57 || RENDAH DIRI

706 49 12
                                    

"Tidak ada yang lebih dari orang yang menghargai hal-hal kecil."

-AUBUL-

🍁🍁🍁

***

~HAPPY READING~

Aisya benar-benar dibuat diam dengan situasi ini. Dimana, Tiara dan keluarga yang ada di Kairo, datang ke Indonesia untuk menjenguk Agam. Aisya tidak marah maupun cemburu dengan kehadiran Tiara, sungguh, Aisya sudah tak mempermasalahkan itu lagi.

Tapi sejak ia tau seperti apa Tiara, bagaimana Tiara itu, cara Tiara berpakaian, kecantikan Tiara. Aisya bisa menilai, bahwa Tiara memang cocok bersanding dengan Agam. Pantas saja teman Agam kemarin mengatakan tentang kedekatan dan kecocokan Agam dengan Tiara.

Kesimpulannya, Aisya insecure dengan Tiara.

"Istrimu sangat cantik, Gam. Sungguh masyaAllah." Ucap Tiara menatap Aisya kagum.

"MasyaAllah, aura ibu hamil juga terpancar." Ucap Ummi Aida, istri Ustadz Akbar.

"Sebelum hamil pun, Ning Aisya udah cantik banget, Ummi." Celetuk Aksa.

"Iyalah, temen gue perempuan paling cantik dia doang. Cewek kuat lagi." Ujar Alzam.

"Strong dia emang." Ucap Jeffry.

"Cantik tapi membuat suaminya terluka? Itu pasti yang ada di batin keluarga Abi Akbar dan Tiara." Batin Aisya dalam hati.

Lain dengan Agam yang menatap Aisya bingung, ia merasa istrinya itu memendam sesuatu. Cowok itu ingin sekali Aisya menceritakan apa yang dirasakannya saat ini, namun keadaannya membuat Agam diam saja dulu.

Agam hendak memanggil Aisya, namun Aisya memotongnya.

"Permisi, saya izin keluar sebentar ya? Assalamu'alaikum." Pamit Aisya langsung meninggalkan semua orang yang ada di sana.

Semua terdiam sejenak menatap kepergian Aisya, namun Agam dengan gesit langsung pamit untuk mengejar istrinya. Takut jika istrinya kenapa-napa, atau menangis sendirian tanpa dirinya. Agam tidak ingin itu terjadi.

Sekitar 4 menit Agam mencari keberadaan Aisya, dan ia menemukan istrinya ada di rooftop. Meski ia harus membawa infus kemana-mana dan menaiki rooftop menggunakan lift. Tidak apa, Agam rela demi istrinya.

"Aisya kenapa?"

Pertanyaan Agam membuyarkan lamunan Aisya yang tengah berdiri menghadap ke arah matahari yang bersinar begitu cerahnya. Perempuan itu membalikkan badan menghadap Agam.

Agam langsung tau, istrinya sedang ingin menangis. Ia benar-benar datang di waktu yang sangat tepat. Cowok itupun menghampiri istrinya, dan berdiri tepat di depannya.

"Kenapa, ya Aisya?" Tanya Agam lembut.

Di lain sisi, Aisya berusaha sekuat tenaga untuk tidak runtuh di depan suaminya. Ia berusaha untuk tersenyum.

"Aku gak-" Agam menggeleng membuat Aisya menghentikan ucapannya.

"Saya udah di sini. Saya di sini agar kamu menumpahkan segalanya pada suamimu ini. Saya suami kamu, ya Aisya." Tutur Agam membuat Aisya mulai mengeluarkan air matanya tanpa sadar.

"Kamu masih cemburu pada Tiara?" Tanya Agam hati-hati.

Aisya menggeleng, "Enggak terbesit sedikitpun aku untuk cemburu dengan mba Tiara, Gam. Aku, merasa tidak pantas bersanding sama kamu setelah melihat mba Tiara."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A G A MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang