11 - Retak?

50.6K 2.3K 97
                                        

HAPPY READING

"WOY! GILA LO ANJING!"

_________

Suara bariton itu langsung mengalihkan perhatian tiga cewek yang sedang melakukan aksi pembullyan kepada siswi bernama Nazwa. Terutama Clara yang langsung menghentikan niatnya untuk menampar pipi Nazwa kembali. Cewek itu menatap remeh ke arah cowok yang baru saja datang dan meneriaki nya. Berani sekali cowok itu menghentikan aktivitasnya.

Laki-laki yang baru saja datang langsung saja berjalan menghampiri Nazwa yang terduduk lemah di lantai dengan kondisi yang sangat memprihatinkan. Lihat saja badannya basah kuyup dan rambutnya sudah acak-acakan. Tidak hanya itu, tangan, pipi dan dagu juga ada bekas memar. Sudah bisa dipastikan menurut laki-laki itu bahwa Nazwa telah di-bully.

Nazwa langsung saja memeluk tubuh laki-laki yang baru saja sampai. Tidak peduli dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. "Dion... Sakit hiks" rintih Nazwa yang memang merasakan kesakitan di seluruh tubuh nya.

Dion mengusap pelan punggung cewek itu. Kasihan sekali teman nya diperlakukan seperti ini. Memang benar, cinta itu buta. Tidak mandang siapapun.

"Lo yang tenang ya? Gue ada di sini buat lindungin lo. Lo aman sama gue. Nggak usah takut, ada gue disini" ucap Dion menenangkan Nazwa.

Kemudian laki-laki itu melepaskan jaket yang sedang dia kenakan. Lalu, jaket tersebut ia pakaikan di tubuh Nazwa supaya bisa mengurangi rasa kedinginan cewek itu.

"Drama!" sinis Clara pelan.

Setelah memasangkan jaket dengan benar, Dion bangkit dari duduknya. Ia menghampiri Clara yang sedang berdiri sembari menyilangkan tangannya. Laki-laki itu tersenyum smirk ke arah cewek itu.

"Tangan, hati, mata, bibir, kaki, semua yang ada di diri lo emang busuk Clar! Kakak kelas kelakuannya nggak bisa di kontrol banget. Kelakuan lo itu mirip kek dakjal beneran deh." sinis Dion.

"Yang lo bilang dakjal itu dia, bukan gue!" sangkalnya dengan menunjuk tubuh Nazwa yang sangat lemah.

Plak

"Ups! Sorry gue kasar sama cewek ya?. Tapi masalahnya tangan suci gue ini udah tepat mendarat di pipi jelek lo deh" sinis Dion.

Clara memegangi pipinya yang terasa panas. Sungguh tamparan Dion bukan tamparan yang main-main. Ini sangat sakit. Clara menunjuk muka Dion dengan jari telunjuknya. "Lo---"

"Apa, hm? Mau lagi? Iya? Sini gue tampar lagi kalo lo masih mau ditampar sama tangan suci gue" potongnya.

Clara emosi. Dia benar-benar emosi karena Dion telah membela Nazwa dan berani menampar pipinya.

"Lo ini apa-apaan sih Yon?! Main tampar-tampar anak orang segala. Inget, lo cowok yang nggak seharusnya main tangan sama cewek." ucap Aldo tiba-tiba yang datang dari arah belakang.

Dion tersenyum smirk. "Buka mata lo Mas Aldo yang tampan! Apa mata lo katarak? Lihat ke belakang! Lihat pacar lo yang telah di bully habis-habisan sama sahabat atau selingkuhan lo itu. Lihat wahai Aldo yang terhormat!" ucap Dion muak.

Buru-buru Aldo menghadap ke belakang dan langsung mendapati pacarnya yang terduduk lemas dengan kondisi yang acak-acakan. Dia pun langsung menghampiri Nazwa.

"Nazwa? Kamu kenapa?" panik Aldo yang melihat ada bebarapa luka lebam di area muka sang pacar.

Dion yang mendengar itu tentu saja geram. Tadi kan dia sudah mengasih tahu kalau Nazwa baru saja di bully oleh sahabatnya sendiri. Apakah telinga Aldo itu sudah tidak berfungsi? Pikirnya.

PACARKU CUEKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang