Catatan: Timeline cerita ini adalah beberapa hari setelah episode LP di tanggal 30 Juni 2022 (saat Surya pergi ke Amerika Serikat)
***
"Ih, Ky! Lu lagi lihatin apa, sih?"
Ditanya demikian, Kiky langsung menoleh. Itu Hesti yang menuju ke ruangan arsip dengan membawa setoples astor mini. Perempuan berambut gelombang yang dikucir ekor kuda dengan scarf scrunchie satin itu lalu duduk di bangku seberang meja, tepat berhadapan dengan Kiky.
"Biasa, baca zodiak. Iseng aja, sih," jawab Kiky sambil mencomot astor mini dari toples yang dibawa Hesti. "Ini kebetulan gue baca yang Taurus. Wendi, kan, Taurus, ya."
Hesti mengangguk. Sembari mendorong kursinya sendiri ke arah Kiky, dia melirik layar ponsel perempuan itu. "Lu percaya sama begituan?"
"Percaya enggak percaya, sih. Cuman seru-seruan aja, kok."
"Coba lu lihat bagian gue, pasti enggak enak." Hesti menimpali lagi sembari terkekeh. "Zodiak paling jelek sedunia soalnya, haha!"
Kiky mengerutkan dahi. "Emang lu zodiaknya apa?"
Tidak lama, Ayu datang dengan membawa nampan berisi teh hangat. "Ada apa gerangan? Kok sepertinya handai tolanku ini amat bahagia?"
"Handai tolan segala, hahaha! Ada-ada aja Bu Ayu!" Pecahlah tawa Kiky, membuat dua perempuan yang lain juga ikut tertawa. "Ini, lagi lihat-lihat zodiak aja. Terus Hesti bilang kalau zodiaknya paling jelek. Masih belum tahu, nih, zodiak Hesti apaan."
Ayu tersenyum. Nampan itu lalu diletakkannya di atas meja. Dia sendiri duduk di sebelah Kiky. "Bu Hesti, mah, sama kayak saya, Gemini. Makanya suka dandan natural."
Kiky tertawa. "Dandanan natural yang make eyeshadow biru sama merah neon gitu, ya?"
Ayu dan Hesti langsung kompak berseru, "Bener!"
Kiky lagi-lagi tertawa, kali ini sambil menggeleng melihat kelakuan teman-temannya. "Tapi, iya, lho. Gemini kayak jadi musuh masyarakat banget akhir-akhir ini. Kenapa, ya? Padahal kalian ada kelebihan. Nih, yang gue baca '8 Daya Tarik Perempuan Gemini', ada mudah bergaul, humoris, cerdas, serba bisa, mandiri. Tuh, banyak bagian yang bagus, lho."
"Nah, itu. Ini gue lihat ada yang nulis di base Twitter 'mohon bantuannya, ini gebetan aku ternyata Gemini. Mending gimana?' terus ada balesan 'It's a red flag! Run, bestie, run!'. Jahara, deh," timpal Hesti. "Tapi, kalo gue pikir-pikir, orang-orang pada enggak suka Gemini di bagian 'mudah bergaul' itu. Soalnya, kelewat ramah gitu, kan, sama lawan jenis. Kesannya jadi kayak player, padahal enggak. Untungnya, Dhika enggak mikir gitu. Dia yakin sama gue karena udah kenal gimana gue. Watak cowok Scorpio, ya, sis, sekali kenal jadi percaya penuh."
Kiky mengangguk. "Enggak jauh sama watak cowok Taurus. Yang sabar, telaten, dan memahami gimana pasangannya. Wendi banget!"
"Dengan sabarnya Wendi itu juga bisa mengimbangi cewek Libra kayak lu yang idealis, ya, Ky? Haha." Hesti berkata setuju. "Nah, kita lihat gimana watak cowok Sagitarius demi keberlangsungan hubungan Ayu."
"Hah?" Ayu yang baru saja memegang gagang cangkir tehnya langsung terdiam. Niatnya untuk menyeruput teh jahe pun urung karena kebingungan dengan pernyataan Hesti.
"Halah, kayak enggak paham aja." Kiky ikut mengompori, membuat Hesti terkekeh.
"Eh, serius saya enggak paham, Bu Kiky, Bu Hesti," balas Ayu polos.
"Lu beneran enggak tahu zodiak Surya, Bu Ayu?" tanya Kiky memperjelas maksudnya. "Dia Sagitarius tulen."
Ditanya demikian membuat Ayu berkerut kening. "Ngapain saya harus tahu? Kayak saya peduli aja sama dia." Ayu membalas dengan cepat, membuat kedua perempuan berseragam biru muda itu tertawa kecil.
Kiky lalu menggulirkan layar ponselnya ke artikel selanjutnya. Tertera di sana sisi baik dan buruk pria sagitarius. "Mari kita bahas beberapa sisi dari cowok Sagitarius alias Surya. Pertama, ambisius. Katanya, seorang zodiak Sagitarius pria selamanya akan mengejar apa yang menurutnya berharga untuk dikejar. Hmm ... apakah ini benar, Pemirsa?"
"Menurut gue, iya. Lihat aja itu Surya kalau dikasih tugas sama Komandan sebisa mungkin cepet dikerjain. Makanya jadi anak emas, kan." Hesti menanggapi. "Itu kalau ambisius dalam pekerjaan, ya. Kalau soal mengejar cinta Bu Ayu, kayaknya enggak jauh beda juga ambisiusnya."
"Kan, kebiasaan. Jahilin saya aja terus." Ucapan Ayu tersebut langsung membuat Hesti dan Kiky berseru, "Cieeee!"
"Oke, selanjutnya cuek. Ini ada dua kemungkinan. Pertama, bisa jadi cuek karena enggak suka sama seseorang. Atau kedua, mereka suka sama seseorang tapi enggak mau nunjukin terang-terangan. Wah, yang kemungkinan kedua ini ... pfft ... bentar, gue mau ngakak lagi. HAHAHAHAHA!" Kiky tidak bisa menahan tawanya lagi.
"GUE JUGA MAU IKUTAN NGAKAK!" Hesti sudah tertawa lebar-lebar. Ayu sudah menelan ludah entah ke sekian kali. Dia tahu arah candaan ini ke mana.
"Terusannya, ya. Sumpah, Ti, ini kocak banget!" Kiky seperti mengisyaratkan sesuatu yang lebih heboh dari sebelumnya. Hesti lalu lebih bersiap-siap, seperti menyimak dengan penuh perhatian. "Biasanya, secuek-cueknya mereka, mereka bakal tetep kasih perhatian atau sesuatu yang istimewa di luar kebiasaan. Itu bisa jadi indikasi soal perasaan mereka. KAN, BENER KATA GUE, HESTI! HAHAHAHA!"
"WAHAHAHAHA! LUCU BANGET!"
"BU HESTI, BU KIKY! YA AMPUN!" Ayu benar-benar menyedihkan di ruangan itu, seperti anak baru yang dirundung kakak kelas. Dia tahu betul pembicaraan itu tentang apa. Namun, Ayu tidak mau mengamininya begitu saja.
Surya sering kesal dengannya, mereka acapkali beradu mulut karena tidak sepakat dengan sesuatu. Seringnya karena Ayu jatuh atau karena dijambret orang. Kalau sudah begitu, Surya akan mengomelinya panjang lebar mengenai pentingnya tetap siaga dan berhati-hati saat di jalan raya. Biasanya kalau Ayu membantah, Surya akan membalas dengan, "Gue polantas, gue lebih tahu soal apa aja bahaya di jalan raya. Gue ngomel begini karena sebel lihat lu sial mulu!"
Sampai detik ini, Ayu tidak menganggap perilaku-perilaku aneh Surya sebagai tanda suka. Atau ... dia hanya menyangkalnya saja?

KAMU SEDANG MEMBACA
There's Something About You
FanfictionSejatinya, tidak ada yang menarik di Kantor Lapor Pak. Hanya saja, Surya, si pemilik rompi hijau neon, memandang lain pada Ayu, seseorang dengan kemeja merah jambu yang sehari-hari tidak lepas dari sapu dan pengki. Pandangan itu lantas membuat suatu...