42 || TAKUT KEHILANGAN

768 68 27
                                    

"Jangan menggenggam apa yang tak muat di tangan, jangan mengejar yang langkah kakimu tak akan sampai."

-AUBUL-

🍁🍁🍁

***

~HAPPY READING~

Aisya berlari di sepanjang koridor dengan wajah cemas dan berkeringat, sedangkan Zayn mengikuti Aisya dari belakang. Dalam hati Zayn tidak tega melihat Aisya yang mulai berkaca-kaca saking khawatirnya.

Setelah kelas tadi, Aisya ke perpustakaan untuk mencari buku yang sesuai dengan materi dosennya tadi. Jadi Aidhan dan Alzam pulang duluan.

Tapi setelah sekitar 15 menit mencari buku, Aisya dikejutkan dengan Zayn yang menghampirinya dengan berlari tergesa-gesa dan mengatakan,

"Tante Aqeela..." Zayn menarik nafas dalam, "Tante Aqeela udah pecah ketuban dan pendarahan, Sya!"

Tentu saja mendengar itu, Aisya langsung berlari menuju parkiran. Namun Zayn ingin membonceng Aisya saja, daripada Aisya juga kenapa-napa nanti.

***

"PAPA!" Panggil Aisya langsung berlari ke pelukan Anjas, "Mama, Mama sama Adek-adek bayi gimana, Pah?" Tanya Aisya dengan suara bergetar.

"Tenang, nak." Anjas mengelus pipi Aisya, "Mama kamu lagi diperiksa." Ucap Anjas menenangkan anaknya, padahal ia sendiri sudah sangat hancur.

Ceklek!

Pintu terbuka dari dalam, yaitu seorang dokter. Semuanya langsung menghampiri sang dokter.

"Bagaimana keadaan istri saya, Dok?" Tanya Anjas.

"Nyonya Aqeela mengalami pendarahan hebat, ini sudah sesuai prediksi, Pak."

Anjas mengernyit, "Prediksi? Apa maksudnya, Dok?"

"Saya ingin jujur terhadap kondisi Nyonya Aqeela sejak Nyonya Aqeela dibawa ke sini 2 bulan yang lalu. Setelah kejadian penculikan itu."

"Salah satu bayi dalam kandungan Nyonya Aqeela, dulu sangat lemah, hingga saat ini. Dulu kami sempat menyarankan pada Nyonya Aqeela untuk melahirkan secara prematur saja, mengingat juga kondisi Nyonya Aqeela saat itu tidak baik-baik saja. Jika diteruskan kehamilannya, maka akan berbahaya bagi nyawa Nyonya Aqeela sendiri."

Deg!

Apa ini? Wah, bahkan Aqeela tidak memberitahu mereka semua. Aqeela hanya menyimpan semuanya sendiri?

"Tapi, Nyonya Aqeela tidak mau. Ia tidak ingin, bayi-bayi nya lahir begitu kecil dan belum saatnya. Apalagi dengan salah satu bayinya yang sedang sangat lemah. Saya sudah menjelaskan beberapa kali pada Nyonya Aqeela, namun Nyonya Aqeela tetap ingin melanjutkan kehamilannya hingga 9 bulan, dan ini sebabnya."

Tentu saja semua orang terkejut mendengar hal itu.

"Ya Allah, Aqeela..." Lirih Anjas, "Apa yang kamu lakukan, sayang..." Lirihnya kembali.

"Untuk kantong darah, kami sudah ada dengan jenis golongan yang sama dengan jenis golongan darah Nyonya Aqeela. Kami sudah jadwalkan nanti untuk operasi sesarnya, kalian boleh menemui Nyonya Aqeela sampai waktu yang kami tentukan nanti. Saya permisi." Ucap Dokter tersebut dianguki semua orang.

***

Ceklek!

Pintu dibuka dari luar, membuat Aqeela membuka matanya dan memfokuskan pandangannya ke arah keluarganya. Anjas menghampirinya dan tersenyum sendu.

A G A MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang