41 || KEPERCAYAAN

744 77 16
                                    

"Kamu boleh mencintanya, tapi biarkan ia mencintai pilihannya."

-AISYA-

🍁🍁🍁

***

~HAPPY READING~

"AKHIRNYA, GUSTII!! SELESAI JUGA NI UJIAN GUE!!" Teriak Ano.

"Ujian selesai sih iya, tapi daritadi gue kena sembur Bu Atma mulu anjrit." Gerutu Dewa.

"Iya lah, congor lo udah kayak sapi beranak. Udah tau si Bu Atma itu spek Tante Aqeela," Sahut Zayn.

Aisya mengernyit, "Kenapa jadi bawa-bawa Mama gw?" Tanyanya saat mendengar nama Mamanya disebut.

"Nafas aja udah salah dimata mereka."

"Berisik lo, Jaen! Gimana kuliah lo? Udah ketrima di Universitas Indonesia?"

"Belum gue cek sih. Si Agam gimana? Udah ketrima di Kairo bareng Aksa? Si Aksa udah ketrima, si Agam napa gak calling-calling?" Ujar Zayn.

"Gak tau. Gw belum dikasih tau. Soalnya-"

"PARAH BANGET!!" Aisya terlonjak saat Alzam berteriak, "Si Agam kagak kasih tau pacarnya, ih gilak parah banget. Lo putusin aja, Sya, nggak setia dia." Kompor Alzam.

"Apaan si lo, tolol banget kalo ngomong."

Baiklah, telinga Alzam sudah mulai panas mendengar untaian kata savage Aisya kepadanya. Sebaiknya ia diam saja, manusia satu ini juga spek sang Mama.

"Tinggal nunggu ijazah dah." Imbuh Alzam.

"Trus kita, pisah." Sahut Aidhan.

Semua raut wajah pun berubah. Yang tadinya sinis, kocak, tertawa, kini menjadi sendu. Mengingat beberapa dari mereka akan berpindah ke luar negeri yang berbeda-beda untuk menempuh pendidikan mereka masing-masing.

🍁🍁🍁

2 bulan kemudian...

ALEXCO GENG telah mendapatkan ijazah dan penghargaan mereka masing-masing, dan mereka dinyatakan lulus dari SMA Galaxy.

Lulusnya mereka menandai bahwa mereka akan berpisah negara. Seperti sekarang, keberangkatan Agam dan Aksa yang menjadi perpisahan mereka pertama.

Benar, Agam akan berangkat ke Kairo, Mesir hari ini juga. Kini mereka termasuk orang tua mereka pula sedang berada di bandara untuk mengantar keberangkatan Agam dan Aksa. Termasuk Aisya.

"Semoga sukses, nak." Ucap Pak Imam saat Agam menyalaminya.

"Baik-baik di sana, sayang." Ujar Aqeela pada Agam membuat Agam tersenyum sendu.

Cowok itu melihat ke arah lain seakan mencari seseorang, kedua orang tuanya. Assa dan Sherly sama sekali tak datang untuk mengantar Agam, entah mereka lupa, atau tidak peduli. Pikir Agam yang membuatnya cukup sedih.

Aqeela seakan mengerti perasaan Agam, "Gak usah mikirin yang lainnya, nak." Agam menatap Aqeela, "Mama kamu ada di sini. Sembuhin luka kamu, lalu ketemu lagi sama Mama ya. Mama janji, Mama akan selalu nungguin anak laki-laki Mama ini." Imbuh Aqeela mengelus pipi Agam.

Mata Agam langsung memerah, ia merasa bahwa Aqeela seperti ibu kandungnya. Padahal Bunda kandungnya saja seakan tak peduli meski sekeras apapun Agam mengatakan bahwa ia memaafkan semuanya. Tapi orang tuanya seakan selalu membunuh mentalnya.

A G A MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang