Alone-04

224 38 0
                                    

•Happy reading•

_____

   Pagi menjemput, Wendy menggeliatkan tubuhnya dari tidur malam yang cukup nyenyak. Sinar mentari masuk melalui sela-sela tirai jendela kamarnya. Wendy mengucek matanya yang masih berawan dan bangun dari tidurnya dengan helaan nafas yang terdengar berat. Rasanya malas namun ia harus bekerja, Sekali pun pekerjaan itu tidak penting menurut Enhyuk sang ayah.

"Sudah bangun".

Wendy terkejut, mendengar suara Sean yang tiba-tiba saja berdiri disampingnya.

"Astaga, Apa yang kau lakukan disini?". Tanya Wendy bingung.

"Rapikan kamarmu, dan bersiaplah". Ucap Sean tiba-tiba membuat Wendy terdiam, dan menggaruk kepalanya .

"Apa? Mau kemana? Aku harus bekerja".

"Berhenti bekerja, dan bekerjalah denganku". Ucap pria itu dengan enteng.

Wendy beranjak dari duduknya, Kemudian berjalan ke arah Sean. "Apa sih? Aku tidak mau, aku nyaman dengan diriku, apa sekarang kau akan seperti ayah dan ibu?".

Sean yang terlihat sedang membaca diary Wendy terlihat mengulas senyumnya.

"Yasudah kalau begitu ayo kita pergi, biar aku mengantarmu".

Wendy kembali diam, Apa maksud pria itu?
Wendy terdiam, Netranya menatap Sean yang fokus namun ia tidak menyadari jika Sean tengah membaca buku diary nya. Netranya membulat dan kemudian mengambil alih buku tersebut dari tangan Sean.

"Hei, ini privasiku!!". Pekiknya dengan cepat.

"Aku sudah membaca semuanya, ck".

"Tidak sopan!!". Sahut Wendy.

Sean terkekeh mendengar gumamaan Wendy, Pria itu menjepit hidung mancung Wendy dengan kedua jarinya.

"Aku ini kakakmu, tidak ada yang perlu kau privasikan dariku". Ucap Sean.

"Hei urusan diriku, hatiku, fikiranku itu semua aku yang mengurusnya kau tidak perlu tahu, sekali pun kau orang yang aku percaya selama ini". Ucap Wendy, Seraya mengacungkan diary yang digenggamnya.

"Aku kembali untukmu, dan jadikan aku diary-mu mulai hari ini!!".



Hening..



"Apa sih!!". Desis Wendy dengan menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Sean seraya melenggang pergi, "Sudahlah aku harus mandi, sebaiknya kau keluar dari sini".

"Oke! Aku akan menunggumu dibawah".

"Aku akan pergi naik motor, aku tidak ingin diantar olehmu".

"Son Wendy ayolah". Tutur Sean, seraya menyampaikan handuk di bahu sempit Wendy.

Wendy memutar bola matanya sebal, Mendecih kemudian pergi meninggalkan Sean yang terlihat mengulaskan senyumnya melihat tingkah keras sang adik.

Dengan memgurucutkan mulutnya, Wendy cukup sebal pada Sean kenapa akhir-akhir ini pria berparas dewa itu selalu mencampuri urusannya? Wendy merasa Sean mengikatnya.

UNEXPECTED LIFE [WENYEOL - END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang