7 || KASUS

2K 174 1
                                    

"Dia memiliki kecerdasan untuk membuka mulutnya ketika ingin makan, tapi tentu saja tidak lebih dari itu° ͜ʖ ͡ -"

-AISYA-

🍁🍁🍁

***

~HAPPY READING~

"Kenapa lo terus aja bela Aisya?" Geram cewek berambut ke bahu itu.

"Kenapa? Karena gue bisa tau mana yang baik dan mana yang munafik. Lo sodara Agam kan? Gue nggak akan terpengaruh sama omongan lo." Jawab cowok itu, cewek di depannya itupun tersenyum miring kemudian mengacungkan pistol yang ada di tangannya ke arah cowok itu, dan..

DAR!!!

***

Aisya dan keluarganya sedang dinner bersama keluarga Agam. Kemudian, dering nada panggilan pada HP Aisya membuat perhatian Aisya teralihkan. Tertera nama 'Kadal Anoa' yang berarti adalah Ano. Ia pun mengangkatnya.

"Halo, assalamu'alaikum."

"WAALAIKUMSALAM, SYAAAAA!!" Teriak Ano membuat Aisya reflek menjauhkan HP nya dari telinganya. "LO KEMANA AJA KAGAK ANGKAT TELPON GUEE DARITADI?!!"

"Hiihhh! Gausah teriak-teriak gilak, budeg gw lama-lama!"

"Ya maaf, tapi ini darurat banget, Sya. Lo harus ke rumah sakit Bahtera sekarang juga!" Aisya mengernyit.

"Ada apa?" Tanya Aisya serius membuat semua menatap Aisya bingung.

"ALZAM, SYA!! DIA DITEMBAK SAMA SODARA PEREMPUAN AGAM DI BAGIAN PERUTNYA, SEKARANG LAGI KRITIS."

Deg!

Mendengar hal itu, Aisya terkejut dan berdiri dari duduknya guna mencerna semuanya. Aidhan yang melihat hal itu langsung mendekati adiknya dan bertanya.

"Kenapa?"

"Alzam, Kak." Gumam Aisya.

"Alzam kenapa?" Tanya Agam memgang bahu Aisya.

"Ano bilang, d-dia ditembak sama sodara perempuan lo di bagian perutnya. Dia sekarang lagi kritis."

Deg!

"Astaghfirullahalazim, Alzam."

"Ayo kita ke rumah sakit Bahtera sekarang, ayo." Ucap Aisya berkaca-kaca.

"Iya iya, ayo ke sana sekarang."

***

Sesampainya di sana, bisa mereka lihat ada para sahabat-sahabat mereka serta Arinda dan Reyhan sudah berada di sana. Arinda yang melihat Aqeela juga datang itupun langsung memeluk adiknya itu. Ia menangis di dalam pelukan Aqeela.

"Alzam, Qeel." Lirih Arinda menangis.

"InsyaAllah Alzam akan baik-baik aja, Kak. Kita berdoa sama-sama untuk dia ya." Ucap Aqeela menenangkan Arinda.

"Gimana keadaannya Alzam?" Tanya Aisya pada sahabat-sahabatnya.

"Belum tau, Sya. Waktu Alzam dibawa ke sini tadi, dia kritis trus mulutnya keluar darah juga." Jawab Aksa.

Aisya menutup mulutnya, ia tak tega mendengar sahabatnya dalam keadaan seperti itu.

"No, lo tadi bilang kalo yang menembak Alzam itu adalah sodara perempuan gue. Maksud lo Fanis?" Tanya Agam.

"Iya, Gam. Sekarang Fanis lagi di introgasi sama polisi." Jawab Ano.

"Kenapa dia nglakuin itu? Emang Alzam ada salah apa sama dia?" Tanya Aisya.

A G A MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang