30 || DIA KEMBALI MENYIKSA

1.8K 169 58
                                    

"Kata orang, sabar itu ada batasnya. Tapi firman Allah mengatakan bahwa pahala sabar itu tiada batas."

-ANJAS-

🍁🍁🍁

***

~HAPPY READING~

"Aisyayang." Panggil Alzam mendekati Aisya yang sedang meminum teh hangatnya.

"Paan?" Datar Aisya.

"Perutnya masih sakit nih? Mau Aa' Zam-Zam gendong kek Agam tadi?" Goda Alzam.

"Gak. Ogah gw digendong sama lo, mending sama orang utan." Datar Aisya tanpa dosanya.

"Orang utan muluu.." Gemas Alzam yang tak dihiraukan oleh Aisya.

Hingga akhirnya ia membuka HP nya dan menatap Aisya kembali. Mau ngapain lagi ni bocah.

"Sya, Google lagi eror ya?" Tanya Alzam.

"Kaga tauu."

"Masa gue cari cewek tercantik di dunia gaada foto lo." Ujar Alzam sembari menunjukkan HPnya membuat Aisya mendongak, ia tau apa yang akan Alzam lakukan.

"Maksudnya lu mau bikin gw sadar kalo gw itu kaga cantik, gitu?" Alzam menganga.

"Anjir, gak gitu maksud gue woy! Harusnya lo tuh salting, Syaaa ih! Gue mau gombal, lo malah salah tangkep!" Gemas Alzam sewot membuat Aisya diam-diam menahan tawa dibalik wajah polosnya.

"Oh, ya mana gw tau. Oke deh, gw salting jan kek gitu." Ucap Aisya tanpa ekspresi.

"Telat! Dahlah, lo mah! Romantis cuma sama Agam doang." Gumam Alzam, mampus, dikerjain kan;)

"Oh iya, gue gak liat Tante Aqeela dari abis Isya' tadi, kemana ya? Ini kan acara buat Tante Aqeela, tumben nggak nongol." Ujar Alzam membuat Aisya tersadar.

"Capek kali, trus ke kamar." Jawab Aisya sambil melingak-lingukkan kepalanya mencari sang Mama. "Ntar gw cari Mama gw dulu, lo jaga minuman gw yak." Ucap Aisya dianguki Alzam.

Aisya pun mencari sang Mama di dalam, di ruang tamu, di ruang keluarga, kamar mandi, dapur, kamar, taman belakang, taman depan, halaman depan, kebun, tapi tidak ada tanda-tanda Aqeela ada di sana. Setelah ngos-ngos an cari sang Mama, pada akhirnya ia pun menghampiri Papa nya.

"Permisi. Pa, bisa Aisya bicara berdua sama Papa dulu?" Tanya Aisya pelan dan sopan, sebab sang Papa sedang berbincang dengan tamu.

"Iya, nak. Permisi semuanya." Pamit Anjas dianguki ramah oleh mereka.

"Ada apa, nak?" Tanya Anjas saat mereka sudah hanya berdua saja.

"Mama ke mana, Pa? Kok Aisya nggak liat dari setelah Isya' tadi? Aisya udah cari ke setiap penjuru rumah, tapi Mama ngga ada." Jelas Aisya to the point, karena jujur ia kawatir.

"Bukannya ada di dapur tadi?" Tanya Anjas bingung.

"Ngga ada Mama di dapur, Aisya udah cari tadi." Raut wajah Anjas mulai cemas. "Mama ke mana, Pa??"

"Kenapa, Ais?" Tanya Aidhan yang datang bersama Agam.

"Mama nggak ada di mana-mana, Kak. Kakak sama Agam tau nggak Mama di mana?"

"Mama?" Tanya Aidhan sekali lagi.

"Tadi Agam liat ada di dapur, Pa." Ucap Agam.

"Iya, Papa juga liatnya tadi di dapur. Dia juga pamitnya ke dapur tadi."

A G A MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang