Kookjin, arranged marriage, marriage life;
Tepat di tahun ini, pernikahan mereka berjalan dua tahun dengan suasana yang manis, seokjin yang menurut dan menghormati jungkook ataupun sebaliknya, dengan jungkook yang menghargai seokjin menjadi suami nya.
walau pernikahan mereka hanya bentuk patuh kepada orang tua, di awal musim dingin dengan pesta sederhana, mereka menikah dengan resmi. Hanya dua kali bertemu, pertama perkenalan keluarga, yang kedua kali untuk mencoba baju pernikahan mereka.
Awal nya tidak terima, seokjin sempat menangis di kamar setelah perkenalan, dan diberi tau akan di jodohkan, tapi nyata nya seokjin anak yang penurut, anak bungsu yang tidak bisa mengatakan tidak kepada orang tua nya, jadilah dia disini sekarang selama dua tahun bersama jungkook, rumah mereka dulunya rumah Jungkook, kata nya investasi untuk ke depan, jungkook membeli rumah dari hasil perusahaan yang dia rintis sendiri, semua terasa sempurna dibanding seokjin, yang bekerja di bagian psikologi di sebuah instansi swasta.
Mereka sepakat menikah dengan damai, sama-sama mengikhlaskan keadaan, mencoba berteman dengan keadaan, sebagai kepala keluarga, jungkook bersifat dewasa menjadi teman seokjin, membantu Seokjin saat perlu bantuan, selama dua tahun mereka mencoba dekat, tetapi belum ada kemajuan dalam hubungan mereka yang jungkook rasakan, tangan jungkook melingkupi tangan seokjin saat seokjin berteriak di hari Minggu, tidak sengaja jari nya terluka oleh pisau dapur.
Jungkook tau seokjin trauma dengan darah, "lain kali hati-hati ya", seokjin membuang muka, saat jungkook melepas pegangan tangan nya, menyeret seokjin duduk untuk mengobati luka nya.
Selama dua tahun juga, mereka tidak berhubungan layaknya sepasang orang yang sudah menikah, seokjin mengatakan pertama kali di malam pertama, dan jungkook menyanggupi karena menghargai seokjin, dia tidak akan memaksa ke seokjin, karena dia tidak mau membuat seokjin kecewa begitu saja, semua perhatian jungkook sebenarnya sudah terkunci di seokjin, rasanya akhir-akhir ini ia ingin pulang cepat, melihat seokjin berisik di dapur, dengan cepat dia menggulung lengan kemeja nya untuk ikut membantu, sesekali mendengar suara seokjin yang bersenandung, kesukaan jungkook.
Salah satu kesukaan jungkook satu lagi, mengajak seokjin menemaninya pergi ke ruangan gym nya, seokjin hanya duduk diam membaca buku atau bermain ponsel, padahal telinga nya memerah melihat jungkook yang sedang berolahraga.
Jungkook tau dan seringkali menggoda seokjin dengan perkataan, sampai lelaki manis itu cemberut dan marah, berjalan menuju ke luar ruangan nya tapi selalu ditahan jungkook. Jahil nya jungkook, sebal nya seokjin, jika kesukaan jungkook yang paling favorit saat jungkook merebahkan kepala nya di paha seokjin, tangan seokjin di arahkan jungkook untuk mengelus rambut nya.
Tidak tau apa, terkadang jungkook cemberut, saat di diamkan seokjin yang sibuk membaca data pasien yang akan konsultasi dengan nya, padahal jungkook sudah merebahkan kepala nya di paha seokjin, dengan agak kesal, jungkook berbalik wajahnya berhadapan dengan perut seokjin, di lingkarkan tangannya ke pinggang seokjin.
"Jung"
"Aku memeluk mu, kau saja tidak bisa mengelus rambut ku"Oh ayolah, seokjin tidak berniat mendiamkan jungkook kok, jadi jungkook dapat double attack dari wangi seokjin yang menyeruak sekali di hidung nya dan elusan rambut yang membuat nya mengantuk setelah penat di kantor nya.
"Aku ingin di peluk", jungkook kaget saat kaki nya baru ingin melepas sepatu nya, mereka pulang dari kantor jungkook, karena seokjin mengambil cuti, dia ke kantor jungkook karena itu saja di undang seokjin, mengajak seokjin mencicipi makan siang di kantin kantor nya, tetapi hal aneh terjadi setelah sekretaris nya datang setelah makan siang.
Seokjin duduk di sebelah jungkook di siapkan satu kursi untuk seokjin, sekretaris tersebut padahal hanya meminta tanda tangan, tapi setelah nya seokjin menjadi diam, pertanyaan jungkook hanya di jawab dengan seadanya saja malah terkesan dingin.
Sama hal nya perjalanan pulang, seokjin terdiam melihat ke samping jendela, hanya tersenyum saat jungkook menggenggam tangan nya, lalu melihat ke jendela mobil sampingnya, Awalnya jungkook ingin bertanya sekarang juga, tetapi seperti nya kurang tepat, biarlah selepas makan malam di rumah, jungkook akan bertanya pelan-pelan niat nya.
Jungkook berdiri setelah melepas sepatu, melepaskan mantel jaket seokjin, dan mantel nya, melihat seokjin hanya dengan kaos kaki, sepatu nya sudah di lepas, masih berdiri di depan pintu, jungkook merentangkan tangan nya bermaksud membawa seokjin masuk ke pelukan nya.
"Kenapa hm? Ada sesuatu?", Seokjin terasa pas di pelukannya, memberikan elusan di sekitar punggung nya, saat seokjin menghela nafas berat
"Sekretaris jungkook, mantan Jungkook ya?" Jungkook melepaskan pelukannya, melihat seokjin yang membuat muka nya ke samping,
"Hey tau dari mana?", Jungkook menahan tangan nya di pinggang seokjin, bermaksud menahan seokjin yang lari agar berhadapan dengan nya,
"Orang-orang, bahkan dia membandingkan ku", Jungkook menggeram pelan
"Dia mantan ku dan sekretaris ku dari lama, kami berpacaran waktu sekolah, sudah lama", seokjin mengangguk pelan
"Aku tau, ini pasti khawatir ku yang tidak mendasar"
"Kau cemburu tandanya", seokjin menggelamkan kepala nya di dada jungkook merengek malu, Jungkook tertawa melihat nya,
"Aku ingin dipeluk sepanjang malam", jungkook mengelus pipi seokjin,
"Untuk suami ku, kenapa tidak, kalau kau cemburu aku ingin mengatakan, aku tidak akan kemana-mana, aku sepertinya jatuh cinta pada mu akhir-akhir ini, saat dikantor aku ingin cepat pulang rasanya, hanya melihat mu"
Dan saat itu, seokjin tersadar diri nya telak takut kehilangan jungkook yang seatap dengan nya, telak jatuh cinta saat pemuda itu mendekap nya hati-hati dengan erat, dan seokjin malam kedua setelah perkataan itu, memberanikan diri mengajak jungkook berpasangan layaknya pasangan pada umumnya, selepas makan malam, tiba-tiba seokjin duduk di pangkuan nya dengan wajah nya yang malu malu.
Jungkook menaikkan kaki nya agar seokjin terjatuh, oh tidak seokjin menahan dirinya dengan tangan nya di dada jungkook.
"Ada apa? Agresif sekali, sayang", seokjin makin memerah saat jungkook mendekat ke wajahnya mengecup bibir kecil nya,
"Ehm, aku menyerahkan diri ku, anggap saja malam pertama kita", Jungkook mengelus pinggiran pinggang nya,
"Aku tidak akan melakukannya oke, jika kau tidak mau jangan terlalu memaksaan diri"
Jungkook mengelap keringat yang ada di dahi seokjin
"Aku mau untuk jungkook, Jungkook cinta kan?", Mata Jungkook menatap seokjin dengan berkabut nafsu, sesuatu meletup dalam dirinya,
"Aku bisa jatuh cinta lagi ternyata dengan mu setiap hari, aku akan pelan-pelan, katakan jika sakit", membawa seokjin mencium bibir nya dengan ganas.
.
.
.
Morning...
"Cuti lagi ya, aku izinin nanti", Jungkook melihat seokjin yang berhadapan dengan nya, dengan pose yang sama, tangan jungkook terulur membenarkan anak rambut seokjin yang berantakan,
"Jadi kesiangan", seokjin tertawa pelan,
"Wajar, sakit kan", seokjin mengangguk, tangan Jungkook menelusup ke selimut yang meraka gunakan membawa pinggang polos seokjin mendekat,
"Maaf, sekaligus pagi, aku yang buat sarapan nanti buat seokjin"
"Jung?"
"Hm?"
"Keras lagi?"
"Udah,biarin" Jungkook mencium bahu seokjin yang terlihat kissmark dari nya,"Lagi gak?"
Gas lah masa gak ya gak jung🤓
End
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot;
Random- add jin harem, minyoon, other ships; - bxb - Rated T - M - oneshoot.