Bright Red and Ripe (2)

159 20 2
                                    

Ayu mati gaya. Beberapa menit setelah mobil tersebut meninggalkan vila, dia masih tidak tahu harus berbuat apa. Surya di sebelahnya juga banyak terdiam, sesuatu yang aneh menurut Ayu karena pria ini biasanya mengomel tentang apa pun. Mungkin karena sedang menyetir, jadi tidak bisa bertingkah sembarangan.

"Eng," Ayu mulai membuka suara, meskipun masih ragu, "saya muter musik boleh, Pak?"

"Boleh, kok." Surya menjawab singkat.

Ayu akhirnya memencet tombol pemutar musik yang berada di dasbor. Sesuai insting saja, karena tidak begitu banyak bedanya dengan pemutar musik di mobil pribadi Surya yang biasanya. Yang biasanya? Ayu terkejut karena pikirannya itu. Astaga, mengapa dia bisa berpikir demikian? Seakan memang dia terbiasa diantar Surya pulang dengan mobil Nissan Magnite itu.

"Asyik, ada musik!" Perasaan Ayu mulai tidak enak karena Andhika yang berseru seperti itu. "Puter lagu yang romantis, dong!"

"Iya, Bukti dari Virgoun atau Anugerah Terindah yang Pernah Kumiliki punyanya Sheila on 7," ucap Kiky.

"Atau Kasih dari Ermy Kullit dan Kasmaran dari Iga Mawarni." Rupanya, Komandan Andre belum tidur.

"Komandan lagunya jazzy gitu, ya?" ucap Hesti.

"Kan nuansanya pas. Lagi di jalan, melihat pemandangan di depan mata, merasakan cinta yang lembut. Asyik, kan?" balas Komandan Andre yang disambut cekikikan pasukannya. Semuanya, kecuali Surya dan Ayu. Kedua orang ini tahu bahwa mereka sedang menjadi bulan-bulanan Wendi dkk, termasuk Komandan Andre, sepanjang perjalanan ini.

Ayu menurut saja. Kebetulan lagu-lagu itu tersedia di playlist Spotify miliknya. Ketika diputar, dia langsung menyesal. Tahu begini, Ayu lebih memilih memutar seluruh playlist lagu Korea. Surya sendiri makin kikuk karena lirik dari lagu-lagu itu. Sial, mengapa dia harus terjebak dalam situasi seperti ini?

Ayu berusaha tidak peduli dengan apa yang terjadi di dalam mobil. Dia memilih memandangi langit, di mana surya mulai kembali ke peraduannya di ufuk barat. Astaga, nyebut matahari aja kudu surya, pikirnya kesal sendiri.

Entahlah, semua hal yang dilakukannya seperti terlihat salah hari ini. Namun, tidak ada yang salah sebenarnya. Matahari memang demikian adanya, tenggelam saat waktunya tiba. Dan Ayu, dalam diam, mengagumi langit yang tadinya terang kebiruan menjadi jingga dengan aksen keunguan di sekitarnya tersebut.

Kalau dipikir-pikir, jingga dan ungu sama sekali tidak serasi. Ayu bahkan merasa siapa pun yang memakai pakaian dengan dua warna itu sekaligus akan ditertawakan orang-orang. Akan tetapi, entah mengapa alam membuatnya jadi indah saat berpadu seperti ini. Ya, tidak ada yang tidak mungkin di hadapan Tuhan, termasuk urusan hati.

Mengenai itu, Ayu masih tidak tahu jawaban atas hatinya. Baginya, biarlah semua ini berjalan seperti yang seharusnya. Dia ingin menyimpan seluruh kebimbangannya perihal kisah asmaranya ini dalam hening, tanpa harus seorang pun mengerti. Dan entah kebetulan atau tidak, mobil juga menjadi hening setelah tadi orang-orang bernyanyi dengan riang. Mungkin mereka kecapekan, batinnya. Disadari atau tidak, kini Ayu tidak lagi merasa canggung dan kurang nyaman setelah sedari tadi dijahili teman-temannya.

"Kalau udah ngantuk, tidur aja, Yu." Surya tiba-tiba berbicara.

"Enggak, kasihan Bapak nanti. Malah bengong, jadi bahaya," balas Ayu.

"Enggak, kan enggak begitu jauh. Bentar lagi nyampe."

"Lah, malah saya enggak usah tidur. Nanti pas udah di tujuan, takutnya susah dibangunin."

Surya hanya mengangguk dan kembali fokus pada jalan. Ya, tidak lama memang, karena beberapa menit setelahnya mereka tiba di hotel yang dekat dengan kawasan wisata petik stroberi. Kelima orang di kursi penumpang itu juga mulai terbangun dan bersiap untuk keluar dari mobil.

There's Something About YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang