Happy reading ..
______
Dengan air mata yang berurai deras, Wendy menghentikan langkah kedua kaki jenjangnya dibawah rindangnya pohon maple, beberapa helai daun berjatuhan, Wendy terlihat menangis berjongkok dan mendaratkan keningnya di kedua lututnya, tangannya melipat dan kembali melajutkan kesedihannya tadi.
Berapa langkah Wendy pergi, sangat jauh dan tempat ini cukup sepi. Wendy terdiam seorang diri ditemani angin yang sejak tadi meniup beberapa helai rambutnya, Wendy pun mengerjap kala ia mendengar langkah kaki, Tepat dibelakangnya seaeorang berdiiri.
Wendy mengadah, mengahpus air mata dengan punggung tangannya. Wendy tidak tahu jika orang itu ternyata tidak melewatinya tapi diam dibelakang dirinya. Wendy pun beranjak dan mencoba tenang kemudian menoleh dan memutar tubuhnya ke arah belakang.
Kedua netranya kembali berkaca-kaca, entahlah kenapa Wendy sekarang jadi Wendy yang cengeng. Sungguh kali ini Wendy ingin sekali memeluk Asahi, yang sejak kemarin dirindukannya, persetan tentang perasaan yang jelas langkah Wendy semakin mendekat, Asahi pun melangkah keduanya sudah semakin dekat, Asahi pun tanpa ragu melebarkan kedua tangannya meraih tubuh mungil yang ada dihadapannya.
Asahi memeluknya erat, membiarkan kepala Wendy bersandar di dada bidangnya. Tidak ada kata yang ingin di ucapkan yang jelas Asahi tenang saat Wendy sudah ada didalam pelukannya. Suara sesak dan terseguk begitu mendominasi, Asahi merasa jantungnya berdegup kencang mendengar suara tangis Wendy yang berat dan pilu.
Asahi semakin mengeratkan pelukannya, menatap Sebentar ke arah poho maple dan kembali memejamkan matanya, Asahi mendaratkan dagu lancipnya di atas kepala Wendy, Asahi pun merasa pelukan Wendy mengerat, terasa kedua tangan Wendy mencengkram erat hoddie hitam yang dipakaianya.
"Hei .. berhenti menangis, kau sudah lelah .."
Setelah beberapa menit, Asahi pun berbicara dan melepaskan pelukan erat Wendy. Terlihat Wendy begitu pilu dengan raut wajahnya yang memerah.
Asahi mengadahkan wajah Wendy, menatap kedua netra yang sudah membengkak. Asahi mengusap air mata yang masih menetes sedikit demi sedikit, Mengusapnya perlahan. Wendy menatap Asahi dengan kedua netra yang masih berkaca-kaca.
"Tarik nafasmu perlahan, lalu keluarkan"
Wendy pun mengikuti komando Asahi, Wendy mencoba tenang meraup oksigen sebanyak-banyaknya dan mengeluarkannya begitu saja, Wendy mengusap dadanya yang masih terasa bergetar.
"Bagaimana?" Tanya Asahi, dengan nafas yang masih sesak, Wendy mengangguk menatap Asahi. "Ak-aku baik-baik saja, te-terimakasih"
Lengan Asahi kembali mengulur, mengusap rambut blonde Wendy yang terlihat kusut dan berantakan.
"Apa yang terjadi, kau bertengkar dengan Sean?" Tanya Asahi.
Wendy terdiam dengan raut wajahnya yang sendu.
"Aku tidak menyalahkan Sean, mungkin aku memang egois"
Asahi pun terdiam, mendengar ucapan Wendy.
"Kemarilah, kita duduk disana kita bicara" ucap Asahi seraya menunjuk bangku besi yang berada tepat di bawah pohon maple.
Wendy pun mengangguk lagi, Wendy mengikuti langkah Asahi. Asahi menarik pergelangan tangan Wendy membuat Wendy menyunggingkan senyum sempitnya menatap telapak tangan dingin menggenggamnya lagi setelah sekian lama.
Wendy dan Asahi duduk, bersampingan. Siang ini Wendy benar-benar tidak menyangka jika dirinya akan bertengkar dengan Sean, Wendy pun berfikir kenapa Sean bersikap seperti itu, biasanya Sean selalu sabar menghadapi Wendy, tapi mungkin kali ini Sean sudah lelah.
![](https://img.wattpad.com/cover/307583862-288-k866107.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED LIFE [WENYEOL - END]
RomanceAku merasa semesta tidak pernah adil padaku ... #wenyeol #chanyeol #wendy #ohsehun #yura #janghee