09 - Lembut Seperti Sprei Bonita

48.4K 2.4K 41
                                    

•••••
HAPPY READING READERS
•••••

Dua remaja dengan pakaian seragam sekolah identitas memasuki pertigaan yang bisa dibilang jalan menuju rumah Nazwa. Laki-laki yang mengendarai motor KLX itu membelokkan stang motor ke arah kiri. Setelah itu, dia berhenti tepat di depan rumah Nazwa. Laki-laki itu membuka kaca helm full face dan membantu Nazwa turun dari sepeda motor.

Nazwa sedari tadi dibuat bingung dengan sikap Aldo yang dari siang bersikap lembut dan manis padanya. Entahlah tidak ada angin tidak ada hujan bisa berubah mendadak seperti itu. Bahkan ia rela mengabaikan Clara yang menunggunya dan lebih memilih mengantar dirinya ke rumah. Tapi tidak apa, jadi hari ini wanita kunti itu tidak mengganggu hubungannya.

Nazwa menatap cowok di depannya dengan tatapan lekat dicampur heran. "Aldo? Kamu kenapa mendadak jadi manusia lembut kaya sprei bonita siang ini?" tanyanya penasaran sekaligus heran.

Berbeda dengan Nazwa yang menampilkan muka heran dan penasaran, Aldo malah tersenyum tipis-tipis. Buku kumis yang tipis ditambah lesung pipi membuat aura ketampanannya meledak. "Lah emang gak boleh? Masuk sana. Mandi dan itu roknya di cuci." ucapnya menyuruh masih dengan senyum yang sama.

Melihat Aldo yang tersenyum dan menatapnya seperti itu membuat Nazwa salah tingkah. Tapi setelah mendengar kata terakhir dari pacar cueknya, ia membatin. 'Roknya dicuci?' batinnya dalam hati. Nazwa melihat pacarnya yang menatapnya lekat. Ia sama sekali belum bisa meresapi apa makna rok di cuci. "Ha? Maksud kamu?" tanyanya bingung.

"Rok kamu ada bercak merah nya, makanya di cuci. Habis itu mandi yang bersih, terus istirahat. Jangan marah-marah mulu, nanti malah lebih deres" ucap cowok itu dengan senyum simpul.

Deg!

Jantung Nazwa tiba-tiba berdetak tak karuan. Ternyata dibalik perlakuan pacarnya tadi, ada sesuatu yang terjadi. Memalukan sekali! Kenapa bisa bocor segala? Mana di depan pacar lagi.

Nazwa terus menatap Aldo tidak berani berkata-kata apapun. Karena sebelum-sebelumnya, ia belum pernah bocor di depan sang pacar. Ia juga takut waktu jalan pulang tadi ada yang melihat. Bisa-bisa dirinya ditertawakan dan diomong sama banyak orang. Ini sungguh memalukan.

Seolah tau apa maksud Nazwa memandangnya dari tadi, cowok itu tersenyum. "Aku doang yang lihat. Yang lain nggak lihat kok. Tadi kan aku jalannya di belakang kamu." ucapnya masih dengan nada yang lembut, tidak cuek.

Nazwa bernafas lega. Untung saja Aldo berjalan dengan badan yang menutupi dirinya. Jika tidak, pasti banyak yang melihat noda merah dan yang pasti akan ada sesi ghibahan tentang dirinya di hari esok. Cewek itu tersenyum manis kepada pacarnya. "Makasih ya" ucapnya.

Aldo menganggukkan kepala dan berdehem sebagai jawaban. Kemudian cowok itu pamit pulang karena hari sudah mulai sore. Sebelum pergi, tak lupa Nazwa mengatakan terimakasih untuk yang kesekian kalinya. Lagi dan lagi Aldo berdehem dan tersenyum tipis-tipis kepadanya.

Setelah motor Aldo sudah tidak terlihat, Nazwa bergegas masuk kedalam rumah menuju toilet. Ia langsung mengambil detergen dan menuangkannya pada ember. Kemudian ember berisi detergen tadi ia isi dengan air hangat. Setelah menunggu selama beberapa menit, ia mencuci roknya menggunakan tangan dengan alat bantu sikat khusus untuk mencuci pakaian.

Di sela-sela mencuci baju, cewek dengan kaos oblong berwarna biru muda itu menggerutu dan terus saja menyalahkan dirinya sendiri. "Lo ceroboh banget sih Naz! Kenapa bisa lo haid nggak tau, sampai bocor gitu. Oon banget jadi orang! Astaghfirullahalazim" ucapnya.

Ibu Nazwa yang tidak sengaja melewati kamar mamdi, tentu saja mendengar putrinya ngomel-ngomel sendiri. Ia pun masuk kedalam kamar mandi dan melihat putri kesayangannya sedang mencuci baju sambil ngomel-ngomel. "Ini kenapa anak bunda ngomel-ngomel sendiri? Ada masalah di sekolah?" tanya wanita tersebut.

PACARKU CUEKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang