enggak apa-apa?"

Gilang terkejut. Bagaimana bisa Ayu juga tahu tentang ini? Padahal, sepanjang penglihatannya, perempuan ini tampak tidak peduli dengan Surya.

"Ya, gimana, ya, Bu? Saya beberapa kali ada kasih saran untuk ambil cuti aja, biar bisa istirahatin badan. Tapi dia bilangnya, 'Enggak, Lang. Nanti anak-anak ribut lagi'. Jadi, ya, gitu."

"Ih, enggak bener itu! Kalau Pak Surya jatuh sakit, kita semua jadi sedih. Kayak pohon pisang yang dipotong," ujar Ayu lagi.

Gilang pun tertawa. "Jangan nyanyi itu, Bu. Nanti Pak Wendy ngamuk lagi."

"Ehm, gimana, ya?" Ayu masih tidak tahu harus bagaimana.

"Tapi, mah, saya percaya kalau Pak Surya bakalan baik-baik aja. Kalau udah waktunya harus rehat, dia bakal rehat sendiri tanpa diminta."

"Mana ada? Dia, mah, ndableg. Apa-apa bilangnya, 'Enggak apa-apa, Yu. Lu kenapa, sih?'. Heran banget ada orang kayak gini."

"Bu Ayu roman-romannya kayak khawatir banget, nih." Gilang kembali tergelak. Meskipun tidak begitu sering mengobrol dengan para petugas, ditambah dia juga berdiam di penjara, dia tahu bahwa Ayu dan Surya memiliki hubungan istimewa layaknya Wendi-Kiky dan Andhika-Hesti. Hanya saja, dibanding kedua pasangan tersebut, si kemeja merah jambu dan si rompi hijau neon ini tidak gamblang menjelaskan bagaimana hubungan mereka yang sebenarnya. Malah, keduanya sering beradu mulut karena masalah sepele.

"Kagak ada gue begitu, ya! Gue cuman kasihan aja kalo dia sakit. Ih, ngapain juga gue terlalu mikirin dia?" Ayu mencibir dengan cepat, membuat Gilang mengangguk saja. Pria itu tidak mau membuat keributan dengan si office girl ini.

"Udah, ya, Lang. Gue mau ke pantry bentar." Ayu mengakhiri percakapannya.

Persis saat Ayu ingin beranjak pergi, Surya mendekat ke Ayu. "Yu, minta tolong bikinin kopi, ya?"

"Enggak mau," sahut perempuan itu dengan cepat, membuat Gilang langsung memberi tanda padanya kalau itu sikap yang tidak baik.

Surya sendiri hanya bisa menghela napas dengan perasaan lelah. "Lu jahat banget, sih, sama gue, Yu? Minta tolong dikit aja ini."

Ayu lalu memandang pada Gilang, seakan menanyakan bagaimana dia harus bereaksi dengan permintaan Surya yang sembrono ini. Pria bertubuh gempal itu hanya membantu dengan mengucap, "Bu Ayu nanti buatin untuk Pak Surya, kok."

"Gilang!" desis Ayu kesal. Dia tahu sekali kalau kafein kopi yang kuat itu makin membuat pria berambut tebal nan kelam tersebut tidak bisa beristirahat dengan baik. Gilang hanya mengangkat bahu, dia juga tidak mungkin melarang Surya untuk tidak meminum kopi.

"Gue tungguin, ya, Yu. Makasih," ucap Surya dengan pelan dan lemah.

"Iya, Pak." Hanya itu jawaban Ayu sebelum benar-benar melangkah menuju pantry dengan pikiran yang berkecamuk. Tidak, tidak mungkin dia akan tega menghidangkan kopi untuk Surya. Dan mungkin, Ayu harus membuat sesuatu yang lain sebagai penggantinya.

There's Something About YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang