46 || LELAH?

641 58 9
                                    

"Aku lelah dengan kehilangan."

-AISYA-

🍁🍁🍁

***

~HAPPY READING~

Setelah 1 minggu lamanya dirawat, kini Aqeela sudah berada di rumah. Dari kemarin setelah pulang dari rumah sakit, Aqeela meminta Anjas untuk memijat kepalanya.

Namun permintaannya tidak dituruti karena Anjas ada pekerjaan, dan saat Anjas pulang, Aqeela sudah tidur.

Setelah pulang kerja tadi, tanpa Aqeela minta, Anjas tiba-tiba menawarkan diri untuk memijat kepala Aqeela. Anjas tak menaruh curiga sama sekali, sebab mungkin istrinya memang sedang pusing akibat tragedi beberapa hari yang lalu.

Kini Aqeela dengan rambut tergerai, berdiri di depan cermin besarnya. Senyum yang tak biasa Aqeela perlihatkan, tangan kirinya memegang sebuah rambut.

Bukan, bukan rambut Aqeela, melainkan potongan rambut palsu. Perempuan itu menaruh rambut palsu tersebut diantara rambut-rambutnya. Kita lihat apa yang akan Aqeela lakukan.

Ceklek!

Anjas masuk ke kamar dan menguncinya agar siapapun yang bukan mahram tidak melihat rambut istrinya, meski disengaja maupun tidak disengaja.

"Ayo ini saatnya untuk pijatan kepala." Ucap Anjas sembari merangkul Aqeela.

"Apa Mas Anjas yakin, Mas Anjas bisa?" Tanya Aqeela dengan mimik serius.

Anjas tersenyum, "Hey, saya sudah berulang kali ke salon pijat." Ujar Anjas.

"Oh begitu ya?" Tanya Aqeela, sejujurnya ia sedang menahan tawa.

"Iya, ayo sini."

Anjas menuntun Aqeela ke kasur, lalu mengambil sebuah minyak rambut yang diberikan oleh Bu Novi tadi. "Kamu siap?"

"Eh enggak enggak, tunggu sebentar. Sebelum mulai pijatnya, coba deh Mas Anjas raba-raba dulu rambut Aqeela." Titah Aqeela.

"Kenapa? Bukannya saya sudah sering memegangnya?"

"Udahlah, raba aja kenapa sih." Ujar Aqeela membuat Anjas menurutinya.

Laki-laki itu meraba-raba rambut istrinya lalu tersenyum. Jujur rambut Aqeela sangatlah cantik. Seakan Anjas tak rela jika harus memperlihatkan kecantikan rambut Aqeela ini ke dunia. Biarlah dia saja yang dapat melihat rambut cantik istrinya itu.

"Rasanya lembut kan?"

Anjas tersenyum manis, "Kenapa nggak disimpan di bank saja? Kamu nanti akan dapat bunga yang banyak." Canda Anjas.

"Gak bisa lah, kalo disimpen dibank, Aqeela harus memotong rambut Aqeela dulu dong. Gak akan Aqeela biarin sembarangan orang menyentuh rambut Aqeela." Ucap Aqeela.

Anjas terkekeh lucu dan mulai memijat kepala Aqeela menggunakan minyak rambut.

"Mas tau nggak? Kenapa rambut Aqeela bisa jadi panjang banget?" Tanya Aqeela memulai cerita.

"Kenapa?"

"Dulu, Bunda selalu menyuruh Aqeela buat menggunting rambut, tapi Aqeela nggak pernah mau denger ucapan Bunda. Saking sayangnya, Aqeela bahkan pernah marah ke Bunda karena meminta Aqeela buat potong rambut."

Anjas memijat kepala Aqeela dengan lembut dan jujur saja terasa enak di kepala Aqeela, sembari terus mendengarkan apa yang diceritakan oleh istrinya itu. Lelaki itu bahkan tak melunturkan senyumannya.

A G A MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang