Mate - 2seok

361 17 1
                                    

2seok, oneshoot, a/b/o, Hoseok alpha, Seokjin omega, fluffy fluffy;

At cafe;

Suasana di dalam kafe bernuansa modern tersebut terlihat ramai, jika bukan karena Jimin, teman alpha-nya yang memaksa untuk datang merayakan Jimin yang kemarin bertemu dengan mate-nya.

Akhirnya kawanan alpha-alpha yang di gandrungi seantero kampus berjumlah empat, diantaranya Hoseok, Jimin, Taehyung dan Namjoon, barulah Jimin seorang yang menemukan mate-nya.

"Hos sini" Suara khas Jimin membuat Hoseok menoleh, empat sekawan kecuali Hoseok duduk melingkar ditengahnya meja kecil ala-ala kafe.

"selamat anjay, Park Jimin official bucin" Hoseok mengapit kepala alpha park temannya satu prodi, ikut senang tentunya.

"udah gak bisa ikut kita nongki malem lagi kayaknya" Ucap Taehyung sambil menyesap minumannya.

"tergantung Jimin bucin enggaknya" Namjoon hampir di lempar pemantik api kesayangan Jimin diatas meja.

"tunggu aja kalian pasti juga pada bucin, kalau dah pada ketemu"

"gw gak ngarep dekat-dekat ini sih"

"hos, pesen gih"

"siap, kan mau nguras dompet lo" Hoseok melihat ke seluruh penjuru kafe yang ramai, mencari *waitress* yang terlihat agak kewalahan.

"mbak !!" Berseru sedikit, sampai waitress dengan rambut sebahu me-notice Hoseok, memberikan menu dan siap mencatat apa yang dikatakan alpha yang tengah serius membolak-balikkan menu.

Saat dia membaca, ada aroma yang tiba-tiba nenusuk hidungnya, rasanya sangat manis dan segar seperti gulali.

"apa ada menu gulali di sini?"

"maaf kak, untuk saat ini gak ada"

Hoseok kira aroma tersebut berasal dari salah satu menu yang ada di kafe ini, beberapa menit sampai kawanan Hoseok mengobrol, aroma tersebut hilang bersamaan beberapa pengunjung kafe pulang.

Mungkin Hoseok lain kali akan membeli gulali kecil.

---

beberapa minggu kemudian

Hoseok kira saat ia memilih Teknik Mesin untuk keberlangsungan masa depan, dan ia tertarik dengan mesin-mesin sewaktu duduk di sekolah menengah atas sudah cukup membuat nya yakin masuk ke prodi tersebut.

Tapi salah, Alpha yang dikenal periang ini sudah duduk di semester tiga, tepat nya diujiem salah satu universitas terbaik di kotanya.

Hosoek berdecak kala dirinya harus membuka payung, melewati beberapa taman karena ia memarkirkan motornya di dekat gerbang kampus, Hoseok hampir terlambat dan sudah di pastikan parkiran motor di depan prodinya sudah penuh.

Mata kuliah termodinamika hari ini membuat kepala lumayan panas, walaupun cuaca sedang bersahabat bagi orang-orang yang bergumul di dalam selimut.

Ia melihat motornya saat keluar dari gedung kampus.

Deja vu

Langkah nya membelok ke depan gerbang saat aroma gulali tercium, tetapi aromanya berbeda kali ini.

Ternyata wanginya kemarin berasal dari pemuda dengan seragam sekolah yang ada diseberang kampus ini, pemuda kecil tersebut mengenakan mantel merah muda tangannya memegang payung nya di halte tanpa atap.

Wajahnya terlihat sedikit sedih, saat pemuda tersebut menyadari atensi Hoseok, dia menoleh, keduanya saling berpandangan.

mate

Saat mereka bertatapan, ada sesuatu seperti getaran di jantung mereka.

Pemuda tersebut beberapa detik terdiam, lalu segera memutus kontak mata-nya dengan Hoseok.

Aduh gemas, aroma gulali yang tadinya asam kembali menjadi gulali manis, sama seperti yang Hoseok temui di kafe waktu itu.

Pemuda tersebut menunduk malu, pipinya yang chubby penuh semburat garis merah, merah nya kontras dengan warna mantel nya.

Hoseok harus menarik ucapannya dengan Jimin, kalau mate-nya begini ia akan minta kepada moon goddes untuk cepat bertemu.

"hai" 

Sumpah, Hoseok dapat melihat semburat merah bertambah merah sampai ke belakang telinga-nya, 

"uhm hai"

Uluran tangannya diterima, tidak lama karena mereka sama-sama terkejut aliran aneh saat tangan mereka bersentuhan.

"Kim Seokjin" Hoseok melihat name tag di seragam sekolahnya.

"i-ya" Hoseok tersenyum lebar, membuat Seokjin sedikit rileks andai Hoseok tau, Seokjin sangat sangat sangat rileks saat ini, feromone dark chocolate milik Hoseok memenuhi rongga hidung nya, rasanya sampai ke otak.

Yang ada di pikiran Seokjin, hanya pemuda didepannya, bagaimana cara bertanya nama mate ya....

"nama ku Jung Hoseok"

Seokjin mengangguk mengintip pelan dari balik poni yang hampir menutupi matanya, kembali menatap kebawah –

Demi cokelat yang bertumpuk di kamar Seokjin, mate nya sangat tampan apalagi saat tersenyum...

"boleh panggil kak hoseok?" Aduh rasanya jika ada ulat bulu yang bergoyang di hati Hoseok, mungkin sudah bergoyang sedari tadi.

Suara kecil tapi merdu memanggil nama Hoseok.

"boleh dong, tapi Seokjin kenapa, sebelumnya feromon mu maaf seperti gulali asam, tapi ini sudah tidak"

"ehm aku ada masalah di ujian ku kak" 

Sialan ujian apa yang membuat matenya kesusahan !

"tapi gapapa kok kak, maaf ya kalau ganggu" Hoseok tertawa pelan.

"mana mungkin ganggu, kalau ada sesuatu dengan feromon, tentu kau bisa minta tolong kepadaku"

"ah anu maksudku, mungkin aku bisa membantu" Seokjin yang memikirkan tidak-tidak, masih dengan mengintip malu-malu menganggukan kepala.

Hoseok hampir berbicara kembali sampai mobil berwarna silver, berhenti di depan halte.

"kak, aku harus pulang" 

Padahal Hoseok ingin menawarkan tumpangan sekalian pendekatan.

"nomor-mu, nanti aku hubungin kalau udah dirumah" Hoseok melihat jari lentik Seokjin yang menekan beberapa tombol angka di ponselnya.

---

"tadi temen kamu? gak pake seragam dia"

"hehe mama, dia mate Seokjin"

"ah anak mama udah gede ya"

Seokjin tertawa di kursi penumpang, menempelkan telapak tangannya di pipi nya yang masih samar memerah.

Aroma dark chocolate mate nya masih membekas, Seokjin kan jadi tertawa pelan rasanya seperti tangan Hoseok menangkup pipinya.

Membayangkan nya saja membuat Seokjin senang.

"astaga senang sekali ya, feromon gulali penuh nih baunya di mobil"

Membiarkan ibunya mengoceh, Seokjin lebih memilih memandangi layar ponselnya menunggu Alpha-nya menghubunginya.

.

.

.

.

.

.

end.

Oneshoot;Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang