14 || NGEGAS

1.7K 149 5
                                    

Usahakan untuk komen ya, lagi pengen liat komen kalian yang moodboster itu 🙂

***


"I'm just tired but, I can't cry."

-AUBUL-

🍁🍁🍁

***

~HAPPY READING~

Pagi ini, sesuai janji El bahwa ia akan berjogging dengan Aisya. Aidhan juga ingin ikut dengan mereka, pada akhirnya mereka bertiga lah yang berjogging. Mau mengajak anak-anak yang lain, tapi belum ada yang bangun sebab ini masih jam 5 pagi. Jadi hanya Aisya dan Aidhan saja.

Sudah sekitar 30 menit mereka jogging, dan Aisya sudah mengeluh cape. Mereka duduk di sebuah taman, Aidhan pun membelikan minum untuk mereka.

"Gini nih, Aisya jarang jogging sih. Kalo nggak diajak Kak Ai juga Aisya nggak mau jogging." Ucap Aisya.

"Mageran banget sih kamu. Eh tapi tubuh kamu ideal banget loh, diet ya?" Ujar El.

"Makan 3 kali sehari ditambah ngemil dua jam sekali, males olahraga, kerjaannya rebahan ma drakoran, emang itu diet?" El melongo.

"Bener-bener keturunan Aqeela." Gumam El.

"Nih minumnya, Om, Ais." Ucap Aidhan memberikan minuman yang ia beli.

"MAKASIH!" Aidhan menganguk.

El melirik si kembar A itu. Ternyata ada banyak perbedaan juga ya. Si Aidhan lebih pendiam, tapi Aisya lebih cerewet. Itu mengingatkan El akan masa-masa dimana Galaksi geng masih SMA, Aidhan dan Aisya ibarat Anjas dan Aqeela yakan?

"Om, udah punya janda apa belum?" Tanya Aisya membuat El tersedak air mineral kemudian menatap Aisya cengo.

"Bahasa kamu gitu banget, astaghfirullah."

"Maaf, Om. Aisya emang ceplas-ceplos orangnya." Ucap Aidhan.

"Nggak papa, Dhan. Cuma ngingetin aja sama Mama kalian. Aisya bener-bener mirip dengan Aqeela, Om jadi kangen masa-masa di mana Galaksi geng masih muda." Jelas El.

"Iya, Om. Banyak yang bilang gitu juga. Katanya Aisya itu kayak reinkarnasinya Mama, dari kelakuan, sifat, tingkahnya, matanya mirip Mama. Kalo lainnya mirip Papa." Ucap Aisya membuat El tertawa.

"Kalian tau, Papa sama Mama kalian itu kisahnya luar biasa menurut Om."

"Luar biasa gimana, Om?" Tanya Aidhan.

"Anjas dan Aqeela atau biasa disebut AnQeel, mereka itu sebenarnya sahabat sejak mereka masih kecil. Bahkan waktu Mama kalian baru lahir, Papa kalian yang berusia dua tahun itu tidak segan-segan untuk memberikan perhatian pada Mama kalian. Kata Pak Imam lo ya."

"Kemudian mereka berpisah karena Keluarga Mama kalian bermasalah. Mulai dari situ, Mama kalian dibesarkan tanpa kasih sayang seorang ayah. Jujur, Mama kalian itu trauma untuk bersosialisasi dengan siapapun, hingga akhirnya Mama kalian pindah ke SMA yang sama dan bertemu dengan Papa kalian, di usia yang cukup sangat sangat belia."

"Mama kalian diusia enam belas tahun dan Papa kalian diusia delapan belas tahun. Mereka pun-"

"Om El usia dua puluh ya waktu itu? Tua banget." Sahut Aisya.

"Usia Om sembilan belas waktu itu!" Gemas El membuat Aisya menganguk paham.

"Merekapun menikah diusia itu, dan Aqeela juga hamil kalian diusia itu, mana langsung kembar lagi. Kalo kalian kira semuanya baik-baik saja, kalian salah. Pernikahan mereka seiring waktu diuji, namun Papa kalian tidak sedikitpun berpaling dari sisi Mama kalian. Begitupun sebaliknya, mereka saling mendukung satu sama lain."

A G A MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang