15 || EL

1.5K 141 3
                                    

"Jika bukan sekarang, barangkali nanti, esok, atau lusa giliranmu mendapat bahagia. Sabar ya."

-AISYA-

🍁🍁🍁

***

~HAPPY READING~

Aisya dan yang lainnya pun melambaikan tangannya untuk memberi aba-aba pada El ditambah dengan senyuman mereka. Dan untungnya El melihat itu, ia pun memberikan isyarat agar mereka menunggu di sana. Mobil El pun menyebrang jalan untuk menuju mereka, tapi..

CIIITTTT!! BRAAKK!!

Detik itu pula, perlahan senyuman mereka luntur. Tangan yang tadinya melambai diiringi senyuman, kini perlahan turun dan digantikan dengan tatapan kosong.

Mobil El tiba-tiba ditabrak dari samping oleh sebuah trus besar. Padahal tadinya sepi, namun saat El menyebrang, tiba-tiba truk itu menerjang Mobil El begitu saja. Kini Mobil El terhempas dan berujung di sebuah batu besar, hingga akhirnya Mobil itu hancur.

"OM EL!" Teriak Aisya.

Air mata Aisya tak bisa ia bendung lagi. Kemudian dengan berlari ia menghampiri Mobil El, namun sayangnya Mobil itu meledak membuat Agam dan Aidhan menghentikan Aisya. Aisya terus memberontak untuk bisa menghampiri Mobil El yang sedang terbakar itu, namun tangan Agam dan Aidhan tak melepaskan Aisya.

Beberapa orang berbondong-bondong untuk mencari air, ada yang memanggil pemadam kebakaran, ada yang memanggil polisi, dan ada yang memanggil ambulan.

"Lepasin, kita harus selamatin om El. Dia butuhin kita!" Ucap Aisya meronta-ronta.

Pemadam kebakaran, polisi, dan ambulan pun datang bersamaan. Berbondong-bondong,  petugas pemadam kebakaran dengan cepat mengambil selang mereka dan segera menyemprotkan air ke Mobil El.

"Apa ada orang di dalam mobil tersebut?" Tanya Pak Polisi.

"Iya, Pak. Ada Om nya Aisya di dalam, tolong selamatkan diaa." Ucap Aisya menangis.

"Saya minta maaf jika melukai hati nak Aisya. Tapi, menurut saya tidak ada kemungkinan untuk korban di dalam mobil tersebut bisa selamat. Apalagi katanya mobil tersebut tertabrak, kemudian terhempas jauh dan menabrak batu besar tersebut. Itu sudah memungkinkan nyawa korban tidak akan selamat, ditambah lagi ledakan mobil." Jelas Pak Polisi membuat dada Aisya seakan ditikam benda tajam.

Tiba-tiba hujan pun mengguyur daerah itu dengan cukup deras, sehingga cukup memudahkan untuk mematikan api tersebut. Ketika api itu padam, saat itu pula jasad El terlihat. Tubuhnya hangus, wajahnya penuh luka bakar, dan matanya terbuka.

Dengan tatapan penuh luka, Aisya terduduk lemas bertumpukan lututnya di aspal jalan tersebut, menatap mobil El yang hangus serta jasad El yang mengenaskan. Baru kemarin ia bisa melihat Omnya ini setelah 10 tahun lamanya tak bertemu. Baru tadi pagi juga ia jogging dan berbagi cerita dengan El, sekarang..

Aisya memejamkan matanya, merasakan hatinya seakan ditikam sesuatu yang membuatnya begitu sakit. Diiringi hujan yang begitu deras, saat itu pula air mata Aisya bercampur dengan air hujan tersebut. ALECXO GENG ikut menangis apalagi melihat Aisya seperti ini, mereka benar-benar tidak menyangka bahwa hal ini akan terjadi.

"Ya Allah, mungkinkah ini jodoh Om El?"

***

Di lorong rumah sakit, di ruang tunggu, Aisya duduk dengan tatapan yang kosong. Sorot matanya tercetak jelas kesedihan. Begitupun dengan ALECXO GENG. Jenazah El sedang dioutopsi

A G A MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang