Aku merasa suara deburan ombak di arah kanan kiri ku, dan burung camar terdengar di atas langit, membuka mata perlahan lalu aku Aku melihat seorang pemuda, mungkin bisa seumuran dengan ayah ku memakai pakaian serba cokelat seperti pakaian jaman dahulu,pikirku.
Ah aku melihat pakaian ku sendiri aku pun memakai seperti pakaian mereka, terlihat cokelat beberapa bagian, seperti terbuat dari serat kayu, pria sebaya ayahku tadi bertugas meminta tiket di pintu masuk kapal, urutan dari tempatku berdiri hanya berjarak dua orang, aku masih mendengar sayup-sayup orang yang ada dibelakangku antrian untuk masuk ke kapal.
"Tiket anda tuan?" Tanganku tergerak mencari di kantong celana ku.
"Silahkan masuk", tanpa bicara aku berjalan melewati palang pintu masuk dari daratan ke kapal.
Suasana sekitar ku berganti, menjadi orang-orang tidak terlalu ramai mereka umumnya sama berpakaian dengan ku terlihat corak yang sama. Berlalu-lalang kesana kemari ada beberapa orang yang duduk di lantai dan memakan sesuatu, ada yang mengobrol dengan teman nya mungkin dimataku terlihat akrab.
aku menjelajah menimbang aku harus duduk dimana aku hanya sendiri tidak kenal dengan siapapun disini. Peluit kapal berbunyi menandakan kapal akan siap berlayar, aku tau akan hal itu. Langkah ku masih bergerak ke arah belakang kapal dan terhenti saat sesosok pemuda terlihat dari samping, garis rahang nya terbentuk , hidung mancung nya terlihat menarik di mata ku, memakai jaket lusuh berwarna hitam dan kenapa hanya dia yang berpakaian seperti itu?
Pria tersebut berusaha menarik jangkar, sungguh sifat keingintahuan ku membeludak begitu saja. Aku mendekat ke arah nya, mungkin dia terkejut saat aku berdiri di samping nya, saat tangan nya menarik jangkar, otot jari tangannya terlihat dan tubuhnya terkejut sedikit. Tapi dia tersenyum kemudian.
"Hai? Kenapa disini?", Dia tersenyum terlihat pipinya menggembung, untukku dia tampan. "Ehm, aku ingin melihat boleh?", Aku menaruh jari ku di pinggiran kapal, melihat ke arah bawah air laut dan seutas tali untuk jangkar.
"Tentu boleh, ingin menarik jangkar bersama ku?", Pemuda itu memberi ku tali jangkar nya, aku mengangguk sambil memengik kegirangan. Aku menarik di depan pemuda itu, sedangkan pemuda itu menarik talinya di belakang ku. Sepertinya aku tidak membantu sama sekali, karena sepenuhnya kekuatan nya ditarik dari pemuda itu.
"Terimakasih bantuan nya, hmm namamu?", Aku menatap pria itu tengah membereskan tali jangkar tadi, layar di bentangkan terdengar seperti suara bentangan karpet.
"Seokjin, Kim seokjin", aku masih berdiri di tempat dan menatap nya, lalu pria itu mengulurkan tangan nya mengajak bersalaman.
"Jung hoseok, panggil aku hose. Bagaimana jika kita berteman?" "Memang boleh? Kau tidak keberatan?" "Tentu boleh seokjin, jabat tanganku jika kau setuju", tanpa berfikir aku menjabat tangannya, dia tersenyum cerah seperti matahari dan aku tidak bosan sepertinya melihat senyumnya mulai dari sekarang.
Aku diajak nya ke atas kapal, dimana ada beberapa tempat duduk yang kosong dia memberi ku roti selai kacang, kami memakan roti tersebut sambil bercanda sepertinya aku akan berteman baik dengannya, pembawaan nya sesuai dengan ku yang tertawa dan tersenyum. "Kau mau sesuatu yang menarik?", Aku memasang wajah bingung, karena aku tidak tau apa yang dimaksud dengan perkataan nya.
"Kau lucu ya saat bingung seokjin, bisa-bisa nya" "Kau menggoda ku hose? Kau tidak liat muka ku akan sewarna buah delima", "Hahahaha kau lucu tapi saat ku goda", hoseok terlihat tertawa, matanya terlihat menghilang sambil memegang perut. "Jadi, apa sesuatu yang menarik itu?" "Kau mau ku ajari cara membaca arah mata angin?", Hoseok menetralkan nafasnya lekas tertawa. "Entahlah, sepertinya aku tidak terlalu pandai untuk hal ini" "Akan ku buat pandai tentang hal ini, seokjin"
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot;
De Todo- add jin harem, minyoon, other ships; - bxb - Rated T - M - oneshoot.