HALLO TEMAN-TEMAN! APA KABAR? SEMOGA SEMUANYA SEHAT SELALU YA, AMIN YRA🙏
MAKASIH YANG MASIH MAU STAY BACA DAN MEMBERIKAN VOTE SERTA COMMENT😍
TANPA LAMA-LAMA SILAHKAN BACA😘
•┈┈┈••✦ ♡ ✦••┈┈┈•
HAPPY READING
•┈┈┈••✦ ♡ ✦••┈┈┈•Beberapa Minggu Kemudian......
Hari-hari, Nazwa mulai membiasakan diri untuk tidak membahas Aldo. Entah itu di rumah, di sekolah, maupun di tempat tongkrongan dengan teman-teman. Yang ia lakukan hanyalah diam, merenung, dan bermain handphone untuk menulis note di HP. Hal itu tentu saja membuat teman-temannya merasa aneh. Nazwa yang biasanya ceria dan selalu cerewet ketika sedang berkumpul, minggu-minggu ini malah menjadi orang yang pendiam, tidak banyak omong.
Dua hari lagi, Aldo akan melaksanakan ujian kelulusan. Hanya tinggal beberapa minggu ia berada di sekolahnya. Bahkan, seperti yang sudah kalian ketahui, Aldo akan kuliah di salah satu universitas ternama di luar negeri, yaitu Amerika.
Saat ini mereka---cewek-cewek sedang berkumpul di rumah Fina. Mereka sedang duduk dan bercerita tentang suasana sekolah dan bercerita tentang pasangan masing-masing. Bahkan, Fina yang tadinya jomblo abadi, sekarang sudah memiliki kekasih, dan jangan lupakan kebucinan mereka berdua. Pastinya cowok yang menjadikan Fina bucin adalah cowo yang ia cintai dari lama. Kalian pun tentunya sudah tau. Aldi.
Kini Nazwa sedang duduk di antara gerombolan teman-temannya namun dengan pikiran yang jauh dari mereka semua. Teman-teman Nazwa mulai mengajak ngobrol Nazwa supaya mau berbicara. Tidak diam seperti ini. Mereka tidak suka. Sangat tidak suka. Ia menginginkan Nazwa yang dulu. Nazwa yang terlihat ceria, bukan Nazwa yang terlihat menderita.
"Wa, jangan diem mulu napa deh. Coba tes suara lo sekali-kali. Kasihan pita suara lo kalo nggak digunain. Gue takut nanti ada yang bermasalah sama pita suara lo" suruh Fina.
Suruhan atau perintah dari Fina mampu membuat Nazwa mendongakkan kepala untuk melihat wajah cewek itu. Namun, selang beberapa menit Nazwa melanjutkan aktivitasnya kembali. Enak saja, lagian dia juga ngomong kok. Bukan diam seharian.
"Nunduk lagi. Lo main apaan sih di handphone? Jadi penasaran kan gue. Apa jangan-jangan lo lagi chatan sama om Burhan ya?" ceplos Hilwa.
Mendengar pertanyaan Hilwa membuat Nazwa tidak habis fikir. Emang dia segabut itu ya? Karena malas teman-temannya membahas hal yang lebih-lebih, akhirnya ia menjawab iya saja. "Ya!" jawab Nazwa singkat.
"OMO OMO, NAZ! JANGAN GITU DONG! JANGAN MAU SAMA OM OM. GUE NGGAK MAU TAU!" teriak Kiena.
Nazwa menghembus nafasnya. Yakali dia mau sama om-om. Ada-ada saja. Eh, kalau om-om nya ganteng dan tajir sih gapapa ya, hahahah.
"Btw Naz, denger-denger Aldo mau kuliah di luar negeri ya?" tanya Hilwa.
Pertanyaan yang keluar dari mulut Hilwa tentu saja membuat Nazwa terdiam sejenak. Mencermati kata demi kata yang terucap dari mulut cewek tersebut.
Nama yang sudah tidak mau lagi ia dengar, sekarang malah terdengar dengan begitu licin. Dilanjutkan dengan kabar yang tidak mau ia dengar. Ia mati-matian berusaha untuk ikhlas menerima bahwa Aldo akan pergi jauh meninggalkan dirinya di sini. Ia tidak menyangka. Karena apa? Karena dulu Aldo pernah bilang kalau dirinya tidak akan melanjutkan sekolahnya di luar negeri, melainkan di negara sendiri.
Supaya tidak terlalu terlihat masih memikirkan cowok itu, Nazwa hanya diam. Ia tidak merespon ucapan Hilwa kali ini. Ia tidak mau membuat ibunya kecewa. Pasti kalau dia masih membahas cowok itu, Ibunya akan mengetahui dari Fina. Karena setiap pulang sekolah atau nongkrong, ibunya selalu bertanya mengenai hal-hal yang bersangkutan dengan Aldo. Fina yang tidak mau berdosa, ia pun harus jujur.
KAMU SEDANG MEMBACA
PACARKU CUEK
Teen Fiction"Aldo tungguin ih!" "Lelet." *** "Aldo bantuin, berat." "Manja." *** "Aldo, Nazwa pusing." "Lemah." *** "Aldo, kaki Nazwa kesleo. Kamu bisa nggak papah Nazwa sampe ke depan kelas?." "Ck! Nyusahin!" *** "Aldo, Nazwa capek." "Istirahat." *** "Aldo, Na...