HALLO TEMEN-TEMEN, APA KABAR KALIAN SEMUA?
MAKASIH BANYAK YANG UDAH MAU MAMPIR BACA, VOTE SERTA KOMEN CERITA INI.
GA NYANGKA BANGET KEMARIN HARI APA GITU, NOTIFNYA JEBOL KARENA KALIAN HEHE.
SEMOGA KALIAN SEMUA SUKA YA SAMA CERITA INI YA
♡♡
✦HAPPY READING ALL✦
♡♡Di ruang BK kini sudah ada dua orang yang sedang duduk dan mulai pembicaraan. Mereka adalah Ibu Clara dan guru BK bernama Sidiq. Kedua orang itu sedang berbicara empat mata dengan serius. Bahkan kalimat protes mulai dilayangkan oleh sosok wanita tersebut.
"Begini Bu, jujur saya sangat kecewa dengan anak Ibu. Karena apa? Karena dia merupakan anggota OSIS dan menjadi wakil ketua yang tidak seharusnya membully murid di sekolah ini. Itu bisa membuat contoh yang buruk bagi murid yang lain. Ya saya tau, itu adalah hal wajar bagi remaja. Tapi, kewajaran itu sama sekali tidak bisa dibenarkan karena merupakan tindakan yang tidak baik. Saya kasih dia teguran keras, supaya anak Ibu jera. Sudah beberapa kali dia terlibat kasus pembullyan siswi di sekolah, tapi masih kami berikan maaf dan kasih dia kesempatan lagi. Tapi untuk kali ini, pihak sekolah sudah tidak bisa mentolerir kelakuan anak Ibu. Pasti Ibu juga sudah tau apa yang pihak sekolah kasihkan pada anak Ibu, yaitu skors 2 minggu dan dikeluarkan dari anggota OSIS. Jika dia melakukan kesalahan yang sama satu kali lagi, kami tidak segan-segan untuk mengeluarkan anak Ibu dari sekolah ini." ucap pria itu panjang lebar.
Wanita paruh baya itu malah tersenyum sinis. "Lah bapak tau hal itu wajar bagi remaja, tapi kenapa bapak malah skors anak saya? Saya nggak terima kalo gitu. Heh, Pak, cemburu itu wajar kan. Semua orang juga pasti ngerasain cemburu kalau lihat orang yang dia sayang malah deket sama orang lain dan pastinya akan melakukan apapun itu kan?" sinis Ibu Clara.
Memang anak sama Ibu sama saja. Keras kepala!
Pria tersebut hanya mampu geleng-geleng kepala mendengar ucapan wali murid di depannya. "Bu, coba Ibu berfikir. Jika anak ibu yang berada pada posisi anak yang kena bully, apakah Ibu akan terima jika pelakunya dibiarkan begitu saja tanpa diberikan hukuman? Bahkan korban sampai mengalami retak jari akibat ulah anak Ibu. Apa Ibu bisa menerima semua itu?" tanya Pak Sidiq tak kalah sinis dengan wanita itu.
Wanita bernama Diana bungkam. Benar juga apa yang dikatakan oleh pria itu. Kalau anak nya yang berada di posisi korban, pasti dia tidak akan terima kalau pelaku dibiarkan begitu saja tanpa diberi hukuman. Tapi dia tidak mau menanggung malu karena telah berucap seperti tadi. Dia akan membela diri dan terus berusaha membujuk pria itu supaya anaknya tidak di skors dan dikeluarkan dari organisasi sekolah.
"Ya saya tidak peduli. Yang terpenting anak saya tolong jangan di skors dan jangan dikeluarkan dari organisasi sekolah. Gini deh, kalo bapak mau meringankan semua hukuman anak saya, saya akan kasih apapun yang bapak minta." ucap wanita itu.
Lagi-lagi pria itu hanya geleng-geleng kepala sambil tersenyum. Sudah biasa bagiku mendapati ibu-ibu dan bapak-bapak yang menyogok dirinya jika anaknya terkena masalah. Tapi, dia adalah guru yang berpegang teguh pada keadilan dan kejujuran. Jadi ia tak akan pernah terbawa suasana. Mau apapun godaan dan tantangannya.
"Maaf Bu, saya tidak bisa. Saya adalah seorang guru yang menjalankan tugas sesuai peraturan. Sudah, tidak usah membujuk saya dengan apapun karena itu hanya buang-buang tenaga dan percuma" balas Sidiq.
"Pak, ayolah tolong saya. Memangnya bapak tidak mempunyai rasa kasihan sama anak saya? Dia baru aja jatuh dari tangga loh kemarin" ucapnya terus memohon.
"Mungkin itu karma" sahut Pak Sidiq.
Ucapan dari pria itu tentu saja membuat emosi Diana memuncak. Tapi Sidiq langsung membicarakan intinya dan menyudahi pertemuan antara guru dan wali murid.
KAMU SEDANG MEMBACA
PACARKU CUEK
Fiksi Remaja"Aldo tungguin ih!" "Lelet." *** "Aldo bantuin, berat." "Manja." *** "Aldo, Nazwa pusing." "Lemah." *** "Aldo, kaki Nazwa kesleo. Kamu bisa nggak papah Nazwa sampe ke depan kelas?." "Ck! Nyusahin!" *** "Aldo, Nazwa capek." "Istirahat." *** "Aldo, Na...