Satnight-34

131 20 2
                                    

Happy reading ..

_____

Waktu menunjukan pukul sebelas malam, Wendy terlihat masih duduk si kursi besi rumah sakit. Bagaimana caranya ia pulang? Kenapa rasanya enggan untuk beranjak, Sean keluar dari ruang operasi membuat Wendy beranjak dan menoleh.
Sean kaget karena Wendy masih diam di sana seorang diri. Bahkan rumah sakit terlihat sepi, Hanya Wendy yang duduk disana seorang diri.

"Bagaimana?" Tanya Wendy begitu saja.

"Sehun sudah melewati masa kritisnya" ucap Sean, "kau mengenalnya?" Tanya Wendy.

"Ayah Sehun, merupakan pasienku"

Wendy terdiam, dengan mengedipkan matanya berulang-ulang. Kenapa semua ini sangat kebetulan? Sehun mengenal orang-orang yang dekat dengan Wendy.

"Kau yakin?" Tanya Wendy dengan raut wajah yang tidak percaya, Sean pun mengangguk. "Aku menjalin hubungan baik dengan tuan Oh, namun aku tidak begitu mengenal Sehun, karena aku hanya mengenal Sehun saat Sehun mengantar ayahnya untuk check up saja"

Wendy menghelakan nafasnya kemudian mengangguk.

"Bagaimana bisa kau mengenal Sehun" tanya Sean.

"Ceritanya rumit, mungkin nanti aku akan menceritakannya lain waktu" ucap Wendy, Sean pun mengangguk. "Kau lelah?" Tanya Wendy seraya mengusap almamater Sean yang begitu kotor karena percikan darah.

"Sudah tugasku .. malam ini aku akan pulang, Apa kau ingin ikut denganku?"

Beberapa menit , Wendy berfikir setelah Sean mengatakan hal tersebut.

"Pulang?" Ucap Wendy, Sean pun mengangguk.

"Aku akan bersiap, jika kau ingin pulang bersamaku"

Wendy menggigit bibirnya, kemudian menatap Sean dengan perasaan yang bimbang.

"A-aku .."

...

"Ini sudah malam, Apa Chanyeol tidak mencarimu?"

Wendy kembali mengadah menatap Sean, Tubuhnya bergerak tidak beraturan seraya mengusap-usap tas slempangnya.

"Aku tidak ingin pulang, Aku disini saja" ucap Wendy.

"Kau sudah izin pada Chanyeol?"

"Sean .. ayolah, aku tidak perlu melakukan hal hal seperti itu. Lagi pula Chanyeol tidak akan mencariku" ucap Wendy, Sean pun kembali menghelakan nafasnya menatap sang adik, dan mengusap puncak kepala Wendy. "Kau bilang tadi kau ingin pulang, kau kesepian .. lalu kau akan pulang atau disini?"

"A-aku .. aku disini saja" gumamnya begitu pelan, Wendy menundukan pandangannta menatap sepatu yang sedang ia gerak-gerakan ke arah kanan dan kiri.

"Yasudah, Kalau begitu biar nanti aku yang bicara pada Chanyeol" ucap Sean, Wendy pun mengangguk. "Aku pergi dulu, aku harus bersiap"

Wendy mengangguk, kemudian membiarkan Sean pergi meninggalkannya. Pintu terbuka, Wendy terkejut saat beberapa perawat membawa brangkar Sehun keluar dari ruang operasi untuk pindah keruang rawat, Sehun terlihat mengkhawatirkan, begitu banyak luka di wajahnya. Lehernya diberikan gipsum, dan sebelah tangannya di gips. Kepala Sehun pun dililit kain kasa yang begitu tebal.

Apa separah itu?

Para perawat mendorongnya, Berpindah kamar. Sehun memejamkan matanya dan melewatinya.
Wendy pun mengikuti perawat kemana arahnya Sehun akan dipindahkan, Kamar 772 Sehun masuk kedalam kamar yang berukuran king tersebut.

UNEXPECTED LIFE [WENYEOL - END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang