50 || MAAF

813 91 15
                                    

"Akhirnya saya menemukanmu saat hati ini telah berlabuh. Dan tolong biarkan saya mencintanya hingga di ujung usia."

-AGAM-

🍁🍁🍁

***

~HAPPY READING~

"AISYA! WOY!" Panggil Zayn sembari berlari ke arahnya membuat Aisya menoleh.

"Lo gue cari-cari dari tadi kemana sih!" Omel Zayn terengah-engah.

"Kenapa?"

Zayn mencoba menormalkan nafasnya, "A-agam,"

Aisya langsung tidak tenang, "Agam kenapa?"

"Dia, huh! Dia-" Aisya langsung berlari menuju arah kamar Agam tanpa mendengar penjelasan Zayn dan meninggalkan Zayn serta orang tua Agam.

Zayn dan orang tua Agam pun juga ikut berlari mengikuti Aisya.

Ceklek!

"Agam?" Aisya membeku dengan apa yang dilihatnya.

Kamar yang Agam tempati kosong, dan di kasur pun keberadaan Agam tidak ada. Dengan air mata sudah membasahi wajahnya, Aisya langsung mencari di setiap sudut kamar inap VIP Agam, takut-takut Agam mentalnya tidak baik-baik saja. Nihil, Agam tidak ada di manapun.

Ia mencari di luar kamar inap Agam di ujung pintu pun, Agam tak ada di sekitar sana.

Ceklek!

Aisya langsung membalikkan badannya saat mendengar suara pintu terbuka. Dan ternyata itu pintu kamar mandi yang ada di dalam ruang inap, menampilkan Agam yang baru saja keluar dari sana membawa tiang infusnya.

Agam pun terkejut melihat Aisya, apalagi gadis itu sedang menangis dan terlihat khawatir. Cowok itu menatap Aisya tak mengerti.

Aisya langsung terdiam dan bernafas tak beraturan. Isakan kecil keluar dari mulutnya, seakan ia sedang menahan tangisnya.

"Kenapa?" Tanya Agam sangat lembut, menyiratkan khawatir pada istrinya itu.

Aisya mengepalkan tangannya, ia menggeleng-geleng. Namun tak terpungkiri ia ingin menangis sejadi-jadinya. Apalagi setelah mendengar suara Agam yang bertanya sangat lembut padanya. Apakah Agam tidak membencinya?

Agam menatap Aisya yang menangis itu sendu, hatinya sangat tak tega. Perlahan ia mendekat ke arah Aisya, dengan tatapan hangat yang tak pernah ia palingkan dari istrinya.

Sudah cukup, Agam tak bisa melihat air mata itu lagi. Cowok itu membawa kepala Aisya pada dadanya. Benar, Agam memeluk Aisya hangat.Yang tadinya ia memeluk dengan tangan tanpa infus, sekarang kedua tangannya langsung menepuk lembut kepala dan pundak Aisya.

Aisya tentu terkejut dengan perlakuan Agam padanya. Gadis itu belum membalas pelukan Agam. Bisa saja Agam marah atau memukul Aisya, tapi lihatlah, Agam malah memeluknya. Apa ini, Gam? Seberapa kuat hatimu sebenarnya?

"Ssttt.. Tenang, Ya Zaujati. Saya di sini..." Bisik Agam lirih mengelus kepala Aisya lembut, membuat Aisya semakin tak bisa menahan tangisnya.

Aisya mengingat bagaimana perlakuannya pada Agam. Meski sebelumnya ia belum tau bahwa Agam adalah suaminya saat itu, tidak seharusnya ia memperlakukan Agam seperti itu. Tidak seharusnya ia egois.

Perlahan, tangan Aisya terangkat pada punggung Agam. Benar, Aisya membalas pelukan Agam. Gadis itu memeluk suaminya dengan erat membuat Agam sontak membeku dan terkejut.

A G A MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang