28 || CEMAS?

1.6K 161 8
                                    

"Sejak kelahirannya, sejak kehadirannya. Setiap sentuhannya adalah kehangatan untukku."

-AGAM-

🍁🍁🍁

***

~HAPPY READING~

Suara sepatu seorang gadis yang tengah berlarian di lorong rumah sakit pun bisa terdengar. Menuju ke arah kamar yang akan ia tuju, yap! Itu adalah Aisya.

Gadis itu tergesa-gesa dan berlari dengan wajah cemas menuju ruang rawat inap Agam. Saat dirinya diperjalanan, Sherly menelponnya dan mengabari bahwa Agam tidak ada di atas brankarnya. Hal itu membuat Aisya cemasnya bukan main, ia sangat kawatir dengan seseorang yang ia anggap 'pacarnya' itu.

Di luar ruangan, bisa Aisya lihat ada beberapa suster, satpam, serta keluarga Nicholas bersama dengan ALECXO GENG yang lainnya. Aisya pun menghampiri mereka.

"Aisya?" Lirih Sherly langsung memeluk Aisya, dibalas pelukan juga.

"Bunda, gimana? Agam udah balik?" Tanya Aisya melepaskan pelukannya.

"Belum, nak. Belum ada kabar, bahkan tim keamanan juga belum nemuin Agam. Padahal ini udah hampir satu jam, tapi dia belum kembali. Bunda cemas sama dia, dia lagi sakit." Jawa Sherly di sela-sela isakannya.

"Bunda.. Bunda sabar ya, jangan cemas dulu. Agam pasti baik-baik aja kok." Ucap Aisya mencoba menenangkan Sherly padahal dia sendiri juga cemas.

Beberapa menit kemudian, keluarga Al-Fairuz datang dengan Zayn dan Alzam. Mereka sudah mendengar kabar itu, akhirnya mereka cepat-cepat datang ke rumah sakit.

"Gimana? Udah ada kabar tentang keberadaan Agam?" Tanya Pak Imam.

"Belum, Kek. Orang-orang lagi pada nyari." Jawab Jeffry.

Tatapan Aqeela menuju arah Sherly dan menatapnya sendu. Selalu saja Sherly menangis, selalu saja Agam menderita, mengapa harus mereka? Pikir Aqeela berkaca-kaca. Wanita hamil yang beberapa hari lagi mengadakan 7 bulanan itu menghampiri Sherly, dan langsung disambut pelukan oleh Sherly.

"Agam pasti baik-baik aja, sssttt... Jangan nangis, Kak." Bisik Aqeela mengelus punggung Sherly lembut.

"Kami berdua akan bantu cari dulu ya, Agam pasti ada di sekitar sini." Ucap Pak Imam, Anjas dan Pak Imam pun melangkahkan kakinya untuk pergi mencari Agam.

***

Sudah terhitung hampir 2 jam Agam meninggalkan ruang rawatnya, dan belum ada tanda-tanda menemukan Agam. Tim keamanan, Pak Imam, Galaksi geng, dan ALECXO GENG lainnya telah kembali secara bersamaan tanpa membawa Agam bersama mereka.

Tatapan Aqeela tak sengaja melihat anak perempuan satu-satunya yang menunduk sendu. Ia tau Aisya sedang menahan tangis karena hilangnya Agam ini. Aqeela mengerti betapa cemasnya Aisya pada Agam, namun dengan hebatnya, anaknya itu menyembunyikan semuanya.

Aqeela hanya diam tak menghampiri Aisya agar Aisya bisa bertahan pada hal-hal seperti ini. Ia yakin meskipun ia menghampiri putrinya itu, Aisya tidak akan mengeluarkan semuanya. Maka dari itu ia diam dan tetap menatap anak perempuannya itu. Seberapa kuat anak perempuan satu-satunya ini, ia tau sekarang.

"Lo dimana sih, Gam? Kenapa lo seneng banget bikin gw kawatir? Gw nggak mau lo kenapa-napa, gw takut kehilangan lo." Batin Aisya hampir saja merobohkan tembok air matanya.

"Kita belum cari di rooftop, hanya itu saja. Ayo kita-"

Ucapan Diandra terhenti kala matanya melihat seseorang yang sedaritadi mereka cari, yap! Agam. Dengan membawa infus, wajah pucat datar, kaki berjalan lemah, berjalan ke arah mereka. Mereka pun juga menatap apa yang membuat ucapan Diandra terhenti.

A G A MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang