Kalypto

148 15 4
                                    

Catatan: Timeline cerita ini adalah beberapa hari setelah cerita 'Her Friend's Wedding' alias ini merupakan sekuel dari cerita tersebut. Enjoy!

*** 

Tepat hari ini, teman SMA Ayu akan menikah. Setelah beberapa drama terjadi, akhirnya Surya dan Ayu menghadiri pesta tersebut bersama. Ayu sendiri sudah memakai gaun brokat krem dan Surya yang mengenakan jas biru dongker dan celana yang senada dengan warna gaun Ayu. Sepanjang perjalanan, keduanya terjebak dalam keadaan hening. Surya berpikir bahwa mungkin Ayu ingin dirinya fokus melihat jalanan supaya lebih berhati-hati saat menyetir. Hanya saja, bukan itu yang sebenarnya membuat Ayu terdiam.

Ada sesuatu yang mengganjal hatinya. Perempuan itu masih memikirkan bagaimana reaksi teman-temannya saat melihat Surya yang berjalan di sampingnya. Tidak mungkin mereka akan diam saja saat tahu Ayu datang bersama seorang pria, apalagi wajah Surya terhitung tampan (well, Ayu mengakuinya diam-diam). Sejauh yang mereka ketahui, Ayu masih single, meskipun Deva sempat mendekatinya sewaktu SMA dulu.

Ayu lalu mengingat kembali bagaimana hubungannya dengan Surya selama ini. Ya, mereka memang dekat, meskipun Surya kerap mengomelinya tentang berbagai hal. Apakah dapat dianggap seperti hubungan kakak-adik, layaknya dirinya dan Wendi? Tidak juga. Surya tidak melihatnya sebagai seorang adik, dia tahu itu. Atau kedekatan mereka seperti hubungannya dengan Andhika? Tidak juga, mengingat Andhika menghormatinya sebagai kolega kerja dan sahabat Hesti, pacarnya.

Lalu, hubungan mereka sebenarnya bagaimana? Sungguh, Ayu juga tidak tahu jawabannya.

"Pak Surya." Mau tidak mau, Ayu harus menjelaskan keresahannya.

"Ya?" Dalam hati, Surya merasa lega karena akhirnya Ayu mengajaknya berbicara.

"Nanti kalau teman-teman saya tanya Bapak siapanya saya, jawab aja kalau kita temenan di kantor," jelas Ayu. "Oke?"

Surya langsung terkejut. Selama ini, menurutnya, mereka lebih dari sekadar rekan kerja. Hanya saja, mungkin ini anggapan sepihak saja. Nyatanya, Ayu tidak menganggap Surya sebagai sosok yang istimewa, dan entah mengapa pria itu sedikit sedih dan kecewa.

"Emangnya harus seperti itu, ya?"

Pertanyaan Surya seketika membuat Ayu berkerut kening. Mengapa pria ini seakan enggan melakukannya?

"Eng, ya, jaga-jaga aja kalau ditanyain. Kan memang kita temenan di kantor."

Kalau Surya boleh berteriak kesal, dia akan melakukannya saat ini juga. Setelah dia bersedia menemani Ayu, membelikan perempuan itu gaun, meyakinkan perempuan itu jika keputusan mereka untuk menghadiri pernikahan temannya adalah keputusan paling baik, balasannya justru seperti ini. Sial, kalau tahu akan seperti ini, lebih baik dia tidak menemani perempuan ini.

"Ya, kita lihat saja nanti gimana." Akhirnya, Surya menyetujuinya. Meskipun dia masih tidak terima dengan penjelasan tersebut.

There's Something About YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang