4 || TEMEN NGESELIN

2.9K 211 6
                                    

"Betapa susahnya tatkala engkau mencintai seseorang yang engkau sendiri tau, bahwa ia tidak akan pernah bisa menjadi milikmu."

-AUBUL-

🍁🍁🍁

***

~HAPPY READING~

"Ini dia tuan putri satu! Dicariin kaga ada, ternyata nyemol di sini! Lu darimana ajaaa?!!" Sungut Jeffry pada Aisya.

Sedaritadi mereka mencari Aisya kemana-mana, HP nya nggak bisa dihubungi, cuma sendirian lagi. Gimana mereka nggak kawatir?

"Kamu ngapain di sini sendirian?" Tanya Aidhan duduk di depan Aisya dan menumpukkan tangannya pada meja.

"Sebel banget gilak. Masa daritadi si Iqbal ngintilin gw si!" Kesal Aisya.

"Ngintilin gimana? Emang dia ngomong apaan?" Tanya Alzam serius dan duduk di sebelah Aisya.

"Dia mau jelasin semuanya, tapi gw nggak dengerin dia. Gw udah capek-capek move on juga, nggak bakalan lagi gw jatuh cinta sama cowok kek dia." Jelas Aisya.

"Kasian banget kembaran lo, Dhan. Suka sama orang yang nggak tepat, untungnya gue selalu suka sama orang yang tepat." Ujar Alzam.

"Heleh, tepat tepat. Semua cewek juga lo embat." Sahut Alve.

"Ya tapi tepat, dia juga sayang sama gue. Nggak kayak Aisya kan?"

"Bener tuh, kesian punya doi kagak setia." Aisya langsung menatap Alzam dan Zayn tajam.

"Maksud lo berdua apaan?" Tanya Aisya tajam sambil menepuk bahu Alzam membuat Alzam dan Zayn menoleh.

"M-maksud gue, Sya. Gue nggak pernah seberuntung dan sekaya lo."

"Gak nyambung anying!" Sahut Aksa.

"Tau nih! Ga jelas lo!" Sewot Aisya menggeplak belakang kepala Alzam.

"Ck! Lo ada masalah apa sih sama gue? Suka bener nggeplak pala gue! Sini-sini tangannya, gue bakalan kasih jalan keluar dari masalah lo kok, gausah main tangan." Ujar Alzam mengadahkan tangannya untuk menerima uluran tangan Aisya, diikuti Zayn juga.

Aisya menyentak tangan mereka berdua dengan kasar hingga tangan mereka terbentur meja.

"Wih, ibu bos makin ganas aja nih." Sahut Aldo bertepuk tangan dan menatap Aisya takjub.

"Lo mending pindah kursi atau gw tampar sekarang?!" Ucap Aisya merenggangkan telapak tangannya.

Moodnya sedang kacau malah bertemu dengan Alzam dan Zayn itu adalah mala petaka. Mana dia curut itu nggak ada kapok lagi.

"Apapun yang gue pilih dan dudukin itu nggak bisa diubah dan dipindah lagi, Sya. Pantat gue udah nyaman dan asri di sini." Jawab Alzam.

Semua hanya memutar bola mata malas, Alzam selalu begitu dan juga Zayn. Mereka juga bingung, padahal Aisya sangat savage, tapi dua curut ini tidak pernah kapok.

"Zam, lo keknya belum pernah ngrasain tamparan gw?!"

"Dia kan cuma lo gaplok doang, Sya." Sahut Zayn memancing.

"Zam, lo pindah aja deh daripada ditampar sama Aisya. Lo liat noh mukanya udah merah." Ujar Aksa.

"Tampar aja, Sya tampar. Paling tamparan lo rasanya kek digigit sem-"

PLAAKK!!

"AAAKKHH! SAKIT AISYETAN!"

***

A G A MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang