Catatan: Timeline cerita ini adalah episode LP di tanggal 3 Agustus 2022 (bintang tamu: Angelina Sondakh)
***
Wendi takut dengan mayat, dan hal itu yang membuatnya kesulitan saat ditugaskan oleh Komandan Andre untuk mengidentifikasi jenazah korban kecelakaan tunggal yang disebabkan jalan berlubang. Ditambah mendadak pintu ruang forensik sulit dibuka. Memang engsel pintu tersebut sudah seharusnya diganti. Ayu bahkan beberapa kali menjelaskan kepada Komandan Andre jika engsel pintu itu seret dan selalu berderit. Sayangnya, Komandan Andre belum mengambil tindakan apa pun.
Jadilah seharian itu Wendi terjebak di ruang forensik. Keadaannya sial majal karena ponselnya tertinggal di laci meja kerjanya di luar. Dia tidak bisa meminta tolong siapa pun untuk membukakan pintu. Dan kalau sudah begini ... dia harus menunggu sampai keesokan harinya dan terpaksa tidur di sebelah mayat. Astaga, mimpi buruk macam apa ini?
Untung Tuhan bermurah hati padanya. Keesokan paginya, Ayu dan Gilang berhasil mendobrak pintu tersebut, dan setelah interogasi yang cukup rumit dengan Angelina Sondakh selaku terlapor proyek pembangunan jalan berlubang, akhirnya Wendi dapat bernapas lega seperti sedia kala. Pintu tersebut juga diusahakan oleh Komandan Andre untuk diperbaiki.
"Nih, buah dari Ayu. Tadi gue minta dia titipin dulu ke gue." Surya memberi sekotak buah pepaya yang sudah dipotong ke Wendi. "Gimana lu semaleman tidur sama mayat?"
"Lu pikir aja sendiri gimana! Ya ampun, amit-amit gue kejebak di situ lagi!" Wendi bergidik ngeri. "Eh, si Ayu gimana keadaannya? Masih pake ... apa itu? Yang di leher?"
Surya mengernyitkan dahi. "Bukannya lu tadi dibantu Ayu sama Gilang? Masa enggak ngelihatin?"
Wendi langsung sadar. "Gue enggak mikir ke sana, Sur. Habis pintunya didobrak, gue langsung lari. Sumpah, gue enggak pengen balik ke situ lagi."
"Cervical collar," ucap Surya tiba-tiba.
"Hah? Apaan itu?"
Surya menghela napas. "Namanya cervical collar, Wen. Gips leher yang dipake Ayu."
"Oalah!" Wendi tertawa kecil. "Ayu masih pake itu dari kemaren?"
"Belum lepas. Tapi katanya udah enggak begitu sakit," jelas Surya. "Itu sebenernya kenapa, sih?"
"Lah? Elu beneran belum tahu?" tanya Wendi. "Ayu jatuh dari motor di jalan berlubang punyanya Bu Angelina itu. Ditambah, dia kagak make helm. Pas itu katanya dia mau ke tukang gorengan yang lumayan deket sama kantor, makanya enggak make helm."
Surya terkejut. Dia tahu kalau Ayu kecelakaan, tetapi tidak tahu kalau penyebabnya karena kelalaian perempuan itu sendiri. "Dikata aspal kayak kasur apa? Dasar."
"Makanya, bilangin ke gebetan lu itu buat hati-hati."
"Kebiasaan lu, ya, Wen!" Surya mendengus kesal. "Entar gue ceramahin anaknya."
Wendi terkekeh. Dalam hati dia agak bersyukur. Kalau saja tidak jadi terjebak di ruang forensik, mana mungkin dia bisa melihat Surya yang seperhatian itu dengan Ayu? Meskipun kalau diulang kembali, dia juga tidak mau mengalami hal menyeramkan seperti semalam.

KAMU SEDANG MEMBACA
There's Something About You
FanfictionSejatinya, tidak ada yang menarik di Kantor Lapor Pak. Hanya saja, Surya, si pemilik rompi hijau neon, memandang lain pada Ayu, seseorang dengan kemeja merah jambu yang sehari-hari tidak lepas dari sapu dan pengki. Pandangan itu lantas membuat suatu...